30. Masa kehamilan.

17.7K 641 51
                                    

Hamil muda membuat nafsu makan ku bertambah bahkan pipi ku terlihat cuby sekarang. Sehari aku bisa makan delapan kali. Aku khawatir dengan nafsu ku yang meningkat. Tapi Kak Fey justru membiarkan aku makan banyak. "Tidak apa-apa nanti kalau dedeknya sudah besar baru makanya lebih di atur lagi. Enggak usah takut gendut kamu tetep cantik kok selama kamu jadi diri sendiri." Katanya. Kak Fey memanjaku dengan memasakanmakanan kesukaan ku semenjak hamil jika Kak Fey punya waktu senggang dia akn emamasakan makanan ku. bahkan di rumah di mestock cemilan ku di rumah seperti keripik pisang, kue bolu dan snack ringan lainya. Selama Kak Fey di rumh dia yang membuatkan susu hamil untuk ku. pokoknya aku dilayani seprti ratu deh enggak boleh mencuci, bersih-bersih rumah kalau Kak Fey lagi tugas Kak Fey meminta tolong pada ART di rumah mami untuk menggantikan tugasnya.

Selama hamil aku menjadi cengeng sekali semua permintaan yang aku mau harus di turuti kalau tidak aku akan menangis. Aku juga tidak tahu kenapa. Waktu aku kerja entah kenapa aku malas sekali lihat mukanya Aldo dan aku mengambil bantalan kecil di sofa lalu memukul kan  nya ke wajah Aldo dengan bantal membuat sang empu lari terbirit birit. Pokonya aku enggak mau lihat wajah Aldo. Aku juga hobi melorotin Chan dengan meminta dia membelikan apa yang aku mau setiap hari.

Pernah juga aku pengen banget martabak manis tapi Kak Fey sedang tugas aku menyuruh Chan dan Aldo membelikan martabak manis toping kelengkeng coklat. Pokoknya Aldo dan Chan sebagai pengganti Kak Fey kalau si kakak sedang tugas. Sebanarnya Kak Fey menyuruhku untuk menghubungi Om Radit kalau pengen apa tapi karena aku belum dekat dengan Om Radit. Jadi aku enggak berani.

Weeked ini aku dan Kak Fey akan pergi ke ragunan aku pengen sekali lihat singa gara-gara nonton film The Lion. Kami bertemu dengan Om Yudha dan kekasihnya mungkin. Om Yudha merupakan anggota yang paling dekat dengan Kak Fey terkadang jika Kak Fey berhalangan menjemputku maka Om Yudha yang di utus. Setelah puas melihat banyak hewan kami memutuskan makan bersama di rumah makan. Kekasih nya Om Yudha ini amsuh muda sekali dia baru semester tiga di sebuah universitas negeri namanya Hanbi. Namanya kaya manatan personilnya ikon saja.

"Hanbi nanti main kerumah Mbak ya. Kita ngobrol-ngobrol disana." Pinta ku ke Hanbi.

"Iya Yud di ajak main kerumah nanti Hanbi Yud. Biar jadi teman Fi di rumah masa teman istriku cowok semua. Kalau ada Hanbi nanti boleh lah minta tolong temani Fi dirumah kalau aku tuga ya Hanbi Yuda." Tambah Kak Fey.

"Boleh kok Mbak Fi Mas Fey. Nanti Mbk tinggal telfon atau chat kalau di rumah sendiri." Ucap Hanbi.

"Iya Bi makasih ya."

"Ijin mendahului Bang saya harus mengantarkan Hanbi pulang karena jam ijin saya sudah habis."

"Ya sudah cepat di pulangkan."

"Siap bang."

"Kalau udah yakin sama yang ini langsung saja. Enggak usah sama si yang itu kalau aku lihat kayanya cuman deketin kamu karena seragam kamu." Bisik Kak Fey pada Om Yudha.

"Siap bang minta doanya ."

Setelah kepergian Hanbi dan Om Paksi kami memutuskan untuk pergi ke mall membeli kebutuhan rumah yang sudah habis. Kak Fey mengambil troli lalu menyusulku yang tengah memilih buah apel.

"Beli dua kilo langsung saja."

"Boleh deh. Buahnya seger-seger." Lalu aku mengambil dua kilo apel.

Selanjutnya kami membeli kebutuhan dapur. Belanjat dengan Kak Fey malah bikin pusing ini pertama kalinya dia menemaniku belanja. Kak Fey mengambil barang tanpa melihat harganya enggak takut sama totalan nya nanti apa. Dan parahnya lagi Kak Fey hendak memilihkan pembalut untuku.

"Kak Fey Fi kan lagi hamil jadi engga butuh pembalut dulu."

"Oh iya ya."

Saat pembayaran di kasir aku tenganga melihat jumlah total belanjaan kami jika biasanya aku hanya menghabiskan paling banyak 350 ribu justru bersama Kak Fey menjadi 775 ribu. Apa saja yang di ambil Kak Fey kok bisa banyak sekali. Setelah membayar kami langdung menuju parkiran. Aku terus mengomeli Kak Fey yang tak meperhitungkan pengeluaran.

"Udah dong sayang . Maafin Kakak deh besok enggak ngulangin lagi. Kakak bakal tanya dulu sama Fi sebelum mengambil."

Sampai di mobil Kak Fey membukakan pintu untuk ku. setelah itu Kak Fey meletakan barang belanjaan di jok belakang karena bagasi kami kecil jadi di taruh di jok belakang. Aku mengatur nafas ku semenjak hamil aku mudah sekali lelah. Kak Fey masuk kedalam mobil ianga memasangkan selfbet ku sebelum memasang miliknya.

"Capek ya sayang." Ucapnya.

"Enggak kok. Kalau pergi sama Kak Fey Fi enggak capek. Cuma dedeknya yang mungkin kurang semangat."

Kak Fey mengelus perutku yang sudah membuncit. Kehamilan ku sudah jalan enam bulan.

"Oh iya mama menyuruh kita kerumah katanya di suruh ambil mangga."

"Ya sudah kita kerumah mama dulu. Fi juga kangen sama papa."

Kami pun pergi kerumah papa terlebih dahulu. Kemarin papa pergi ke Semarang ada tugas disana. Papa bilang papa membelikan mangga padaku. Sampai dirumah papa. Aku melihat mobil yang sangat ku kenal. Kak Fey menuntun ku masuk kedalam. Saat sampai di depan pintu aku melihat para mantan. Mama berjalan menghampiri kami.

"Aduh anak-anak mama sudah pulang. Bagaimana kabar cucu mama ini." Mama mengelus perut ku. aku melirik kemantan mantan yang mentap ku.

"Cucu mama sehat kok kan Fey memastikan Fi makan yang bergizi." Kak Fey membanggakan diri.

"Menantu mama ini memang bertanggung jawab. Ayo duduk dulu sini kalian pasti capek habis jalan-jalan." Mama menuntun kami duduk di sofa yang masih kosong tepat berhadapan dengan Elang dan Rania.

"Ayah dengar kamu kerjadi Samsun Fi. Bagian apa ?."

"Kepala Divisi Perencanaan Om." Ucapku sambil menekan kata Om. Ku lihat wajah Om Arif merah padam. Tak pedulilah aku kalau tersinggung.

"Kamu kan sudah menikah jadi ngapain harus kerja. Mending di rumah ngurus suami sebentar lagi kan juga punya anak. Apa jatah bulana dari suami mu kurang." Ucap Tante Dira.

"Untuk saat ini saya masih akan kerja Kak Fey juga mendukung apapun yang saya lakukan selagi itu baik untuk saya dan anak saya. Saya tahu langkah apa kedepan yang harus saya ambil. Dan lagi saya kerja bukan melulu soal uang karena saya menyukainya. Uang bulanan dari sumi cukup sekali bahkan sisanya saya tabung untuk keperluan anak nanti. Waktu saya di Korea saya belajar memanaj pengeluaran karena biaya hidup disana mahal tante." Jelasku.

"Fi doin Rania biar cepet nular. " Ucap mama. Mama ini malah nambah suasana makin panas.

"Ma Fi sama Kak Fey pulang ya."

"Oh iya aduh pastu pengen manja-manjaan ya sama Fey. Orang hamil mah bawaan nya manja mulu sama suaminya ."

Aku menggandeng Kak Fey.

"Kami permisi pulang Om Tante, Bang Elang Mbk Rania." Pamit ku.

Kami masuk kedalam mobil dan mobil berjalan menjauh dari rumah papa.

Halo gaes ini part terakhir hari ini besok sampai kamis mungkin aku enggak up karena jadwal kuliah ku full. Nanti kalau jeda   waktu kuliah aku akan up kalau jeda. Gimana part ini greget enggak😆. kalau part ini rame nanti aku bakal usain part setiap hari. Nyempil waktu di kala dosen ngajar aing up cerita. 😂😂😂😂

REFRAIN (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang