Menjelang liburan, banyak sekali tugas yang harus dikurjakan dan dikumpulkan. Rata-rata dosen meminta tugas membuat video dengan durasi 4-10 menit. Dan banyak teman-teman ku yang mengakalinya dengan memper panjang durasi pembukaan termaksuda aku durasi pembukaan dan penutup ku hampir tiga menitan. Karena paparan materi di video yang ku jelaskan sangat simpel. Aku menggunakan white bord sebagai sarana pengajaran manual, karena aku tak pandai mengedit. Lama-lama aku merasa bukan anak Sastra Korea tapi malah kaya anak Broadcasting.
Beruntung sekali Sehan bisa mengedit dan penunjang pengeditan dia punya. Dimas sebenarnya juga bisa mengedit tapi aku takut menganggu dia, karena Dimas tengah mempersiapkan fisik dan pikiranya untuk mengikuti tes masuk polisi jalur SIPSS (Sekolah Inspektur Polisi Sumber Sarjana). Aku bertanya-tanya memang anak sarjana Sastra Korea bisa ya jadi polisi? Ah tapi Papa Dimas kan polisi. Nanti kalau Dimas sudah jadi polisi, bisalah minta ditraktir makan yang mahal.
Saat ini aku tengah berada di cafe, jadi aku meminta bantuan Sehan ngeditin tugas ku. Ada tiga video yang harus di edit, beruntung hari ini jam kuliah diganti pengerjaan tugas jadi bisa menemani Sehan mengedit video deh. Sebenarnya aku pengen aja Sehan ke rumah, biar irit kalau nongkrong di cafe beginikan buang uang. Tapi apalah daya aku malu sama tetangga dan takut dimarahi Papa. Karena selama ini aku jarang bawa cowok pulang kerumah, Cuma Dimas saja temen cowok yang main kerumah. Itu juga Papa kenal sama Papanya Dimas.
Aku meminum jus alphukan ku lalu menyuapkan spageti kedalam mulut ku, kali ini Sehan yang bayar. Aku maksa bayar sendiri pesenan ku tapi Sehan menolak dia bilang, "Kalau cowok ngajak makan cewek. Maka kewajiban cowok yang bayarin cewek. Malu sama nona yang jaga kasir. Nanti dikira aku pelit lagi.'
Aku memasang wajah tak enak tapi dalam hari gembiri, alhamdulillah uang seratus ribu ku aman. Sehan emang baik banget kalau aku jajan sama dia pasti dibayarin enggak kaya Dimas yang kadang-kadang suka malakin aku kalau uang saku dia dipotong, badug sih dia. Enggak kaya Ernanda juga yang hobi ngerusushin aku, aku jarang interaksi sama Ernanda. Pasti sekalinya interaksi si Ernanda minta bantuin ngerjain tugas entah makalah apa tugas tertulis.
"Sehan, kamu pinter editing kenapa nggak ambil jurusan broadcas aja. Apalagi di Seoul kan industri entertaiment banyak tuh, jadi ppeluang kerjanya terjamin," tanya ku.
"Editing hanyaku jadikan buat hobi saja Fi, tapi belajar Bahasa Indonesia itu lebih penting dari pada memperdalam bakat ku. editing bisa aku kembangin dengan belajar sama hyung ku yang kebetulan bekerja di agensi besar, tapi belajar Bahasa Indonesia itu adalah keinginan ku. bagi ku kuliah jurusan broadcas ibarat buang waktu saja, tanpa kuliah aku bisa jadi editing profesional," jawabnya tanpa menoleh ku.
Sehan kalau sudah sibuk editing dia jadi lupa sama sekitarnya, dari tadi aku dicuekin. Kalau nggak aku yang ngomong dia nggak bakalan ngomong. Gituh Dimas bilang Sehan suka sama aku, tapi buktinya dia biasa aja tuh sama aku.
"Kenapa kamu kok bisa suka sama Indonesia, padahal orang Indonesia suka ngatain Korea plastik."
Sehan tangan Sehan berhenti berkutat lalu Sehan menatap ku dengan tatapan yang membuat ku gugup. Apa Sehan tersinggung ya, batin ku.
"Mungkin jika aku memberi tahu alasan aku suka sama Indonesia kamu bakal tertawain aku Fio. Tapi aku nggak peduli apa kata orang tentang bangsa ku. Bukan nggak cinta negara sendiri tapi ketertarikan ku pada budaya Indonesia terutama Komodo membuat ku ingin belajar Sastra Indonesia. Korea punya segudang prestasi yang bisa menampar orang-orang suka menghina Korea plastik. Korea dikatan plastik karena kemajuan pengembangan operasi pasti sangat bagus dari pada bangsa lain, tapi Korea juga mengurus sampah platik dengan baik. Tidak seperti kamu yang suka buang sampah sembarangan. Nanti banjir suka nyalahin pemerinta" lah kok akhirannya kaya menghina aku ya.
"Aku buang sampah ditempatnya kok. Aku jadi malu deh, kamu yang orang Korea aja malah belajar tentang Indonesia, aku yang warganya malah belajar tentang Korea,"guman ku.
Aku tersentak ketika Sehan mengelus kepalaku yang tertutupi jilbab, "Kamukan warga negaranya sendiri, untuk belajar kebudayaan sendiri mungkin bisa dibilang mudah nah kalau aku harus kuliah dulu dari kuliah bisa kenal orang-orang Indonesia dan belajar bahasanya secaraotodidak. Bahasa Inonesia mudah dipelajari" ucap Sehan.
Aku hendak membalas perkataan Sehan namun sebuah suara menghentikan niat ku. aku menoleh kebelakang mendapati lelaki yang akan melepas masa lajangnya dengan ku.
"Fio kamu ngapain disini ?" tanya Elang.
Aku menatap Elang lalu aku mengalihkan pandangan ku perempuan dibelakangnya. Siapa perempuan itu, apa dia pacarnya ? kalau udah punya pacar kenapa mau dijodohin sama aku.
"Lagi makan sama nemenin teman editing tugas aku Bang, Abang sendiri kok disini ?" tanya ku, secara Bang Elang dinasnya kan di Bandung.
"Ini mau makan siang sama Rania. Aku kesana dulu ya," pamitnya sambil menunjuk meja kosong didekat jendela.
Aku menatapkepergianya
![](https://img.wattpad.com/cover/149953451-288-k821984.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
REFRAIN (Terbit)
Narrativa generaleTerkadang yang menurut orang tua baik. Belum tentu baik untuk kita. Tapi apa kita mampu menolak keinginan mereka? Meskipun itu menghancurkan kita . #7 abdinegara #6 militer #11 abdinegara 13/5/2020 #4 militer 2/7/2020 #1 tniad 1/8/2020