Ini adalah hari kedua aku bekerja di perusahaan Samsung cabang Jakarta. Pekerjaan ku tak seberat di Seoul namun tetap saja bagiku jika harus bertemu dengan si Bos Burung Gagak. Ada yang beda saat dia disini, dia tak banyak menutut disini tidak seperti di Korea disaat rapat tidak ada yang boleh beragumen, tidak boleh ada suara sediki tpun dan yang pasti produk harus lebih cepat jadi tiga hari sebelum tanggal jatuh. Choi Yun Ji pria Seoul yang banyak aturan. Ku dengar dari rekan-rekan baru ku di kantor Yunju hanya enam bulan disini selanjutnya akan di pantau oleh asisten nya Pak Hasa Park.
Kehidupan di Jakrta kembali seperti dulu jika dulu aku hanya kuliah, belajar dan menonton drama sekarang pun hampir sama bekerja, menonton drama dan tidur. Aku tak ingin mengingat bagian indah yang pernah kulaluhi bagiku itu semua mimpi buruk. Aku tak lagi bisa bermain dengan Dimas karena dia penempatan di Bandung. Hidupku selalu seperti ini. Aku hanya ingin fokus bekerja membahagiakan papa dan mama. Kunjingan tetangga yang terus membicaraakan pasal perceraian ku membuatku sedikit drop namun aku berusaha untuk tidak berdampak pada pekerjaan ku. Mereka tak tahu apa yang terjadi. Mereka hanya menghakimi ku bahwa aku yang salah.
Tiga bulan aku bekerja di sini mendapatkan posisi sebagai ketua Divisi Perencanaan yang mana aku selalu bertemu dengan Yunji. Membicarakan tentangnya ada yang aneh dengan dirinya. Entah kenapa Yunji menjadi baik padaku. Dia sering mengantar jemputku layaknya ajudan papa. Awalnya aku khawatir dengan permintaan nya untuk menjemputku karena pasti akan menjadi bahan guncingan tetangga. Aku merasa dia seperti pria yang sedang berusaha menarik perhatian pacarnya. Aku berusaha membatasi nya karena aku tak ingin apa yang aku pikirkan itu benar. Yunji adalah anak orang kaya di Korea dari drama yang aku tonton Yunji pasti di suruh mencari pendamping yang sama kayanya. Sore ini dia akan mengantarku pulang Yunjin meminta ku menunggu di mobilnya dan menyerahkan kunci mobilnya pada ku. tak lama kemudian Yunjin masuk kedalam mobil. Mobil SUV miliknya berjalan menjauhi kantor.
"Kamu mau makan dulu ?." tanya nya tetap fokus mengendarai.
"Langsung pulang saja. Papa ku menyuruhku pulang." Dia mengangguk.
Tidak ada percakapan lagi kami sibuk dengan pemikiran masing-masing. Tak terasa kami sudah sampai dirumah. Sepertinya ada tamu karena aku melihat sebuah mobil terpakir di lataran rumah.
"Terimakasih sudah mengantarkan ku Yujinssi. Mau mampir ?."
"Boleh."
Aku pun turun dari mobil lalu masuk ke dalam rumah di ikuti Yunji di belakang ku. aku tak melihat Papa dan mama di ruang keluraga. Aku mencari di dapur dan melihat mama tengah menyiapkan makanan di meja.
"Assalamualaikum mama. Fi pulang." Sapa ku lalu mencium tangan mama.
"Waalaikumsalam. Ayo sini bantu mama siapin ini di meja. Eh ada Yunji juga to."
Yunjin berjalan mendekati mama lalu mencium tangan mama sama seperti yang kulakukan tadi. Ini bukan pertama kalinya Yunji datang ke rumah ku sehingga mama memperlakukan Yunjin sama seperti mama memperlakukan Dimas.
"Assalamualaikum tante. Bagaimana kabar tante." Sapanya. Meskipun Yunjin non muslim tapi dia selau mengucapkan salam saat berkunjung atau bertemu orang tua ku di luar.
"Waalaikumsalam. Alhamdulilah kabar tante baik. Kamu lama enggak main disini. Sebentar lagikan pulang ke Korea ya."
"Iya tante saya disini mengurus sedikit kendala setelah itu pulang karena pekerjaan saya menumpuk disana."
"Ya sudah ayo dudk Yunjin kita makan malam bersama. Fi panggil papa dan tamunya di taman."
" Siap mama."
Aku berjalan menuju taman belakang rumah yang terdapat kolam renang. Papa duduk menghadap kolam dengan masih berseragam lengkap dan juga orang di sebelahnya dengan serangam PDL.
![](https://img.wattpad.com/cover/149953451-288-k821984.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
REFRAIN (Terbit)
General FictionTerkadang yang menurut orang tua baik. Belum tentu baik untuk kita. Tapi apa kita mampu menolak keinginan mereka? Meskipun itu menghancurkan kita . #7 abdinegara #6 militer #11 abdinegara 13/5/2020 #4 militer 2/7/2020 #1 tniad 1/8/2020