6. He and She

18.4K 739 25
                                    

Ternyata galau itu nggak enak ya, otak enggak sinkron sama perasaan. Hayati lelah tapi deadline skripsi semakin dekat. Iseng aku coba akun instagram Bang Elang dan ternyata ada unggahan foto Bang Elang dengan perempuan itu, yah meskipun difoto tersebut tak hanya mereka berdua tapi melihatnya membuat hatiku sakit. Difoto tersebut ada Mas Chandra, aku mengenalnya sekedar kenal saja karena kami saling follow mengfollow. Mereka satu angkatan namun beda penempatan.

"Apa aku coba tanya Mas Chandra ya, siapa tahu kenal sama perempuan itu. Tapi aku kan enggak nela deket masa iya DM nanya perempuan di foto itu."

Bodo amat lah mending aku makan dulu, aku melewatkan sarapan pagi ku karena keburu isnpirasi ku hilang. Dedaline skripsi yang diberikan dosen pembimbingku membuat hidupku yak nyaman. Saking stresnya mikir skripsi sampai kebawa mimpi. Semalam aku bermimpi aku gagal wisuda cepat. Tiba-tiba nontifikasi email masuk.

"Ck sepertinya gagal wisuda cepat." Guman ku sambil menuruni tangga.

"Makan dulu Fio, skripsinya dilanjut nanti" ucap Mama.

"Loh Mama kok belum berangkat ?."

Mama menghampiri ku lalu menuntun ku kemeja makan, "Mama pulang sebentar packing dua hari Mama ada tugas ngawal Bu Kasad kunjungan."
Aku emangguk paham lalu mengambil nasi, cacing didalam perutku sudah berdemo minta diisi. Apalagi Mama masak kesukaan aku oseng kangkung ditemani lele bakar. Segala hal masakan Mama yang berbakar rasanya enak sekali sebelas dua belas sama direstouran. Aku makan dengan lahap sekali.

"Fi hubungan kamu sama Elang baik kan ?" tanya Mama.

Aku menelan makanan dimulut ku dengan berat, apakah Mama peka dengan keadaan rumah tanggaku ya, "Masih baik kok Ma." Jawab ku, benarkan sampai detik ini masih baik engga tahu kedepan apakah masih baik-baik saja kendatai ada perempuan lain diantara rumah tangga ku.

"Fi Mama mau beranya, bukan masuk Mama mau ikut campur urusan rumah tangga kalian cuma Mama ingin memastikan hubungan kalian baik baik saja. Apakah kamu sudah mencintai suami mu sayang ?"

"Kalau cinta belum Ma, cuman Fi udah merasa nyaman dengan Bang Elang."

"Kalau kamu lelah lepaskan saja ya sayang," ucap Mama lalu mengelus kepala ku.

Ada makna tersirat di ucapan Mama tadi. Apakah Mama tahu Abang ada perempuan lain. Aku memeluk Mama. Maaf Ma aku belum bisa  mengatur rumah tangga dengan baik. Kalau nanti akhirnya kami berpisah ku harap Mama tidak kecewa.

***

Aku memasukan berbagai cemilan kedalam troli tana melihat harga terlibih dahulu. Anggap saja aku sedang berusahan menguras uang suami ku. maaf saja, aku bukan perempuan pengoleksi tas, sepatu atau pun baju penunjang fashion. Aku merasa diriku sudah cantik, proposi badan juga idela meski sekarang banyak yang bilang aku kurusan sih. Jika aku punya uang lebih aku lebis suka berbelanja cemilan, ya sekali-kali beli novel atau buku berbau kpop boleh lah. Skincare ? maaf cukup pembersih wajah dan bedak bayi. Kinclongnya skincare membuat ku takut akan kulit original ku. kulit ku sudah putih dari sanya, jadi cukup lation body dan pelembab saja untuk merawat diri. Kalau lagi pengen nyalon boleh lah perawatan itu juga jarang biasanya tiga bulan sekali bahkan lebih tergantung uangnya dulu baru kumpul berapa.
Didalam tas yang biasa buat berpegian ada tiga buah amplop yang setiap hari aku isi minimal 10 ribu, ampop pertama khusus untuk beli novel, amplop kedua kebutuhan pribadi seperti untuk nyalon, ketiga amplop untuk majikan ku Becky. Kucing hitam kesayangan ku, aku belum cerita bukan kalau aku memelihara kucing kampung hitam dari umur sebulan. Becky kucing hitam jantan yang aku temukan dipinggir jalan, jahatnya orang membuang kucing semabarang tak tahu kah binatang tak punya akal dibuang ditempay induk tak bisa mencari makan. Becky yang malang harus kehilangan induk dan dua saudaranya.
Jiwa kekucingan ku sebenarnya sudah tumbuh sejak SD cuman karena kau tak punya apa-apa, dan Papa melarang ku memelihara banyak kucing jadinya aku cuma bisa nyuri pakan kucing untuk diberikan pada kucing liar. Aku punya cita-cita buat shalter, aku juga ingin punya petshop apalah daya modal belum cukup.
"Beli satu atau dua ya, hem yang coklat atau strowberi ya. Beli semuanya saja lah, bukan uang ku juga."
Aku memasukan dua jenis susu ultra masing masing dua, aku ini maniak susu tahu. Aku sehari bisa menghabiskan satu liter lebih susu kotak. Sku mendorong troli menuju tempat serieal berada. Aku memasukan dua jenis sereal favorit ku.
"Loh iya sabun ku sudah habis" cus lah menuju tempat sabut berada.
Aku membaca satu persatu varian sabun wajah, aku mau coba farian baru bosen sakuran sama bengkuang terus. Ada satu varian yang membuat ku tertariak tai sayang tingga satu doang, aku bergegas mengambil namun sebuah tangan sudah lebih dahulu mengambil. Aku berdecak kesal lalau menolah siapa gerangan yang beraninya mengambil incaran ku.
Aku berusaha mengontrol ekspresiku ketika tahu siapa orang tersebut, perempuan yang waktu itu dengan Bang Elang.  Apakah Bang Elang juga ada disini? akan bagus kalau dia disini.
"Maaf ya, saya duluan yang lihat," ucapnya sambil tersenyum.
"Ambil saja Mbak saya juga nggak butuh, tadi Cuma mau lihat isi kandunganya sama manfaatnya," ucap ku lalu aku mendorong troli meninggalkan perempuan tersebut.
Mood belanja ku jadi hancur, masih satu barang lagi yang belum aku beli tapimood belanja ku hilang mending langsung bayar saja. nanti kalau udah habis beli di indoapril deket rumah saja. aku mengantri dikasir, baring banget nunggu antrian. Tiba-tiba seseorang memasukan beberapa barang ditroli ku.
"Numpang titip ya Mbak, bayarin dulu nanti totalan deh," ucap lelaki tampan dihadapan ku ini.
Seketika aku terkesima lelaki dihadapan ku ini. Ini Kim Soo Hyun dengan kearifan lokal. Coba saja kalau aku belum menikah  sudah ku sikat lelaki dihadapan ku ini.
"Iya Mas nggak apa-apa." Ucap ku sambil tersenyum manis.
Tapi aku kok merasa kaya pernah ketemu sebelum ini ya. Aku menatap lagi lelaki disamping ku ini. Wajahnya kaya enggak asing, aku mencoba mengingat-ingat.
"Puasin dulu Mbak lihat wajah saya mumpung masih disamping Mbak."
Seketika aku tersadar lalu mengalihkan pandangan ku kedepan, untung saja giliran ku sudah tiba. Aku memindahkan barang ke meja kasir, lelaki disamping ku ini juga ikut membantu.
"Totalnya Rp 525.900" ucap Mbak Kasir.
"Kok habis sedikit sih," guman ku lalu memberikan kartu sakti milik Bang Elang.
"Lima ratus kamu bilang sedikit."
Aku terkejut lelaki disamping ku ini menatap ku heran. Tapi bukan itu yang jadi masalah wajahnya terlalu dekat dengan ku. aku menyundulakan kepala ku, sakit banget kepada dia keras macem kelapa.
"Kenapa kamu menyundul, kamu pikir kepala ku bola apa," ucapnya sambil mengelus jidat.
"Maaf, habisnya muka kamu kedeketan tahu nggak," balas ku lalu menekan nomor pin dimesin gesek yang entah apa itu namanya.
Aku hendak mengangkat belanjaan namun lelaki disamping sudah terlebih dahulu mengangkat dua kantung belanja ukuran besar lalu berjalan terlebih dahulu. Aku membututinya dengan sedikit berlari, langkah lebarnya membuat ku sulit mengikutinya. Lelaki ini malah berhenti aku pun ikut berhenti.
"Kita makan dulu ya." Lalu lelaki tersebut masuk kedalam restouran Jepang.
Pede sekali lelaki ini, tampan tapi tak beradab kenal juga enggak main angkut belanjaan orang terus main ambil keputusan. Enggak tahu apa hatai lelah setelah bertemu badai eh perempuan tadi. Aku pun menarik kursi lalu duduk.
"Pesan apa, aku yang bayarin." Ucapnya.
"Samain saja." Ucapku.
Tak lama kemudian makanan pesanan dia pun datang. Melihat makanan aku jadi lapar, mumpung gratis sikat saja. Aku makan dengan lahap seolah habis bekerja keras tak peduli dengan lelaki didepan ku ini, biarlah dia ilfele lihat aku makan.

"Kamu ini lapar apa doyan ?" tanya heran lihat aku makan.

"Dua-duanya. Mumpung dapat gratisan enggak boleh disia-siakan. Tapi nanti kami bayar belanjaan mu itu kan ?" tanya ku sambil menelan makanan dimulutku.

"Ya enggak lah, kan aku udah traktir kamu makan jadi aku enggak ganti belanjaan aku dong. Total makanan ini lebih banyak dari belanjaan ku tadi."

"Mwo..."

"Telen dulu baru ngmong, jorok tahu makanannya muncrat," ucapnya.

Aku menelan makanan ku lalau memunum jus dihadapan ku. " Jangan gitu dong Mas , kantong mahasiswa ini."

"Kantong mahasiswa tapi kok kamu tadi berharap total belanjaan banyak. Belum lagi kamu belanja cemilan banyak banget. Mau buka warung kamu ?" ucapnya dingin.

"Itu temen buat ngerjain skripsi tahu Mas, biar enggak strees. Aku enggak masalah sih kalau itu uang ku, masalahnya tadi aku bayarnya pakek uang suami ku Mas." Ucapku sambil tersenyum bodoh.

"Kamu udah nikah to ?" 
Aku mengangguk dengan lesu. Setelah itu tak ada percakapan diantara kita. Lelaki yang tak ku ketahui itu memberiku uang merah tiga lembar.

"Loh ini kebanyakan Mas."

"Udah enggak apa-apa. Buat beli cemilana nanti kalau persediaan habis."Aku pun menerima uang itu.

"Kamu pulangnya dijemput ?"

"Enggak ini mau pesen taksi, mau naik bus tapi belanjaannya banyak banget."

"Kamu sih belanja kaya mau buka warung aja. Mau bareng sekalian enggak ?" tawarnya.

Kalau pesen taksi mesti nunggu lama. Nebeng Masnya ini saja lah mukanya muka orang baik, nanti kalau ada apa-apa tinggal telfon Papa.

"Boleh deh Mas, irit ongkos." Ucap ku semangat.

"Peritungan." Gumanya yang masih bisa kudengar.

Aku mengikuti lelaki ini, woah dari mobilnya kayaknya bukan orang sembarangan nih. Jangan-jangan dia pengusaha kaya kayak di drama Waht Wrong With Secretary Kim. Bedanya dia lebih mirip Kim Soo Hyun. Aku menjukan jalan menuju rumah Papa.

"Orang tua kamu tentara ya."

"Papa Mama aku dua-duanya tentara."

"Suami kamu juga ?"

"Iya sih, padahal aku pengenya nikah sama sipil biasa."

"Kenapa, padahal banyak perempuan yang pengen nikah sama tentara ?" tanyanya.

"Karena enggak suka aja. Tentarakan tugas lama sama kaya Papa yang sibuk sama negara Mama juga tapi waktu dengan ku jarang. Kalau aku menikah dengan sipil bisa lebih banyak waktu bersama keluarga."

"Tapi kamu nikahnya sama tentara juga tuh."

"Karena dijodohin," guman ku.

"Apa ?"

"Depan berhenti itu rumah ku yang cat abu-abu."

Mobil SUV hitam pun berhenti didepan rumah ku. aku turun dari mobil lalu mengambil barang dibagasi.

"Aku bantu bawanya, berat soalnya." Aku hanya bisa mengangguk, toh juga tiba-tiba aku tak bertenanga.
Aku dan lelaki ini berjalan masuk, sebuah mobil hitam milik Bang Elang sudah terparkir rapi digarasi rumah. Aku masuk tak lupa memberi salam. Papa dan Bang Elang menatap ku secara bersamaan. Aku menatap Bang Elang malas.

"Dari mana saja kamu Fi, suami mu ini cemas tahu nggak." Ucap Papa datar.

"Yang penting aku sudah ijin Bang Elang."

"Tap..." ucapan Papa terputus.

"Ini taru dimana Mbak  ?"

"Loh Fey ?"

Aku menatap Papa yang terkejut lalu menatap lelaku dibelakang ku ini. Papa kenala dengan lelaki ini. Fey ? sepertinya aku tak asing dengan nama itu. Sebenarnya siapa dia?

Revisi disini sampai part 10 ya. Part sisa yang disini nanti rencana aku akan unpub.

REFRAIN (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang