Tak terasa sudah dua tahun lebih aku tinggal di Korea. Mengejar impian ku disini. Melanjutkan pendidikan ku di kampus impian ku. Bertemu dengan teman-teman baru dari berbagai negara, kami sering hangout bersama nonton drama bersama dan diskusi bersama. Kerja kerasku membuahkan hasil. Aku lulus dari SNU dengan nilai coumlate. Aku senang bisa membuat papa dan mama bangga padaku. Aku juga mendapatkan kontrak satu tahun disini dan sebentar lagi akan habis kontraku. Aku begencana memperbaiki kontraku.
Aku bekerja di Samsung. Sebuah brand phonsel yang terkenal. Teman ku Sehan yang merekomendasi aku masuk disini dan aku lolos seleksi. Ternyata Sehan adalah Direktur Desain di sini dan aku adalah anggota di divisinya. Saat kami akan memunculkan produk baru kami harus bekerja ekstra bahkan sampai pulang pagi selama dua minggu. Kami tak ingin mengecewakan pelanggan setiap Samsung yang tahan banting , menurutku sih soalnya hp ku samsung jatuh enggak cepet langsung rusak cuma berdarah dikitlah.
Aku bekerja dengan gaji yang lumayan besar disini. Aku menyimpan gaji ku untuk keperluan ku mendatang. Senior ku di divisi juga baik sekali meski ada orang tak suka dengan ku. Tepat seperti di drama dimana akan ada orang iri dengan pencapaian kita. Aku dapat kabar dari Sehan bahwa aku akan di promosikan sebagai pegawai tetap di Samsung. Aku memberitahu kanar bahagia ini pada oarang tua ku. Papa ku senang meski aku tahu bahwa papa ingin aku kembali ke Jakarta. Aku bimbang aku masih ingin menitih karir disini. Aku ingin membuktikan pada semua orang bahwa aku bisa mandiri tanpa orang tua ku.
Sekarang aku tak perlu takut lagi menggunakan uang ku untuk nonton konser. Tenang aku hanya nonton konsernya EXO, Suju, TVXQ, Twice, Blackpink dan Red Velvet aja kok. Untuk album aku tak perlu beli karena fans kpop yang anak sultan biasanya membeli banyak album di di letakan di depan toko untuk bisa di ambil bagi para penggemar. Memang orang kaya suka seenaknya sama uang.
Bekerja disni juga sangat disiplin Karena orang Korea pekerja keras dan sesuai dengan target. Rasanya aku sudah seperti orang Korea saja. Disini tak ada anak Smp yang mengataiku kampungan karena tidak naik motor karena semua memilih berjalan kaki ataupun naik bus. Jalanan Seoul juga cukup meski tak separah di Indonesia.
Bus menjadi trasnportasi ku dalam bekerja selain berjalan kaki. Kadang kalau penyakin jahatnya Sajangnim Choi kumat dan meminta kita untuk menyelasaikan produk yang dedlean nya minggu depan jadi di percepat hari ini. Kami semua tim Divisi panik dan bahkan bekerja seharian full tanpa istirahat. Meski pembuatan cepat tapi kami juga tak ingin kualitas produk kami buruk.
Sanjangnim di perusahan ku masih berusiah 34 tahun dan itu masih muda jika di Korea. Tampan sih tapi tatapan nya itu loh kayak orang jahat di drama. Jika Sajangnim datang ke Divisi kami aku tak pernah sama sekali menatapnya. Matanya seperti burung gagak yang hendak membunuhku tidak tapi juga mencabik cabik ku. Aku selalu bekerja dengan baik supa tidak di panggil ke lantai 30. Lantai yang hanya orangboenting yang boleh masuk. Orang kampung seperti ku jangan pernah bermimpi bisa kesana.
Istirahat kantor semua karyawan di Divisi ku makan di luar. Terkecuali aku makan dengan soto ayam dan perkedel kentang hemm membuat perutku tambah keroncongan setelah otak ku di peras setengah hari karena merevisi gambar produk baru. Jika waktu makan seperti ini jangan membicarakan pekerjaan atau makan mu akan sia- sia sebab akan kembali lapar lagi. Apalagi ditemani segelas Beng Beng Drink tak bisa di bayangkan pakai kata-kata.
Saat asyik makan soto sambil mencomot perkedel kentang terdengar bunyi sepetu berjalan menuju Divisiku. Seorang pria dengan setelan kerja berwarna coklat lengkap dengan dasi dengan gaya rambut cepak menghentikan ku mencomot perkedel kentang.
"Bisakah kamu tidak menatap ku seperti itu. Dan juga telang makan mu itu jorok kalau sampai jatuh." Ucap Sajangnim dengan logat Korea.
Omooo kenapa bos besar dan besar bisa datang ke divisi ku disaat Sehan tidak ada. Tunggu Mr. Choi barus saja ngomong pakai bahasa Indonesia. Si gagak ngomong bahasa Indonesia. Jangan-jangan ini jin yang nyamar jadi Bos besar dan sangat besar. Aku menelan makanan ku dan kuminum Beng Beng drink sampai habis aku mencoba kabur dari jelmaan Bos Besar ku ini. Namun saat aku hendal melewatinya lengan ku di cekal dan menubrukan tubuhku di dinding. Dia mendekat padaku.
Mama Fi pengen pulang. Ada setan bos besar sangat besar mama. Yang aslinya saja sangat segam apalagi ini kw nya mama. Sehan kamu dimana.
Kepalaku terasa pusing dan pandangan ku mulai kabur. Wajah bos besar sangat besar Sajangnim burung gagak mulai terlihat kabur dan aku tak mengetahui apa-apa lagi.
***
Saat aku membuka mata aku sudah ada di Klinik disamping ku sudah ada Sehan dan Yuni dan jangan lupakan bis besar sangat besar Sajangnim burung gagak.
"Kamu tidak apa-apa Fi. Ada yang sakit ?." Aku menggelengkan kepalaku.
"Kata dokter kamu shock. Kamu habis lihat apa Fi." Aku terdiam masa iya aku mau jawab gara-gara mengira bos besar sangat besar Sajangnim burung gagak jelmaan genderuwo dan lagi ini kan Korea genderuwo enggak mungkin sampai kesini. Di korea adanya setan Park Il Dol.
"Aku antar kamu pulang ya Mr. Choi memberi ijin kamu pulang. Kamu pasti kelelahan." Aku mengangguk sepertinya aku memang kelelahan dan butuh banyak tidur. Aduh nasib soto ku gimana ya mana masih banyak kan munafzir.
Sehan mengantarkan ku sampai ke apartemen hanya sampai loby saja. Selanjutnya aku berjalan menuju luft yang mengantarkan ku ke lantai 8 di mana aku tinggal. Sampai di kamar aku merebahkan tubuhku di ranjang. Aku melepas jilbab ku. Phonsel ku berdering panggilan dari mama.
"Assalamualaikum ma."
"Waalaikumsalam sayang. Sedang apa kamu disana nak ?."
"Fi lagi rebahan ma. Tadi Fi pingsan terus Fi dijinin pulang sama bos besar sangat besar."
"Kamu jadi pulangkan lusa. Fi kan bikang kalau kontraknya udah habis Fi mau pulang. Mama sama Papa kangen banget sama Fi."
"Iya ma Fi pulang kok. Fi juga kangen sama mama. Setekah produk ini di luncurkan Fi pasti pulang kok. Tunggu bulan depan ya ma."
"Pasti dong Mama dan Papa selalu menunggu Fi pulang. Papa mu ini udah ngerengek terus pengen nyusul katanya kangen." Aku tersenyum mendengarnya.
"Mama doain bos nya Fe biar produk nya segera dinloncingin dan enggak kerasukan setan Park Il Dol lagi."
Mama tertawa di sebrang sana. Adakah yang lucu. Lalu kami mengakhiri pangilan. Aku harus cepat menyelsaikan pekerjaan ku besobisar bukan depan tinggal beberapa hari aku akan pulang ke Indonesia. Pukang nanti aku mau makan sate yang banyak disini enggak ada sate. Dan semoga bos besar ku tidak rewel sehinggal produk baru bisa di lauchingkan. Amin.
Cerita Elang dan Fi udah tamat tinggal Fi aja. Dan cerita Fi di Korea sebentar lagi juga berakhir karena Fi enggak betah sama bos besarnya yang baru karanya 😂😂
KAMU SEDANG MEMBACA
REFRAIN (Terbit)
General FictionTerkadang yang menurut orang tua baik. Belum tentu baik untuk kita. Tapi apa kita mampu menolak keinginan mereka? Meskipun itu menghancurkan kita . #7 abdinegara #6 militer #11 abdinegara 13/5/2020 #4 militer 2/7/2020 #1 tniad 1/8/2020