Ku pandangi wajah suami dan anak ku, mereka mirip sekai bak piang di belah dua. Selepas pulang dari kegiatan bakti sosial bersama ibu-ibu persit. Aku terkejut dengan apa yang di lakukan dua laki-laki kebanggaan ku ini. Aku meminta tolong pada Kak Fey untuk belanja kebutuhan rumah.
Kalian tahu apa yang dibeli suami ku tercinta ? pagi tadi dia bilang mau kepasar dulu sebelum ke supermarket suami ku membeli cabe dua puluh ribu cabe yang biasa mama masak sambel cabe setan kalau mama bilang sedangkan yang doyan pedas di rumah Cuma Kak Fey doang. Belum lagi belanja keperluan seperti sabun, perlengkapan bahan masak susu dan cemilan Rey total hampir satu juta. Kak Fey juga beli mie cup satu kardus, susu kotak satu kardus pokok nya cemilan yang dia suka beli satu pack ,mau buka warung apa ini Kak Fey. Belum lagi mie instan.
Suami ku itu memang tidak bisa menahan godaan mie instan goreng maka itu aku tidak pernah stock mie paling beli dua atau tiga bungkus. Sebab kalau beli banyak Kak Fey bakal sering makan mie instan. Bisa kambuh tipes nya, pernah tiga hari berturut-turut Kak Fey makan mie tanpa sepengetahuan ku. Kak Fey bikin nya kalau aku tidur atau kalau ada kegiatan. Memang bandel suami ku itu, kalau sakit baru deh tahu akibatnya tapi tetap aja di ulangi, enggak ada kapoknya. Karena itu aku menghukum Kak Fey dengan tidur di kamar Rey. Aku sudah menyembunyikan mie instan hanya ku sisakan tiga di rak biasa simpan cemilan.
Beginilah rutinitas ku dengan jagoan ku yang tambah bandel membuat rumah ini tak pernah bersih dan rapi belum lagi kalau papanya juga ikut main seperti medan peran mungkin, mainan berceceran belum lagi dinding dengan hiasan oli.
Sang papa sedang mengotakatik motornya dengan oli entah apa yang bermasalah aku tak paham. Kecerobohan sang papa membuat bayi tembab ku berusia lima belas bulan beraksi ia menuangkan oli ke dinding ruang tengah. Tahu tidak reaksi Kak Fey bagaimana.
"Bagus sayang itu baru anak papa siapa tahu nanti kamu berbakat jadi seniman. Besok jangan pakain oli ya, nanti papa belikan alat melukis dinding enggak boleh di kotori sayang nya papa."
Aku hanya mengelus dada ku, Kak Fey pernah bilang senakal apa pun Rey jangan pernah dimarahi beri pengertian pada anak supaya anak tidak merasa terkekang. Rey memang lagi nakal nakalnya jiwa ingin tahu nya membuat nya banyak bertingkah seperti hobi barunya setiap menemani mama nya menjemur dia asik makan rumput halaman. Awalnya aku memarahi Rey karena kita tidak tahu ada kuman apa enggak meskipun selalu dirawat Kak Fey tapi bagaimana jika di pipisin kucing.
Bundamer bilang dulu papa nya juga seperti itu waktu kecil katanya lebih parah lagi dari Rey, dulu papa nya Rey waktu kecil pernah mau kesiram air mendidih juga. Memang duplikat mereka berdua itu.
Rey rewel hari ini setelah bermain dirumah Mbak Bella tetangga sebelah rumah ku, Varo anaknya yang berusia enam tahun memamerkan peliharaan barunya seekor kucing dan kelinci. Sampai dirumah Rey rewel minta pada sang papa dengan bahasa bayinya juga ingin memiliharan kucing dan kelinci. Kak Fey yang enggak paham dengan yang diucapkan Rey menatap ku soala meminta tolong untuk menterjemahkan maksud anaknya namun aku hanya tersenyum.
Sampai akhirnya Rey membawa boneka macan nya karena sang papa tidak paham yang di ucapkan.
"Oh Rey mau memelihara harimau."
"Eh enggak boleh Rey, papa mana sanggup Rey bisa-bisa kita tidak makan sebulan nanti kan harimau makan nya daging masak har mau makan daging kita makan nasi ama garam."
Rey menangis karena sang papa tak paham maksudnya, lagian mana Rey tahu harimau.
"Cicing pa cicing lolo..."
"Oh mau pelihara cacing."
"Cicing papa cicing .... hwaaa...mamaa...."
Aku tertawa terbahak bahak lalu mendekati Rey dan menenangkan sang bocah.
"Varo punya peliharaan kucing dan kelinci terus Rey mau pelihara papa masak enggak paham sama anak sendiri."
"Oh gitu, nanti papa cariin kucing di pasar ya kalau kelincinya nanti papa beliin."
"Kok adopsi kucing pasar sih pa."
"Aduh sayang ku kan malah bagus dulu juga kamu suka street fending kan apa salahnya kalau kita adopsi kucing dari pasar. Nanti kalau ada papa langsung bawa ke klinik buat cek kesehatan."
"Oke deh papa yang penting jagoan mu ini enggak rewel."
"Besok ya sayang papa bakal bawa kucing dan kelinci dirumah."
Rey berhenti menangis lalu menatap papa nya bayi gembul itu tersenyum meminta gendong pada sang papa. Kak Fey pun langsung mengambil Rey dari gendongan ku. Bayi tembem ku itu kalau sudah punya keinginan harus di turuti jika tidak maka si Rey nangis terus sampai keinginan nya dituruti, ada jedanya sih kalau dia capek ya diem tapi kalau keingat lagi nangis lagi.
Keesokanya setelah sarapan Kak Fey mengajak kami ke selter, enggak jadi adopsi kucing pasar dia. Saat di tanya mau pus yang mana Si Rey menunjuk kucing kecil yang berusia tiga bulan si papa nanya dulu ke petugas nya jantan apa betina karena Kak Fey mau nya kucing jantan beruntung kucing nya jantan.
Sampai dirumah kucing kecil itu di lepaskan, Mino namanya. Mino awalnya takut takut lalu kami menjaga jarak membiarkan Mino berdaptasi dengan rumah Rey enggak sabaran pengen nguyel nguyel si Mino. Sayang ku nanti kucing nya takut. Dan Si Mino merebahkan dirinya di ranjang ku dan Kak Fey. Sungguh kucing beradap, terpaksa kami bertiga mengungsi di kamar Rey deh.
Hari kedua si Mino masih malu-malu, baru hari ketiga sudah berani diajak main. Rey senang sekali dia ada teman mainya. Kalau kaya gini enggak usah nambah anak lagi wkwk. Kak Fey sudah ngebet pengen nambah anak lagi Rey umur delapan belas bulan langsung si papa mau ngajak program hamil lagi. Duh si papa memang melahirkan itu kaya bab apa.
Terkadang saking gemes nya Rey sama Mino tanpa ia sengaja melukai Mino seperti meluk Mino kaya meluk boneka kesayanganya alhasil terdapat ukiran indah dari Mino di wajah. Belum lagi Rey yang ceroboh menginjak ekor Mino. Kak Fey tidak memarahi si kucing tapi ia memberi nasihat kepada sang anak karena bagimana pun yang salah adalah Rey kalau kata suamik sih.
"Jangan terlalu dimanjakan Mino cakar Rey karena Rey salah. Seandainya kita malah salahin Mino besar nanti Rey malah tidak menjadi laki laki bertanggung jawab. Karena dari kesalahan kecil aja Rey dibela otomatis setiap dia melakukan kesalahan dia akan merasa ada orang tua yang membela."
Benar sekali ucapan Kak Fey kalau Rey udah kena cakar biasanya papa Cuma bilang "Kamu apain Mino Rey Mino enggak bakalan cakar Rey kalau Rey enggak nakalin Mino."
"Luluk pa luluk." Balas Tembem ku dengan bahasa bayinya.
Aku tersenyum takdir ini aneh, ketika kamu menemukan seseorang untuk dirimu sendiri tahu-tahu kamu akan kehilangan. Seperti aku yang mengenal Kak Fey lalu terpisah lantaran mengikutu sang papa yang pindah dinas. Namun Tuhan memiliki kehendak lain gagalnya pernikahan ku dulu adalah cara Tuhan mempertemukan aku dengan Kak Fey pria kecil yang selalu menurutiku. Dia bahkan dulu rela enggak jajan demi membalikan keinginan ku. aku berterimakasih atas takdir yang indah ini. Ini bukan akhir karena kedepan masih banyak hal yang akan kami hadapi untuk memperkuat rumah tangga ku dengan Kak Fey. Terimakasih Rey karena sudah hadir di antara kami.
Tamat.
Ye selesai juga ini cerita. Meski view fey dan kai belum tercapai 1 k tapi karena ini jari pengen up akhirnya aku up lah kurang dikit view nya kai fey bakal 1 k. Gara gara nonton drama the word of the meried couple aku jadi pengen nambah konflik di Refrain tapi mungkin di lapak baru kalik ya. Jangan lupa cek cerita baru aku judul nya So Long.
Bukan manusia yang menantikan pertemuan tapi takdir yang ingin menemukan mereka. Sepuluh tahun lebih tidak bertemu banyak hal yang terjadi di pada dua insan. Apa yang direncanakan oleh tadir apakah peryemuan itu abadi atau hanya sesaat saja.
Kuy di cek di profil aku judulnys So Long.
Oh iya kalian pengen tahu nasib Elang kaya gimana gak ?.
KAMU SEDANG MEMBACA
REFRAIN (Terbit)
General FictionTerkadang yang menurut orang tua baik. Belum tentu baik untuk kita. Tapi apa kita mampu menolak keinginan mereka? Meskipun itu menghancurkan kita . #7 abdinegara #6 militer #11 abdinegara 13/5/2020 #4 militer 2/7/2020 #1 tniad 1/8/2020