Halo semua...
Ada yang ketagihan sop iler enggak, kalau ada aku bakal usahain up teratur. kalau aku lama up sop ilernya kalian boleh langsung tagih ke aku. Aku jarang buka wattpad sekarang, sibuk nugas sama lagi hobi baca komik. Aku juga pengen tahu masih ada yang nyimpen cerita ini di libary kalian enggak.
Happy reading.
Malam ini ku habiskan untuk marathon drakor, walau pun hasrat menonton. Aku manatap kosong layar laptop yang menampilkan adegan demi adegan. Mata ku tertuju pada laptop namun pikiran ku entah kemana. Kalau Bang Elang menceraikan aku, apakah Papa mau menerima ku. Apakah aku nanti tak punya rumah lagi. Pikiran ku terus bergelut, aku takut Bang Elang menceraikan ku.
"Mata fokus kemana, pikiran pergi kemana," pecah suara Bang Elang. Aku tak ingin menoleh ke arahnya.
"Kamu kenapa sih beberapa hari ini terlihat beda. Kamu terlihat menjauh dari ku Fi."
"Bang setelah lulus kuliah nanti aku boleh kerja enggak ?" tanya ku, bukan bermaksud mencoba mengalihkan.
"Kerja ? enggak pengen nganggur dulu ?"
"Enggak, akum au cari kerja sekalian belajar buat mandiri."
"Maksud kamu ?"
Aku mengehela nafasku lalu ku putar kursi menghadap Bang Elang yang seperti bingung.
"Kita berdua ibarat cerita dongeng, setiap dongeng ada endingnya masing-masing kan Bang. Dan aku mencoba mandiri apabila ending kisah nanti sad."
Bang Elang menatap ku terkejut.
"Dari awal perjodohan ini sepertinya salah, bukan bermaksud menyalahkan takdir. Tapi ku piker jika sejak awal menolak semua akan baik-baik saja. aku menjalani kehidupan ku baik dan kamu mungkin saat ini sudah Bahagia dengan Rania." Sungguh berat mengatakan ini namun ini lebih baik. Disini aku yang paling sakit, sudah dulu selalu dapat perundungan Papa dan kini ditambah keluarga Bang Elang, aku tak sanggup jika begitu.
"Kamu kenal Rania ?" tanya Bang Elang dengan raut terkejut.
"Sebenarnya aku sudah tahu sejak awal tinggal disini. Ibu-ibu istri anggota mu yang memberi tahu ku, dengan harapan rumah tangga kita baik-baik saja. Memang Bang Elang enggak denger gossip kalau aku jadi orang ketiga dihubangan mu. Orang-orang disini menganggap ku perusak hubungan dan dari mereka mau menyapa karena segan sama kamu. Aku juga pernah dipanggil Bu Danyon untuk klarifikasi. Ku pikir seiring berjalannya waktu aku bisa menghapus rasa suka mu pada Rania, ternyata aku salah. Justru semakin kamu jauh dengan Rania cinta ku padanya semakin besar. Untuk itu mari cari solusi untuk ending cerita kita supaya kita sama-sama Bahagia," ucap ku.
"Maaf jika selama ini aku menyakiti mu, maaf juga belum sempat bahagiain kamu. Mari kit acari jalan keluar bersama."
Sepertinya tidak ada kesempatan untuk ku ya. Haruskah aku berusaha mengambil hati mu Bang Elang
KAMU SEDANG MEMBACA
REFRAIN (Terbit)
General FictionTerkadang yang menurut orang tua baik. Belum tentu baik untuk kita. Tapi apa kita mampu menolak keinginan mereka? Meskipun itu menghancurkan kita . #7 abdinegara #6 militer #11 abdinegara 13/5/2020 #4 militer 2/7/2020 #1 tniad 1/8/2020