30. Miss him.

51 12 5
                                    

Jamilah memelukku sebelum aku masuk ke dalam rumah. Dia memelukku sangat erat, bibirnya pula terus mencium rahangku membuatku sedikit geli. Well, dia menjadi sedikit manja padaku padahal kan kita belum jadian. Yah aku sih sedikit berharap kalau dia bakalan nembak aku. Namun aku juga sudah terlanjur nyaman seperti ini. Saling sayang tanpa hubungan status udah sering terjadi. Jamilah menarik dirinya, melepaskan pelukannya dan menangkupkan wajahku.

"Thanks for time." Gumamnya sambil tersenyum manis. Aku membalas senyumannya kecil sedikit malu malu. Mataku terpejam di saat dia mencium keningku lama. Lalu dia pun melesat pergi menggunakan motornya, aku memandangi Jamilah dari jauh.
I WILL MISS HIM.
Setelah bayanganya hilang, aku masuk ke dalam rumah.

Mendapatkan Bunda yang sedang berbicara dengan Zayn. Sedang apa dia disini? Mengapa dia bisa tahu rumahku? Senyuman Bunda mengembang selepas melihat kedatanganku. dengan ragu aku menghampiri Bunda dan juga Zayn. Mata bunda memandangiku dari atas hingga bawah. "Baju kamu kok beda?" Tanya bunda sedikit heran. Ini bukan bajuku sebetulnya tapi baju Jamilah makanya terlihat kebesaran. "Kamu ngapain aja disana sama Jamilah?" Tanya bunda lagi membuatku terasa terimindasi.

"Uhm, hanya bersenang senang." Jawabku mengulas senyuman kecil. Zayn sedari tadi tidak berkutik menatapku, Sial aku tidak suka akan tatapannya. Aku menundukkan kepala  mengingat pada saat aku di bogor bersama cowok nyebelin itu. Memoriku berputar mengingat pertama kali aku bertemu dengannya dirumah sakit, dia memelukku, semua tingkahnya yang nyebelin membuatku semakin mencintainya ya walaupun sekarang pikirannya agak cabul kali ini.

"Oh iya, Aisyah. Bunda dan Tante Ika akan liburan ke singapur. Dan juga bunda udah menyuruh Zayn buat nemenin kamu disini." Jantungku terasa ingin copot. Lelucon macam apa ini? Cowok dingin itu bakalan nemenin aku selama bunda liburan? Ya tuhan, rasanya aku ingin mati saja jika bersama Zayn. "Zayn juga tidak merasa keberatan kan?" Kini bunda yang bertanya padanya. Zayn hanya tersenyum singkat menjawabnya. Aku yakin jika dia pasti sangat keberatan apalagi aku!!
"Baiklah, kalau begitu bunda pergi dulu ya. Dahhh, jagain Aisyah yaa." Bunda melambaikan tangannya ke arahku, dan dia membawa koper. Aku tidak membalas lambaian tangannya.
Apa Zayn akan berada disini selama bunda tidak ada??

"Gue gak akan nginep disini, tapi gue bakalan sering kesini buat liat keadaan lo." Ucap Zayn tiba tiba memakai bahasa Indonesia. Terdengar aneh di telingaku. "Gue gak butuh perhatian lo." Balasku dingin. Aku memang tidak butuh itu, Zayn tergelak remeh. Bangkit dari duduknya dan berjalan mendekatiku. Sepontan aku menjauh darinya, Dia gak akan ngelakuin hal yang kotor kan?"

"Denger Annisa..."

"its Aisyah not Annisa." Protesku kesal.

"I don't care. Dan siapa juga yang perhatian sama lo? Gue juga ngerasa terpaksa ngelakuin hal ini jika karena bukan IBU LO YANG REMPONG."

Dia baru saja menghina bunda?? Beraninya dia berkata seperti itu. Ya ampun omongannya saja sangat nyelekik ke hati. Wajah aja tampan tapi hati nya kotor. "Jangan hina bunda gue. " Teriakku kesal. Namun Zayn hanya memasang wajah santainya saja seolah olah apa yang dia katakan itu benar. Dasar cowok gak punya malu !!!

"Up to you,Bitchy." Lagi lagi mataku terbuka lebar. Zayn membelakangiku dan berjalan ke arah pintu. Aku tidak akan pernah mengampuninya.
Aku menyusulnya dengan langkah cepat, memegang bahunya membuat dia menoleh ke arahku. "I AM NOT BITCH!!!" Sentakku kesal, menarik kerah bajunya hingga wajah kami berdekatan. Argghh bodoh !!! Kenapa aku menjadi diam setelah melihat matanya yang----Indah??

"Lo tertarik sama mata gue?" Tanya Zayn seperti habis membaca pikiranku. Aku mendorongnya kasar dan buang muka darinya. Siapa juga yang suka sama matanya, KE PD AN !!! "Well, Banyak cewek yang suka sama mata gue. Termasuk lo..." Tambahnya. Apa?? Aku suka padanya? "Gue udah punya. Sorry ya.."

Aisyah Jatuh Cinta pada jamilah (hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang