35. Bertemu lagi dengan wanita itu.

34 11 1
                                    

-Jamilah's POV-

Seperti biasa, aku menghabiskan waktuku di taman. Tempat yang sama di saat aku bertengkar dengan Aisyah. Duduk di bangku taman, pandangan lurus ke arah danau. Itulah yang suka aku lakukan di akhir akhir ini tanpa Aisyah. Sebenarnya aku terasa sakit melalui hal semua ini. Tapi ya mau bagaimana lagi, aku juga yang salah. Aku terlalu terbawa emosi. Aku takut jika Aisyah merasa bosan dengan sifatku yang kali ini kusadari sedikit berubah.

Mengambil nafas dalam dalam, menghentakkannya dengan kasar. Aku benci suasana ini. Aku merindukan Aisyah. Aku merindukan wajahnya yang manis, senyumannya yang selalu membuatku ingin mencium dan memeluknya. Aku mengingat di saat Aisyah memelukku dengan erat seperti tidak mau kehilangan. Sial! Kenapa aku bodoh?! Aku membuatnya merasa tidak nyaman. Sekarang dia menghilang dan aku tidak tahu kemana dia pergi. Ya tuhan, kumohon pertemukan kami kembali. Aku tidak kuat berada di kondisi seperti ini.

"Hai?" Aku menoleh ke samping setelah mendengar suara wanita. Bertemu lagi dengan wanita itu. Aku tersenyum kecil, walaupun merasa malas untuk membalasnya. Dia duduk di sampingku, menjaga jarak sedikit. "Gue selalu ngeliat lo sering duduk disini." Ucapnya. Aku tidak peduli. Memang apa urusannya jika aku sering duduk disini? "Lantas, ngapain lo disini?" Kali ini aku yang bertanya agar terdengar ramah. "Ngasih makanan ke anak anak yang suka ngamen. " Jawabnya di barengi senyuman.

Sempat menatap matanya, lalu membuang muka dari wanita itu. "Nama gue Dita." Ucapnya lagi sambil mengulurkan tangan. Aku membalas tangannya, "Jamilah." Tidak sampai 10 detik, aku langsung melepaskan tanganku darinya. "Jamilah? Nama yang bagus." Guraunya seraya terkekeh. Itu tidak lucu,menurutku.
Mataku sempat melirik ke tangannya yang sedang asik memainkan batu berwarna putih. "Lo suka main sama batu itu?" Tanyaku menyimpan nada geli.

"Yap. Gue suka sama batu ini, dan gue juga gak tau apa alasannya." Jawabnya santai. Aku hanya tergelak mendengar jawaban konyolnya. Dia benar benar wanita yang aneh dan Sialnya dia cantik. "Mau ikut ke tempat anak anak pengamen?" Ajaknya. Aku terdiam sejenak, menimbang ajakannya. Tapi jika di pikir pikir, itu hanya membuang waktu." No thanks." Tolakku dingin. Namun dia menarik tanganku membuat aku tertarik ke arahnya. Aku menambah catatan di otakku tentangnya, Dia PEMAKSA.

Kami sampai di sebuah lorong yang terlihat agak redup dan kumuh. Dia juga suka ke tempat yang kumuh? Aku yakin Dita suka dengan kotoran. "Aku datang." Teriaknya cempreng. Salah satu anak kecil berjalan ke arah kami, dan raut wajahnya berubah menjadi ceria setelah melihat Dita. Anak kecil itu berlari dan memeluk Dita. Mereka sangat dekat sekali. Tapi aku tidak suka sama penampilannya yang dekil. "Dimana yang lain?" Tanya Dita pada anak kecil itu. "Gak tau. Aku baru sampai disini dan gak ada orang. Mungkin aja pada kerja." Jawabnya, lalu mata anak kecil itu menuju kepadaku. Memberikan senyuman manisnya, Sial aku jijik dengan senyuman itu. "Dia siapa kak? Pacarnya Kak Dita?" Tanya Anak kecil itu. Dih, tau apa dia tentang pacar? Masih kecil juga.

Dita hanya tersenyum malu di sampingku, tidak menjawab pertanyaan Anak kecil itu. Oh tidak, jangan sampai anak kecil itu mengira bahwa aku pacaran dengan Dita, "Gue bukan pacarnya." Jawabku ketus. Melirik sedikit ke Dita, Dia hanya terdiam tidak peduli akan jawabanku. Baguslah. "Oh iya, Josh. Aku bawa sesuatu buat kamu." Dita mengambil sesuatu dari dalam tasnya. Dan dia mengeluarkan cokelat membuat anak kecil yang bernama Josh itu meloncat girang. "Asik! Makasih Kak Dita. " Josh langsung mengambil Cokelat itu dan membukanya. Dia pertama kali memakan cokelat? Jika memang benar, maka dia adalah Anak yang paling menyedihkan. "Aku kesana dulu ya,Kak." Pamit Josh sebari melambaikan tangan kecilnya. Dita membalas lambaian tangannya, memberikan senyuman bahagianya yang terkesan.....Sangat Manis?? Aku tidak peduli. Kali ini aku harus berpikir keras dimana Aisyah.

"Lo ada urusan?" Tanya Dita. Aku menggelengkan kepala pelan. "Oke, kalau begitu. Ayo kita ke Cafe yang pertama kali kita bertemu. Ingat kan?" Tanya Dita lagi. Aku menaikkan salah satu alisku. Lagi, aku menambah catatan tentang dirinya di dalam otak, Wanita itu CEREWET.
Dita kembali menarik tanganku, Berusaha ingin menepisnya tapi aku khawatir dia bakalan kesal dan mengeluarkan semua ocehannya. Dita mempunyai sifat yang gampang Baper. Aku bisa menilainya.

Aku memberikan Helm padanya, namun dia terdiam menatapku lalu ke helm. "Cuman satu? Lo gak pake?" Aku menggelengkan kepala cepat. Tidak ingin terlalu lama, kupakaikan saja helm ini di kepalanya. Lihat? Dia tersipu malu.
Setelah memakaikannya, aku naik ke atas motor begitu pula dengannya. Kurasakan Tangannya melingkar di pinggangku. Ya ampun, bisakah dia tidak memelukku seperti ini? Menggelengkan kepala pelan, melepas kopling lalu melaju kencang ke tempat tujuan.

.

"Lo asalnya dari mana?" Tanya Dita padaku yang sedang asik memainkan sendok kecil di cangkir kopi. "Johor." Jawabku tanpa mengalihkan pandanganku dari cangkir. "Johor? Lo dari malaysia?!" Tanyanya antusias. Biasa aja kali reaksinya. Dasar Norak. Aku menoleh ke arah luar, memandangi awan yang mulai gelap. Aku yakin akan turun hujan."lo punya pacar?" Tanya Dita membuatku langsung menoleh ke arahnya.  Pacar? Aku tidak tau apa yang harus aku jawab. Kurasa Aisyah sudah tidak menganggapku seperti pacar. Maka kuputuskan untuk berkata,"Gak."

"Oh? Cowok setampan lo, masih jombs?" Dita tertawa, meledekku. Well, ledekkan yang bagus. Dan aku sedikit sadar jika dia baru saja memujiku. Aku tidak tau harus berterima kasih atau gak. Karena dia memujiku sekaligus meledek. "Kalau gue Jomblo, apa yang membuat lo seneng?" Gumamku sebari mencondongkan tubuhku ke depan. Dia terdiam memandangi wajahku. Lalu menggelengkan kepala cepat, Dia salah tingkah. "G-gue gak seneng. "

"Masa? Gue bisa lihat dari wajah lo--" Aku mencolek hidung nya yang agak mancung. Dan tertawa puas karena terhibur melihat wajahnya yang merah. Ternyata menggoda cewek itu seru. Dan bodohnya cewek yang ada di hadapanku ini gampang baper. Membuatku tambah asik untuk menggodanya lagi. "Apaan sih." Dengar itu? Dia baper hanya aku mencolek hidungnya. Kurasakan HP berdering, kurogoh saku celana. Melihat nama Zayn yang tertera di layar. Aku pun mengangkatnya.

"Sialan! Dimana Aisyah sekarang?! Ibu nya nanyain ke gue!! "Sentaknya di seberang telepon.

"Nanyain ya? Itu bukan urusan gue."

"Dasar cowok brengsek. Gue yakin lo ngunciin dia di kamar lo kan?"

Hey ! Apa yang dia katakan?! Apa Zayn baru saja menghina Aisyah jika dia jalang?
"She's not BITCH!!"

"Sure she's bitch. I love she because BITCH. karena dia selalu diam jika dicium sama gue. Dan rasanya itu....Strawberry."

Tanpa kusadari tanganku mengepal kuat. Zayn benar benar keterlaluan! Lihat saja nanti, aku akan menghabisinya. Kuputuskan teleponnya dan bangun dari duduk."Jamilah! Lo mau kemana?!" Seru Dita. "Gue ada urusan." Aku langsung meninggalkannya sendirian disana. Aku tidak ada waktu untuk berbasa basi padanya. Menyalakan mesin motor dan langsung melaju kencang ke rumah Aisyah. Aku yakin Zayn berada disana sekarang. Dia hanya milikku, hanya milikku.

-Aisyah's POV-

Aku terus mengganti channel TV yang menurutku seru. Tapi tidak ada satupun yang membuatku tertarik untuk menontonnya. Lantas, kumatikan saja TVnya, menyenderkan punggungku ke senderan sofa. Menengadah ke atas, sebari memikirkan apa yang sedang Jamilah lakukan tanpa diriku. Biasanya Jamilah selalu ke rumahku dan menghabiskan waktu bersama. Kangen sih iya, aku mau pulang tapi aku malas bertemu dengan Zayn. Dialah yang pembawa masalah itu.

Aku teringat pada saat Zayn mengatakan bahwa Jamilah adalah kakaknya. Tapi, kenapa Jamilah merasa begitu benci dengan Zayn dan juga Tante Ika? Apa ada masalah di antara mereka? Banyak pertanyaan yang menggerayai otakku dan sialnya aku tidak mendapatkan jawaban dari pertanyaan yang ada di otakku. Bangun dari duduk, beranjak ke kamar karena mataku sudah mulai lelah.

Tiba tiba aku terjatuh, dan kepalaku terbentur meja kecil. Sial! Ada ada saja. Kepalaku terasa pusing, Memoriku seketika terus berputar mengingat semua masa laluku... Tunggu aku mengingat nya?

***

Aisyah ingat semuanya? Lalu apa yang bakalan Aisyah lakuin? Simak terus kisahnya dan jangan lupa vote and comment:')

Aisyah Jatuh Cinta pada jamilah (hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang