13.Waiting.

79 22 2
                                    

-Jamilah's POV-

Aku membuka mulutku lebar lebar. Karna sudah tidak kuat membuka mataku sedari tadi. Menunggu aisyah sadar pasti akan lama sekali. Tapi tidak, aku sama sekali tidak keberatan. Aku rela menunggunya sampai kapanpun.

Davi berjalan ke arahku dengan wajah sendu. Ada apa lagi dengannya? Bukannya dia sudah puas menangisi aisyah ? Davi duduk disebelahku, sebari menghela nafasnya.

"Gue dapet kabar dari Polisi, Rangga meninggal."

Tubuhku langsung menegak terkejut mendengar berita duka itu. Rangga meninggal ? Bagaimana bisa ? Jangan sampai pria itu bunuh diri. Benar benar rangga, sungguh pria yang ceroboh.

"Katanya sih, dia meminum racun bunga wolfsbane."

Aku sedikit terkekeh mendengarnya. Rangga pantas mendapatkannya. Dia sudah menembak Aisyah. Seharusnya dia meminta maaf terlebih dahulu agar di akhirat tidak menanggung dosanya. mengusap wajahku pelan, memejamkan mataku sejenak. Namun aku terkejut lagi pada saat davi memanggil Nabila. Sialan, baru saja aku ingin tertidur ada saja pengganggu. Nabila berjalan dengan senyuman cerianya. Dia pula membawa makanan. Kebetulan sekali aku belum makan seharian ini. Aku langsung berdiri menghampiri nabila, menarik kantung belanjaannya yang berisi banyak makanan.

"Wahh tahu aja lu kalau gue lagi laper." Godaku membuat nabila terkekeh.

"Haha yaiyalah..Kasian gue ngeliat lo. Udah mah kurus...nanti tambah kurus. " Guraunya sambil tertawa pelan. Aku menatapnya sekilas, agak merasa tersinggung dengan omongannya. Emang tubuhku sangat kurus?? Aku kembali duduk di sebelah Davi. Ia terlihat sangat tidak bersemangat. Aku menawarkan makanan namun dia enggan menerimanya.

"Gue gak lapar. Gue gak akan makan sebelum Aisyah sadar. " Gumamnya. Well, aku akan tetap makan daripada tersiksa. Ohh aku tahu. Jika Davi tidak makan lalu sakit...lalu mendapatkan perhatian dari aisyah. Sangat pintar...

Pada saat Davi menguap aku langsung memasukkan makanan ke dalam mulutnya. Davi terkejut dan segera ingin mengeluarkannya namun aku menahannya. Perlahan dia mengunyah makanannya, tatapannya pula tajam ke arahku. Aku tidak peduli.

"Apaan sih lu ? Gue lagi nguap malah dimasukin makanan." Ucapnya kesal.

"Makan doank apa susahnya sih. Lagian aisyah gak akan ngasih perhatian buat lo."

Kening davi mengernyit setelah mendengar ucapanku. Aku memang benar kan ? Davi hanya mencari perhatian pada Aisyah. Haha lagipula aisyah bakalan pedulinya kepadaku. Bukan ke davi. Aku kembali memejamkan mataku setelah menghabiskan makanannya. Tapi lagi lagi aku membuka mata. disebelah nabila tertidur. Cewek ini mendengkur agak kencang. Aish, baru liat cewek kayak dia.

*

"Gimana keadaan aisyah dok?" Tanyaku pada saat didalam ruangan Aisyah. Dokter itu menghela nafas berat sebelum menjawab pertanyaanku.

"Terdapat bekas suntikan di bekas pahanya. Suntikan apa itu kira kira?" Tanya dokter balik. Bekas suntikan?? Emang aisyah nyuntik dirinya sendiri?? Mustahil banget. Kan aisyah paling takut sama jarum suntik. Jangankan jarum suntik...jarum pentul aja dia kalau megang pake gemeteran segala.

"Ohh saya tahu !! Suntikan itu terdapat cairan bunga wolfsbane." Ucap Davi tiba tiba. Bunga wolfsbane?? Cairan racun yang memasukin tubuh rangga itu? Oh sial, Aisyah tidak mungkin bunuh diri. Atau bisa saja rangga yang menyuntikkannya. Persetan !! Andai saja pria bajingan itu masih hidup maka aku akan membunuhnya dengan tanganku sendiri.

"Wolfsbane ? Oh...racun bunga itu terdapat 2 ciri. Ada yang bisa menghapus ingatannya dan ada juga yang bereaksi melenyapkan semua organ tubuhnya. " Sahut dokter membuatku terpaku. Hilang ingatan? Melenyapkan organ tubuhnya ? Ya tuhan..kenapa semua itu terjadi padanya?? Aku menjadi di buat pusing oleh dokter. Dokter itu pun pamit kepadaku dan juga davi sebelum pergi.

Aku berjalan ke samping ranjang pasien. Memandangi wajah Aisyah yang pucat. Dia walaupun tidur selalu terlihat cantik. Aku seperti orang bodoh karna senyum senyum sendiri. Davi yang berada di seberangku hanya menatap sinis.

"Dih..senyum senyum sendiri. Kayak orang gila lo." Ucapnya membuatku mengalihkan pandangan ke arahnya.

"Kenapa emang? Gak suka ? Yaudah diem gak perlu comment. Gitu doank ribet lu.." balasku ketus. Tanganku mengusap pipinya pelan. Kulitnya pula sangat dingin. Mencium keningnya cukup lama, lalu beranjak ke sofa. Kapan kamu sadar ? Aku rindu dengan suara kamu. Aku rindu dengan bawelnya kamu. Aku rindu dengan senyuman kamu,ketawa kamu yang kadang gak bisa berhenti. Aku rindu semuanya yang pernah kita jalani bersama. Andai aja kamu bisa mendengar suara hati aku, aisyah...Kembalilah demi Jamilahmu. Pria yang setia nunggu kamu disini dengan perasaan yang sama.

"Gue yakin. Pas aisyah bangun...langsung manggil nama gue."

tawaku lepas mendengar perkataannya. Jiahh...ni cowok ke PD an. Saking PDnya malah ngakak. Aku menggelengkan kepala pelan sambil tertawa.

"Ett gue serius. Kita liat aja nanti."

"Haha..davi-davi...yang ada, kalau pacar gue ngeliat wajah lo. Langsung teriak."

"Teriak kenapa? Teriak karna wajah gue ganteng? Hah, udah tahu lah."

"Dih..ganteng dari hongkong. Minum tuh air comberan supaya ganteng." Geramku kesal. Yaya, kuakui Davi ganteng,Cool, tajir. Tapi ya gimana lagi, Perasaan tidak di paksa. Kadang aku juga kasihan ngeliat davi. Aku juga ngerti perasaannya.

Nyesek gak sih kalian?? Suka sama orang tapi orang itu suka sama orang lain. Beuh..gue yakin sesak nafas.
Tidak semua orang yang kamu cintai akan mencintaimu kembali, tetapi itu bukan kekuranganmu, itu kekurangan mereka, cinta itu langka dan jika kamu memiliki kesempatan, aku akan mengatakan bahwa ke ajaiban dimana mana. Remember it.



***


Vote and commentnya say :') btw gue dpt quotes itu dari Siapa tuh lupa namanya wkwkw.

Seru gak sih bagian ini ? Aku ragu guys :') tp kalau dengan dukungan kalian...aku gak ragu kok bep . ppfftt :v


Aisyah Jatuh Cinta pada jamilah (hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang