54. Toko Buku

31 2 0
                                    

-Aisyah's POV-

Mataku sedari tadi memperhatikan Bianca yang sedang mondar mandir, terus teriak kayak orang gila, nyobain baju, terus di simpen lagi. Pokoknya dia heboh sendiri dan sibuk sama dunia lainnya. Aku hanya bisa diam, dan melirik ke jam tanganku. Aku bukanlah tipe orang yang suka belanja, jika ada uang juga aku malah membeli banyak novel. Maklumlah namanya juga pecinta buku.

Mendingan pecinta buku
Daripada
Pecinta cogan
wkwkwk

Aku memutuskan untuk duduk di sofa yang sudah di sediakan di toko baju seraya menunggu Bianca selesai melihat dress. Dan engga lama Bianca datang dengan wajah cerah. Pastinya dia sudah mendapatkan yang PAS. "Udah?" Tanyaku. Dia mengangguk cepat. Tapi aku tidak melihat sebuah kantung belanjaan dari toko ini. "Mana belanjaan elu?" Tanyaku lagi.

"Ohh, gue cuman lihat lihat doang beli mah kagak. Kalau ada duit gue balik lagi kesini kok." Jawabnya santai.

Jadi waktu 1 jam hanya di pakai untuk lihat lihat baju doang? Please deh. Buang buang waktu banget, waktu itu kan berharga. mendingan aku tidur 1 jam di rumah daripada harus lihat lihat baju. Aku memutarkan bola mataku darinya dan bangun dari duduk. "Sekarang kita mau kemana?" Tanya Bianca. Aku terdiam sejenak sambil menimbang-nimbang pertanyaan Bianca.
"Toko buku."jawabku santai.

"Oke lo ke toko buku, gue tunggu di Cafe. Bye sayang!!" Bianca sempat mencium pipi kananku hingga membuat sedikit jijik lalu dia pergi meninggalkanku sendirian disini. Emang engga ada terima kasihnya banget ya tu cewek. Haha untung temen, kalau bukan udah aku makan kali :)
Aku pun keluar dari toko baju dan mulai mencari toko buku yang berada di dalam Mall luas ini. Kedua sudut bibirku terangkat ke atas ketika melihat tulisan "GRAMEDIA."

Buru buru aku berjalan cepat dan masuk ke dalam sana. Senyuman di wajahku tak tampak hilang. Tentu saja aku senang karena melihat banyak novel baru. Aku mulai sibuk mencari judul yang menurutku menarik untuk di baca. Tapi tiba tiba insiden kecil terjadi.
Mungkin saking senangnya aku menabrak seseorang hingga buku yang ia pegang terjatuh ke lantai.

"Sorry!" Ucapku menyesal. Aku membantu dia membereskan buku buku. namun aku terdiam karena mata kami bertemu. Jamilah ada disini? Dia ngapain? Aku ingin tersenyum padanya tapi kuusahakan untuk memasang wajah datar di hadapannya. "Maaf." Gumam Jamilah. Aku menautkan kedua alisku, aku baru sadar jika Jamilah memakai kacamata. Dan itu terlihat....cocok ditambah Jamilah terlihat sangat tampan.
Oh ya tuhan apa yang aku pikirkan sekarang?!

"Lo pakai kacamata?? sejak kapan?" Batinku sangat ingin berteriak karena melontarkan pertanyaan bodoh itu. "Sejak gue kembali masuk sekolah. Kenapa? Engga cocok di wajah gue ya?" Tanya Jamilah seraya memegang kacamatanya. Buru buru aku memegang tangannya supaya dia tidak melepaskan kacamata itu. Aku tertegun sejenak, kami saling menatap satu sama lain. Mataku teralih ke arah tanganku yang masih menempel di tangan Jamilah, aku pun menjauhkan tanganku dan sedikit gugup. Kenapa juga jantungku berdebar debar saat menyentuh tangannya?

"Maaf." Gumamku sedikit tidak enak.

"Maaf? Kenapa harus minta maaf?" Tanya Jamilah tidak paham.

"Karena gue udah pegang tangan lo." Jawabku sedikit ragu. Kudengar dia tertawa pelan. Suara tawa itu...Aku sangat merindukannya. Ada perasaan rindu yang berat. Aku merindukan masa laluku bersamanya,tapi sayangnya itu hanya masa lalu dan tidak akan terulang lagi. "Mendingan kita ngobrol dulu di cafe. Mau engga?" Ajak Jamilah. Aku ragu, terima atau tolak aja ya? Entah apa yang merasuki tubuhku hingga aku menganggukan kepala. "Oke kalau begitu gue bayar buku novel ini dulu." Aku menganggukan kepala pelan.

Apa aku dan dia akan kembali seperti dulu lagi?

Apa Jamilah masih menyimpan perasaan padaku?

Lalu Angkasa ?

Aisyah Jatuh Cinta pada jamilah (hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang