33. Kenapa harus begini?!

56 12 7
                                    

-Aisyah's POV-

Prang !!

Aku terkejut setelah mendengar suara kerisuhan yang berasal dari dapur. Padahal kan hanya aku saja yang berada di rumah, Bunda belum pulang dari Singapur sama Tante Ika. Tanganku membuka laci kecil yang berada di sebelah, mengambil pisau kecil yang pernah diberikan oleh Ayah. Lalu bangun dari tidurku. Membuka pintu, menengok ke kanan dan ke kiri.

"What the hell ?!"

Aku mendengar suara pria yang bergeram kesal. Gak mungkin maling teriak begitu. Aku menyembunyikan pisau kecilku di balik pinggang. Bersiap siap untuk menyayat lengannya. Aku melihat ada seorang pria yang sedang membelakangiku. Apa yang dia lakukan di dapur? Maling kelaparan? Aku menarik bajunya, menyayat lengannya hingga dia berteriak kesakitan.

Ya tuhan!!! Dia bukan maling, Tapi ZAYN!! Dia meringis kesakitan, memegangi lengannya yang berdarah karena pisauku. Sial,sial,sial !!
Aku menggiringnya ke ruangan, menyuruhnya untuk duduk disana lalu aku berlari mengambil kotak P3K. Dan kembali lagi kepadanya.  "Kenapa lo sayat tangan gue?! Oh atau jangan jangan lo itu psikopat?? Oh god !!" Teriaknya kesal memasang wajah dramatis. Aku buru buru mengeluarkan kapas dan juga betadine. Sepertinya ini robek maka aku harus menjahitnya. Untung saja Aku sudah mahir mengobati luka robek karena sayatan. "Sorry gue pikir lo maling." Gumamku merasa bersalah. Dia hanya mendengus kesal.

"Wajah setampan ini disangka Maling? Bener bener. Lagian mana mau maling masukin rumah ini karena ada penghuni yang mengerikan..." Ledeknya. Nyebelin!! Aku menekan kapasnya ke luka sayat Zayn, dia kembali menjerit kesakitan. Sialan, teriakannya sangat kencang membuatku menaruh tanganku di mulutnya sontak dia pun terdiam. "Bisa tahan sedikit?" Dia mengangguk cepat. Pun aku kembali sibuk mengobati lukanya. Setelah itu aku bangkit dari sofa, namun Zayn menarik lenganku tiba tiba sampai aku terjatuh di atas tubuhnya sedangkan Zayn berada di bawahku. Baru aku sadari jika Zayn memiliki bibir yang indah dan juga matanya...bodoh, apa yang lo pikirin,Aisyah!!!??

Kami terdiam saling menatap satu sama lain. Menelan ludahku saja terasa sulit karena wajahnya yang dekat. Nafasnya terasa di kulit wajahku, aku berusaha menarik diri namun dia menahannya. "Lepasin gue,Zayn." Gumamku. Kurasakan tangannya melingkar di pinggangku, menarik tubuhku hingga kami bertambah dekat. Ya tuhan, kenapa aku harus terjebak di posisi ini?! "Ternyata lo punya wajah yang menarik. Gak heran kalau Jamilah gak mau kehilangan lo. Karena dia suka sama bibir lo yang...." Zayn menaruh ibu jarinya di bibirku dan mengusapnya pelan. Apa yang dia katakan? "Jamilah paling suka sama bibir lo. Dia pernah cerita ke gue. Dan asal lo tau, gue adiknya."

Seketika mataku terbuka lebar. Zayn adiknya Jamilah?! Itu gak mungkin. Berarti Tante Ika itu adalah ibu nya Jamilah? Kenapa Jamilah tidak memberitahuku soal ini? Zayn membiarkanku menjauh darinya. Kuselipkan rambutku ke sela telinga agar tidak terlihat gugup. Aku menoleh ke belakang, dan Jamilah sedang berdiri di ambang pintu. Tatapannya tajam kearahku dan juga Zayn. Apa dia melihat barusan jika aku berada di atas tubuh Zayn? Jika ya maka habislah aku!!!

"Kak Jamilah!!" Zayn menyambut kedatangan Jamilah. Aku saja tidak tau kapan dia sampai disini. Zayn berjalan ke arah Jamilah, merangkul bahu Jamilah. Sedangkan mata Jamilah terus tertuju ke arahku. Ini semua salah paham!! aku yakin Jamilah sangat marah padaku. kulangkahkan kakiku, mendekat ke Jamilah yang masih memasang wajah dinginnya. Dia terlihat menyeramkan jika diam seperti ini, lebih baik dia berbicara daripada diam. "Jamilah..." Panggilku. Aku terdiam sejenak, bingung karena harus mulai dari mana aku menjelaskan semua ini.

Mata Jamilah beralih ke arah Zayn. Dia menepis tangan Zayn kasar, mendorongnya hingga terjatuh ke lantai. "Kak, kenapa lo selalu kasar ke gue?!" Sentak Zayn. Jamilah mengalihkan pandangannya lagi ke arahku. Menarik tanganku dan membawaku keluar rumah. Kudengar Zayn terus memanggil kami. Jamilah memaksaku untuk masuk ke dalam Mobilnya, aku menurutinya. Merasa ngeri melihat Jamilah yang sedang sangat marah. Ini semua ulah Zayn, jika dia tidak menarik maka tidak akan seperti ini.

Aisyah Jatuh Cinta pada jamilah (hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang