43. Terlalu Percaya diri?

52 10 4
                                    

"Bocah ngapa dah?" Tanya Nabila padaku dengan alisnya yang mengerut. Gak tau sih aku juga, dari kemaren rasanya lesu banget. Mungkin aja kecapean, ditambah badmood melulu. Pikiran juga terus menuju ke Angkasa sama Jamilah. Aku hanya merasa kalau Angkasa nyimpen perasaan sama aku, atau aku yang terlalu percaya diri? Jamilah pula setiap aku telepon di matiin terus. Emang bener kali kalau Jamilah mau ngejauh, Baguslah. "Heh! Kok malah bengong sih?" Teriak Nabila tepat di telingaku.

"Apaan sih. Gue lagi badmood. Jangan mancing emosi deh." Jawabku kesal sebari membanting tas ke sofa yang ada di apartement. Nabila mendengus kesal, kedua kakinya di naikin ke atas meja yang ada di depannya. "Turunin kakinya." Perintahku tegas. Tapi dia malah sibuk mainin HP. dia sengaja? Tanganku langsung memukul pahanya kencang hingga dia menjerit kesakitan. Salah sendiri nyari masalah.

"Kenapa mukul gue?! Kan gue gak salah apa apa." Pekiknya menahan kesal.

" jangan di biasain kaki di atas meja. PAMALI."

"Gak ada Bu Malinya." Balasnya santai. Ini bocah ngeyel banget ! Karena kesal aku mengambil bantal sofa yang ada sebelahku lalu memukul kepalanya menggunakan benda ini. Walaupun empuk tapi pukulan kencang. Rasain!! "Lu tuh ngeyel banget sih jadi cewek. Untung aja temen kalau bukan udah gue bunuh sekarang juga." Ucapku sebal.

"Bunuh aja. Lagian gue bakalan terkenal. Terus nanti gue masuk berita seorang siswa perempuan di bunuh oleh temannya sendiri di apartement dengan keadaan telanjang. Mantap jiwa, Hahaha.."

Aku memutarkan bola mataku malas darinya. Gak usah telanjang juga kali. "Males banget gua nelanjangin lu." Gumamku pelan sambil buang muka.

"Ya siapa tau lu kepengen liat lekuk tubuh gue secara langsung." Balasnya lagi di barengin tawaan. Aku ikutan tertawa seraya memukulnya. Nabila emang nyebelin, dan lawakannya itu bikin orang agak jijik. Kami kembali sibuk di dunia masing masing, Nabila sedari tadi sibuk sama HPnya. Pasti Chatting sama Davi. Sedangkan aku memainkan Facebook di laptop.

Kedua mataku menyipit karena melihat ada foto yang aku kenal. Memperbesar foto itu dan sontak aku terkejut saat melihat Jamilah yang sedang memegang gelas bir bersama teman temannya. Ada cewek dan juga cowok. Dan yang lebih kagetnya lagi Jamilah ngerangkul cewek bule. Udah aku duga kan!! Dia ada cewek lain disana. Aku melihat profil yang bernama 'Aditya Syaputra'. Itu pasti temennya Jamilah. Aku sengaja meminta pertemanan padanya supaya aku bisa mencari tahu tentang Jamilah di negara luar.

Tidak lebih dari beberapa menit, yang namanya Aditya itu udah ngekonfirmasi permintaan pertemananku. Bagus! Untung aja aku punya akum FB namanya bukan Aisyah tapi Annisa. Jariku mulai sibuk mengetik sesuatu untuk dikirimkan pada Aditya.

Me : Thanks for friendship

Aku langsung mengirimnya dan tidak sabar menunggu balasanya. "Lu chattingan sama siapa?" Tanya Nabila sedikit mengejutkanku. Jawab jujur atau gak ya? Kalau jujur nanti malah ribet. "Nothing. "Dustaku sambil menggeser jauh dari Nabila supaya dia gak bisa liat. Kuputuskan untuk pindah tempat duduk di seberang Nabila. Disini lebih aman.

"Lu kenapa sih? Pindah duduk segala." Ujarnya ketus

"Suka suka gue donk." Jawabku gak kalah ketus. Mataku langsunh tertuju ke layar laptop saat melihat balasan Aditya. Untung aja dia lagi aktif. Jariku kembali sibuk mengetik sesuatu.

Me : thanks for friendship

Aditya : Urwel. Btw, asli indonesia? Gue juga asli orang sana tapi sekarang tinggal di amerika.

Me : oh. Iya gue dari indo.

Me : lo disana tinggal sama siapa?

Aisyah Jatuh Cinta pada jamilah (hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang