Seminggu setelah kejadian pembongkaran identitas kelas 11 Ipa 4 semakin kompak dan saling percaya satu sama lain, mungkin tidak ada lagi yang mereka sembunyikan.
Saat ini mereka sedang mengerjakan tugas dari Bu Yani guru Matematika mereka yang berhalangan hadir. Matematika adalah pelajaran yang membuat kepala pusing tujuh keliling dan mumet otak, oleh sebab itu kelas 11 Ipa 4 bekerja sama dalam mengerjakan soal itu. Jauh dari lubuk hati mereka yang paling dalam mereka sangat malas mengerjakan ini, tapi mengingat guru yang mengajarnya sangat kejam maka mereka memutuskan untuk mengerjakannya. Lagipula kalo dirumah juga pasti gak akan dikerjakan karena mereka gak bisa.
"Nay No 4 gimana caranya?" Tanya Anton.
"iya Nay gimana sih itu? kita pusing" Seru yang lain menimpali perkataan Anton.
"Jelasin di depan Nay, Supaya keliatan semua" Ujar Bara, Naya hanya mengangguk kemudian mengambil spidol didepan dan mulai menjelaskannya secara rinci dan mudah diingat untuk mereka.
"Ngerti?" Tanya Naya kepada teman teman sekelasnya mereka hanya menggangguk mengerti.
"Lu udah semua Nay?" Tanya Vita saat Naya sudah kembali menuju bangku sebelah Vita.
"Udah, Lo mau liat? ambil aja tuh" Ucapan Naya membuat Vita menggangguk antusias kemudian menyalinnya langsung.
Naya POV's
Karena aku merasa bosan akhirnya aku memutuskan untuk pergi ke Toilet, sebelum itu aku menghampiri kursi Rian untuk meminta izin.
"Yan, gue izin ke toilet ya" Izinku kepada Rian sebagai Ketua Kelas.
"Iya, balik lagi ya Nay jangan bolos" Ucap Rian nada memperingati.
"Iya iya" Ujarku kemudian berjalan menuju pintu kelas.
"Eh Nay bentar!" Cegah Alana.
"Kenapa Na?"
"Ini no 15 gimana caranya?" Tanya Alana.
"Tuh liat aja di buku gue sama Vita, Kalo kalian mau nanya nanya tanya aja ke Bara dia pasti tau kok. Atau engga nyalin punya gue aja tuh di meja, udah yah bye" Ujarku kemudian pergi menuju kamar mandi.
Saat dikamar mandi samar samar aku mendengar suara isak tangis seseorang dan suara bentakan seseorang juga.
'Njir siapa tuh yang lagi nangis, kok merinding yah?' Batinku.
Lama kelamaan suara itu makin jelas, tapi tunggu kok suaranya kayak kenal ya?
"Jauhi Revan, kalo enggak? Gue bakal hancurin lo!!. Lo itu hanya sampah masyarakat,lo gak pantes bersanding sama Revan!!" bentak seseorang itu yang tak lain adalah Nada, Wah dia membully gengs.
'Prok prok prok' tepukan tanganku berhasil membuat mereka terkejut.
"Waw, Pemandangan yang menakjubkan" Ujarku santai kemudian menghampiri siswi yang di bully kemudian membantunya berdiri.
"Pemandangan yang benar benar menakjubkan dari seorang Nada Aluna Nandaransyah yang katanya sang putri sekolah. Terkenal akan kecantikannya, kelembutannya, kekayaannya, kecerdasannya, dan lain lain ternyata berbuat yang bukan mencerminkan seorang putri. fakta yang mengejutkannya adalah sifat dia tidak jauh dari kata monster. Ternyata selama ini dia memakai topeng agar image nya terlihat baik, bukan begitu Putri Nada?" Ucapku sambil menekankan beberapa kata. Mendengar itu membuat Nada geram dan marah.
"Gak usah ikut campur urusan gue! Kalian sama sama sampah masyarakat yang harus dibasmi! dan buat lo!" Ucapnya menunjuk kearahku.
"Lo itu hanya benalu!! Yang gak berguna sama sekali!! Lo selalu jadi penghambat gue bahagia!! GUE BENCI SAMA LO!!!" lanjut Nada yang berteriak pada akhir ucapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PAINFUL✔[SUDAH TERBIT]
Literatura Feminina📌SEBAGIAN PART DI HAPUS DEMI KEPENTINGAN PENERBITAN!!📌 Mana yang katanya selalu ada?!. Kata orang keluarga adalah tempat kita meminta perlindungan!, kata orang keluarga adalah sandaran kita saat sedang rapuh!, kata orang keluarga bakal selalu ada...