CHAPTER EMPAT BELAS

101K 4.5K 268
                                    

Karena mereka hanya melihat tanpa mau mendengar yang sesungguhnya.

Malam pun tiba, Naya tidak sama sekali keluar dari kamarnya. Orangtuanya dan Nada tidak mengetahui jika Naya sudah pulang, mereka sibuk dengan kehadiran Rizal.

Karena merasa haus Naya pun turun ke dapur untuk mengambil minum, Sebenernya Naya malas untuk turun ke bawah karena ada Rizal,  tapi karena dia sangat haus akhirnya dia memaksakannya.

Suara tawa bahagia terdengar dari ruang makan. Tawa mereka terdengar sangat bahagia, tapi siapa sangka?? Salah satu tawa itu terdengar mengerikan di telinga Naya.

Perhatian mereka teralihkan saat melihat Naya melewati meja makan tanpa berbicara sepatah kata pun.

Rafly agak terkejut saat melihat Naya sudah pulang "Selama seminggu ini kamu kemana, Naya?" Ucapnya dingin.

Naya tidak menjawabnya, dia hanya fokus mengambil air di kulkas. Kemudian mengambil gelas, tanpa mau menjawab pertanyaan Papa nya.

Karena kesal tidak dijawab Rafly pun mengcengkram tangan Naya dengan kasar.

Tapi Naya tidak meringis dia hanya memandang tangannya datar. Ternyata itu bukan Naya, tapi Ivan. Ivan masih mengendalikan tubuh Naya.

"Jawab Papa Naya!! Kemana kamu seminggu ini!!" cecar nya marah.

"Apa peduli anda?" Ujar Naya datar sambil mendongkapkan kepalanya menatap papanya dingin.

Saat melihat tatapan mata Naya, Rafly melepaskan cengkraman tangan Naya. Rafly merenung sejenak batinnya bertanya tanya, mengapa Naya memandangnya dengan tatapan sangat dingin dan kosong?? Mengapa juga isyarat mata Naya berujar bahwa dia tersakitii? Apa dia salah selama ini?

Batinnya terus bertanya tanya. Hingga suara Rizal memecahkan lamunannya.

"Naya apa kau tidak rindu pada pamanmu ini??" ujarnya baik dibuat buat.

"Cihh, gak sudii!" gumam Naya pelan tetapi masih bisa didengar oleh Rafly.

Rafly hanya diam tidak memarahi Naya kali ini. Pikirannya masih bertanya tanya tentang sorot mata Naya.

Biasanya Rafly tidak peduli kepada Naya, Karena Naya adalah penyebab ibu nya pergi. Tapi kali ini entah mengapa terasa ada yang mengganjal dengan hatinya.

"Kemana aja lo seminggu ini gak pulang??" tanya Nada dengan wajah yang angkuh.

"Bukan urusan Lo!" Ucap Tajam Ivan. Dia sudah gerah dengan kelakuan mereka, tapi dia harus menahan amarah nya demi Naya.

"Kok lo nyolot sih??" Ucap Nada marah.

Ivan hanya tersenyum remeh "Lo itu cantik"

Seketika Nada tersenyum sombong "Gue tau kok kalo gue cantik" Ujarnya sombong.

"Tapi sayang hati lo busuk!" Ujarnya dengan tersenyum remeh.

Nada marah dengan Hal itu, dia pun bangkit menghampiri Naya saat ingin menjambaknya tangannya di cekal oleh Rafly.

Membuat semua orang yang ada menyaksikan itu terheran heran tidak biasanya Rafly membela Naya.

"Papa apa apaan sih?!! Kok papa ngebelain Naya sih!! Kan papa biasanya ngebelain aku!!" Ujar Nada kesal.

Rafly tidak tau kenapa dia seperti itu, tangan nya tiba tiba seperti ingin menolong Naya.

Dengan kesal Nada menghentak hentakkan kaki nya meninggalkan ruang makan menuju kamarnya.

"Kamu kok belain anak sialan itu sih?" tanya Zoya.

"Jika saya anak sialan, lalu apa kabar dengan anda?? Orang tua sialan??" Ujar Ivan, sebenernya dia berat berbicara seperti itu tapi dia sudah terlanjur kesal dengan ucapan pedas ibunya.

PAINFUL✔[SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang