CHAPTER DUA PULUH DELAPAN

95K 4.2K 166
                                    

“Mencoba untuk mengelak tapi tidak bisa, mencoba untuk berlari tapi tidak bisa. Untuk saat ini cobalah ikuti alur yang telah diatur, mungkin itu yang terbaik”




Nada POV's

Menyesal, satu kata yang selalu terbesit dalam hati dan pikiranku.

Aku menyesal bersikap egois, aku menyesal bersikap rakus, aku menyesal bersikap iri. Aku sangat sangat menyesal.

Mungkin ini memang karma ku, ini balasan dari semua yang telah aku lakukan kepada Naya.

Saat ini aku hanya bisa merenung dibawah renungan bulan, sudah beberapa hari ini aku menyukai kegiatan ku ini.

Semenjak semua nya terbongkar, Semuanya mulai berubah. Keluargaku, Sikapku, bahkan penampilanku sekarang berubah.

Bukan Nada yang fasionable lagi, aku lebih cuek terhadap penampilanku dan orang orang disekitarku.

Sekarang aku memilih untuk berpenampilan sepeti Naya, Nerd. Yah, aku lebih berpenampilan seperti itu untuk melepas rindu ku kepadanya. Meskipun aku tau itu tidak akan berpengaruh apa apa, tapi sedikit beban ku akan terangkat dengan ini.

Mama yang depresi tidak mau keluar dari kamarnya, papa yang semakin gila kerja. Itu membuatku semakin tertekan.

Meskipun kamu selalu bilang bahwa kamu telah memaafkanku tapi aku tidak bisa, aku selalu merasa bersalah.

Sinar matahari yang menyilaukan masuk ke kamarku, sesegera mungkin aku bangun dari tidurku. Sekarang aku harus mandiri, karena sekarang semuanya telah berubah.

Setelah mandi aku pun bersiap siap dengan penampilan baruku, aku tidak peduli jika tidak ada yang mau berteman denganku.

Aku pun bergegas untuk pergi kebawah "Bi Dede" panggilku.

Bi Dede terkejut melihat penampilanku "Iya non?"

"Jangan heran ya bi. Mulai saat ini dan seterusnya ini penampilanku, aku kangen Naya jadi aku berpenampilan seperti Naya" Ucapku dengan senyuman lebar.

Bi Dede hanya mengangguk membalas senyumku.

"Makanan buat Mama udah disiapin?" tanyaku

"Udah non, ini saya mau nganterin Makanan nya ke kamar nyonya" Sahutnya.

Dengan cepat Aku pun mengambil alih nampan yang dipegang Bi Dede "Gak usah bi, Biar Nada aja. Mending bibi lanjutin aja masaknya" Ucapku.

Bi Dede pun mengangguk " Iya non"

Setelah itu Aku pun bergegas ke Kamar Mama, terlihat lah mamanya tengah termenung menatap kearah luar jendela.

Aku melihat makanan di meja yang belum tersentuh sama sekali olehnya.

"Ma" cicitku pelan.

Sang mama mengalihkan pandangannya menatapku, kemudian tersenyum tipis.

"Nada, Naya dimana?" tanyanya.

"Naya ada kok, dia belum pulang" Bohong ku.

"Mama kangen Naya, tapi Naya gak mau ketemu mamah. Karena mama jahat, kemarin Mama mimpi Naya pergi. Makanya Mama liat terus ke jendela takutnya Naya pulang mama gak tau" Ujarnya membuatku ingin menangis.

PAINFUL✔[SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang