Sudah terhitung tiga hari Naya masih betah dengan tidurnya, tidak ada tanda tanda bahwa Naya akan bangun.
Sekolah sudah masuk seperti biasa. Sikap Vita menjadi pendiam tidak seceria dulu, dan Sikap Bara yang dingin kini perlahan muncul kembali.
Nada, sekarang dia sudah sadar. Dia hilang ingatan sementara, tapi dia tidak seperti Nada sebelumnya. Dia lebih cenderung diam, seperti sedang memikirkan dan mengingat sesuatu.
Dia juga sudah berubah, entah karena apa. Nada melupakannya, tapi meskipun dia hilang ingatan tapi hati nya sekarang membimbingnya ke arah yang benar.
Saat ini Bara sedang di dalam mobil bersama Revan, mereka pergi sekolah bareng. Tentu saja Revan yang membawanya.
"Bar, lo mau jenguk Naya sekarang?" tanya Revan.
Bara hanya berdehem sebagai jawaban.
Revan yang melihat itu hanya menghela napasnya, susah jika Bara sudah seperti ini lagi.
"Kata Mama ntar mama mau ngejenguk Naya nanti siang, Lo pulang dulu. Jemput Mama biar sekalian bareng" Ujar Revan.
"Iya"
"Menurut lo Naya bakalan bangun?" tanya Revan lagi membuat Bara melirik Revan.
"Iya, kemaren gue mimpi Naya. Naya bilang dia bakal bangun secepatnya, tapi sampai sekarang dia belum bangun juga" Ucap Bara frustasi.
Revan mengangguk "Yaudah berarti lo tenang aja, Kalo Naya bilang gitu, berarti bakalan bangun sebentar lagi" Ujarnya.
Mereka pun sampai di depan parkiran sekolah, keduanya turun bersamaan.
"Gue duluan" Ucap Bara kemudian pergi meninggalkan Revan sendirian.
Revan hanya menggelengkan kepalanya, tiba tiba pukulan di bahunya membuatnya melihat kearah si pelaku.
"Kenapa?" tanya Revan, si pelaku hanya menyengir saja. Si pelaku adalah Dio.
"Gapapa, jom lah ke kelas" Ujarnya.
"Lo ngatain gue jomblo? Terus lo apaan bangke?" sewot Revan kemudian meninggalkan Dio sendirian.
Dio menyeritkan dahinya bingung, padahal niat dia mengajak Revan pergi ke kelas, 'jom' itu bahasa malaysia kan?Artinya 'Ayo' Dio mendengar kata itu dari kartun kembar kembar botak.
Lah itu mah Revan nya aja yang ke lamaan jomblo, jadi apa apa bawa bawa status.
Tidak mau memikirkan lagi, Dio pun memilih untuk menyusul Revan kedalam kelas.
Bara memasuki kelas nya dengan aura yang kurang mengenakan. Perhatian teman temannya fokus kepada Bara yang berpenampilan acak acakan.
Tidak ada yang berani bertanya, semuanya bungkam tidak bersuara.
Bara hanya menenggelamkan kepalanya dilipatan tangannya dan memejamkan matanya, banyak yang memandangnya prihatin.
"Gak usah mandangin gue kayak gitu. Gue benci itu" ujar Bara yang masih memejamkan matanya.
Perkataan itu sukses membuat semua teman temannya mengalihkan pandangannya salah tingkah. Aura yang dikeluarkan Bara sangat mengerikan.
Hari ini Vita tidak terlihat di kelas, dia memilih bolos ke rooftop sekolah.
Menikmati semilir angin yang menyejukkan, meskipun rasa sesak di dadanya belum hilang sepenuhnya tapi dengan angin ini rasa sesaknya sedikit sedikit berkurang.
Melihat pemandangan kota yang tampak indah baginya, membuat gelisah yang ada dari dalam tubuhnya berkurang secara perlahan.
Setelah puas memandangi kota, Vita pun tiduran di lantai rooftop tanpa memperdulikan bajunya yang kotor karena debu.
KAMU SEDANG MEMBACA
PAINFUL✔[SUDAH TERBIT]
ChickLit📌SEBAGIAN PART DI HAPUS DEMI KEPENTINGAN PENERBITAN!!📌 Mana yang katanya selalu ada?!. Kata orang keluarga adalah tempat kita meminta perlindungan!, kata orang keluarga adalah sandaran kita saat sedang rapuh!, kata orang keluarga bakal selalu ada...