CHAPTER DUA PULUH LIMA

93.2K 4.5K 142
                                    

"Kaka bakal tunangan" Ujar Arkan membuat yang lainnya kaget.

Misya yang tadinya ingin mengambil Barang yang tertinggal, mendadak mati kutu.

Cepat cepat dia berlari meninggalkan rumah sakit. Dia pergi ke parkiran, menyusul Bella.

Hatinya hancur mendengar perkataan Arkan.

Jadi selama ini? Dirinya dipermainkan Arkan? Brengsek! Benar benar brengsek!

Misya membenci Arkan. Mengapa hatinya sangat bodoh dalam hal jatuh cinta?

Dari kesekian kalinya cintanya berakhir tragis. Niat awalnya Misya tidak mau lagi membuka hati dengan yang namanya laki laki.

Tapi dia gagal, Arkan berhasil memasuki hati Misya dengan gampangnya dan tanpa Misya sadari.

Yang jelas hati dia sakit saat Arkan berbicara, bahwa dia akan tunangan.

Berbeda hal nya di ruangan Naya. Semuanya tidak ada yang berani membuka suaranya, Arkan pun hanya bisa diam.

Sedangkan Raka memandang Arkan tidak percaya.

"Apa maksudnya?" pertanyaan dingin dari Naya membuat Arkan meringis.

Pasalnya Naya jarang sekali mengeluarkan aura dinginnya kepada orang yang dia sayang. Bahkan Vita pun yang sudah lama kenal dengan Naya baru satu kali mendapatkan aura dingin dari Naya.

"Apa maksud kaka ngomong kayak gitu! Kakak mau nyakitin kaka aku?!!" cecar marah Naya.

"Kakak gak boleh ketemu lagi sama kakak aku!" timpal marah Vita juga

"Aku nyesel biarin Dr. Arkan deketin kakak aku" Nah loh Naya bener bener marah.

Buktinya dia menyebut Nama Arkan tanpa embel embel kakak lagi, dia menyebut Arkan seperti semula, Dr. Arkan.

Belum sempat Arkan berbicara pintu ruang inap Naya sudah terbuka lebar lebar.

Terlihat 2 orang paruh baya berbeda jenis kelamin datang menghampiri Naya. Arkan yang tau siapa itu, menelan air liurnya sendiri.

Belum sempat ia menjelaskan yang sebenernya. Udah datang masalah baru.

"Astaga" Ucap seorang wanita patuh baya tersebut kaget saat melihat kondisi Naya.

Kemudian dia menangis, hal tersebut membuat Naya, Vita, dan Bara terheran heran.

"Kita jahat, Yon" Ujarnya.

Dengan cepat sang suaminya meringkuh tubuh istrinya.

"Aku gak tega, ternyata dia menderita tanpa kita" sahutnya.

Sang suami masih menenangkan istrinya, dengan mengelus punggung nya.

Ketika matanya melihat kearah Arkan, dia pun memandang Arkan dengan tajam.

Yang ditatap hanya cengengesan, tidak merasa bersalah.

Naya yang melihat itu hanya memandang Arkan bingung.

"Nay, siapa itu?" bisik Bara.

Naya menggeleng "Aku gak tau"

Vita hanya menatap Naya, Naya menggelengkan kepalanya.

"Heh kamu! Anak Nakal!!" Ujar nenek nenek itu kepada Arkan.

"Hehe maafin Arkan Oma" cengirnya tanpa merasa bersalah.

"Berani berani nya ya kamu! Kenapa kamu gak ngasih tau Oma hah?!" tanya nya menggebu gebu tidak lupa menjewer salah satu telinga Arkan.

"Aduh Oma, sakitt. Udah dong, Arkan minta maaf" Ringis Arkan pelan.

PAINFUL✔[SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang