CHAPTER DUA PULUH TUJUH

89.7K 4.1K 46
                                    

Baca sampai akhir;)

Naya dan yang lainnya sudah siap untuk tinggal di Bandung. Kebutuhan mereka untuk tinggal disana sudah dipersiapkan jauh jauh hari sebelum pemberangkatan.

"Udah siap semua pa?" tanya Naya kepada Pak Asep

"Sudah non, kita tinggal berangkat" jawabnya.

Naya pun mengangguk "Yaudah, yuk berangkat" ajaknya.

Mereka pun berpamitan, berpelukan untuk terakhir kalinya. Karena mungkin Naya dan yang lainnya tidak akan kembali dalam waktu yang dekat.

"Udah ayok Nay, kayak nya lo betah banget pelukannya" ucap Vita kepada Naya yang sedang berpelukan kepada Bara.

Naya pun melepaskan pelukannya "Yang jomblo sirik aja" ledeknya.

"Bar aku pergi dulu yah, baik baik disini. Jangan lupa makan, sholat, jaga kesehatan yah jangan sampe sakit. Aku sayang kamu" Ujar Naya sambil mengecup pipi Bara.

"Iya, kamu juga yah, Pokoknya aku gak mau denger kamu masuk rumah sakit lagi. Aku juga sayang kamu"  balas Bara mengecup kening Naya.

Entah sejak kapan mereka merubah panggilannya menjadi aku kamu, emm mungkin semenjak Naya sakit atau semenjak mereka akan LDR an? Naya tidak memperdulikan itu.

"Yaudah, bye bye semuaaaa" pamit Vita kepada Arkan, Raka, Bara, dan teman temannya yang belum pulang.

Mereka mengangguk, berat sekali melepas orang yang mereka sayang. Apalagi ini dalam waktu cukup lama, meskipun jarak antara Jakarta dan Bandung dekat tapi rasa rindu itu akan selalu hadir.

Alana, Salwa, Tasya, Thalia menangis melihat Naya dan Vita akan pergi. Yang lainnya hanya memasang raut muka lesu dan kehilangan.

Naya, Vita, Misya, dan Bella pun memasuki mobil, Mereka melambaikan tangannnya ke arah jendela.

"See youu guyss! Gue bersyukur punya kalian" Ucap Naya terakhir kalinya kemudian Mobil nya pergi meninggalkan Parkiran Apartemen.

"Bye Jakartaa, Bye Mama, Bye Papa, Bye Nada. Aku harap kalian seneng aku pergi;) Aku gak bakalan nunjukin muka aku lagi di hadapan kalian;) kalian tenang aja aku gak akan ganggu kebahagiaan kalian lagi" Gumam Naya dalam hati.

"Kamu seneng Nay?" tanya Misya.

Naya menggeleng tidak tau "Gak tau. Disatu sisi sedih, Satu sisi seneng"

"Yaudah gapapa Nay, nanti juga lo bakal enjoy sendiri. Pergi itu udah jalan yang terbaik buat lo saat ini, pergi nya lo sekarang juga bukan berarti lo lari dari masalah atau pengecut. Perginya lo sekarang ini buat nyadarin mereka, bahwa lo itu memang bener bener berharga" Bijak Vita.

"Tumben Bijak" sahut Bella.

"Yaelah selalu salah gue, gue kayak anak kecil salah, gue bijak salah. Harus kayak gimana sih gue?" Ngegas Vita.

"Ngegas banget mba nya. Baperan pula" timpal Misya.

"Diem gue lagi sensitif nih"

"Pantesan, daritadi marah marah mulu" ucap Naya.

Bella dan Misya mengangguk setuju ucapan Naya.

"Pak Bandung jauh?" tanya Vita kepada pak Asep.

Pak Asep fokus mengandarai mobil sekali kali dia melirik kebelakang dari kaca.

"Lumayan sih non, Kira kira 3 jam setengah. Soalnya kan perjalanan ke desa nya agak jauh, maklum pedalaman non" sahut Pak Asep.

Vita mengangguk "Oh iya pak, denger denger Bandung itu udaranya dingin?" tanya Vita.

PAINFUL✔[SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang