CHAPTER TUJUH

106K 5K 481
                                    

Cerita ini murni hasil pemikiran saya sendiri, so don't copy my story!!! Kalo kalian gak suka sama cerita ini silahkan tinggalkan lapak ini.
.
.
.
.
.
.

Happy reading!!

Hari semakin siang sebentar lagi Naya akan bangun dari suntikan penenang obat tidurnya. Misya masih setia menunggu Naya bangun dari tidurnya.

Dokter psikolog yang menangani Naya sudah datang, kini dia sedang berada diruangan Arkan. Arkan bercerita tentang Naya kepada dokter psikolog itu yang tak lain adalah sahabat nya sendiri, Raka namanya.

Arkan pun melihat jam tangan dipergelangan tangannya "Yaudah kita keruang rawat Naya aja sekarang bentar lagi Naya bangun"

Raka mengangguk "Emang dari jam berapa lo suntik obat penenang buat Naya?"

"Sekitar jam setengah sembilan lah kira kira"

"Lama banget, kasian Naya nya itu. Dia belum makan kan pasti?" Tanya Raka.

"Ya mau gimana lagi gak ada cara lain, gue gak tega ngeliatnya. Dia nyakitin diri sendiri, dan itu buat gue sakit ngeliat nya" Ucap Arkan.

Seketika Raka membulatkan matanya"Kok lo sekarang demen sama anak SMA sih?"

"Kampret lu. Gue gini juga karena punya firasat dia adik gue yang ilang. Akhirnya gue cerita ke Opa dan Opa nyuruh gue buat mantau perkembangannya, dengan cara jadi abangnya Naya. Gue juga aneh aja sama perintah Opa" Ujar Arkan sewot.

Raka punya mendelik "Yaudah b aja sih gak usah ngegas gitu"

Arkan hanya mengangkat bahunya tak peduli. Kemudian mengetuk pintu ruang inap Naya, setelah mendengar balasan dari dalam Arkan dan Raka pun masuk ke kamar inap Naya.

"Siang Misya" Sapa Arkan yang melihat Misya sedang sibuk dengan kertas kertas pentingnya di atas meja.

"Eh siang Ar, mau meriksa Naya kan?" Tanya Misya yang tak mengalihkan pandangan nya dari berkas berkas nya.

"Iya boleh kan?"

"Boleh boleh silahkan. Kan lo kakanya juga sekarang" Ujar Misya.

Arkan pun memeriksa Keadaan Naya yang masih tertidur "Bentar lagi bangun. Tunggu aja disini aja deh"

"Gue duduk disini gapapa?" tanya Arkan.

"Gapapa silahkan aja. Maaf ya gue ikut meriksa berkas berkas disini" Ujar Misya

"Gapapa lagian santai aja" balas Arkan.

'Ekhm' deheman Raka membuat Arkan dan Misya mengarahkan pandangannya kepada Raka.

"Eh gue baru nyadar, dia siapa?" Tanya Misya.

"Oh iya sini Rak, gue lupa" Ujar Arkan cengengesan karena melupakan Raka.

Raka memutar bola matanya malas "Rak Rak emang gue rak sepatu apa?" sewot nya tak terima.

"Yadeh iya maaf"

"Kenalin Sya. Ini Raka sahabat gue sekaligus psikolog yang mau bantu nanganin Naya"

PAINFUL✔[SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang