CHAPTER TIGA PULUH

96.2K 4K 63
                                    

Seperti janji Revan kepada Iren kemarin. Hari ini Revan, Bara, Iren, dan Luna akan pergi jalan jalan.

Luna masih marah Kepada Bara, daritadi dia tidak berbicara kepada Bara dan itu membuat Bara merasa kehilangan karena tidak ada ocehan adiknya.

"Mau jalan jalan ke mana nih?" tanya Revan.

"Ke Dufan aja!" sahut Iren antusias

Revan mengangguk "Yakin mau ke Dufan aja? Luna setuju" tanya Revan.

Luna hanya mengangguk sebagai jawaban.

Bara yang melihat jawaban Luna hanya bisa menghembuskan napasnya, Luna itu jika sedang marah lama marahnya.

"Yaudah jalan aja Bar" Sahut Revan membuat Bara menjalankan mobilnya.

"Luna kok diem aja?" tanya Iren

Luna hanya menggeleng pelan sambil tersenyum.

Revan merasa aneh dengan sikap Luna dia pun melihat kearah Bara, seakan tau apa maksudnya Bara pun mengangkat bahunya sebagai jawaban.

Keadaan hening beberapa menit, saat ini jalanan sangat macet.

"Luna ini coklat buat Luna, Maafin abang yah" Ujar Bara tulus. Bara menyerahkan berbagai macam coklat kepada Luna.

Luna pun mengangguk sambil mengambil coklat pemberian Bara, kemudian tersenyum tanpa berbicara sepatah kata pun.

Jauh dari lubuk Luna dia merasa senang karena abangnya minta maaf kepadanya, dia sudah menunggu abangnya meminta maaf kepadanya kemarin. Tapi dia juga takut, abangnya akan mengulanginya lagi.

Siapa yang suka di cuekin coba? Ayolah meskipun Luna hanya anak seusia 4 tahun, tapi dia juga sudah ngerti kalo di cuekin itu sakit.

"Luna mending kita nonton tayo aja, yuk!" ajak Iren

Karena Luna sangat suka kartun itu dia pun mengangguk antusias.

Iren pun membuka tab milik Luna lalu menyetel kartun tayo untuk Luna.

Kemudian mereka asik dengan kegiatan masing masing. Luna yang asik dengan film kesayangannya, Iren yang sedang asik melihat lihat sosmednya, dan Revan yang asik sedang chattan dengan entah siapa.

Bara? Dia sibuk menyetir

"Bar" panggil Revan.

"Hmm" Bara hanya dibalas deheman saja.

"Bar"

"Apa?" sewot Bara.

Revan hanya terkekeh dibuatnya "Sans aja kali, ngegas banget"

"Lagian salah siapa coba?!" kesalnya.

Revan hanya manggut manggutkan kepalanya.

"Bar, kemaren Nada nanyain Naya" ucapan Revan terpotong oleh suara Bara

"Terus lo kasih tau?" selanya.

"Ya enggalah! Gue kan udah janji gak akan kasih tau siapapun" ucap Revan membuat Bara mengangguk.

"Terus?"

"Terus Nada bilang, Dia sadar selama ini dia udah nyakitin Naya. Dia nyesel, dia juga nerima balasan semua perbuatannya. Dan asal lo tau Bar!" Ujar Revan.

"Apa?"

"Nada jadi Nerd kayak Naya!"

"Cittt!!" Bara mengerem mendadak.

"Ih kenapa sih bang?!" pekik kesal Iren.

Bara menggaruk kepalanya yang tidak gatal "Hehe, maaf maaf" cengirnya tak berdosa

PAINFUL✔[SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang