PROLOG

172K 7K 446
                                    

Seorang gadis sedang menatap dirinya dicermin banyak luka lebam pada wajahnya. Siksaan, cemoohan, cacian, makian sudah menjadi makanan sehari harinya.

Kecantikan nya tertutupi oleh kacamata tebal dan wajah buluk nya yang diketahui adalah hal yang disengaja.

Sudah kejadian 'itu' dia mengubah dirinya menjadi sosok yang tidak diketahui semua orang dari gaya berpenampilan sampai sifatnya 180° berubah.

Gaya penampilan nya yang bisa disebut buluk dengan kaca mata yang bertengger di hidungnya, memakai kawat gigi lepas pasang, dan wajahnya yang dibuat kusam.

Sifatnya juga menjadi berbeda yang awalnya Ceria, murah senyum, peduli berubah menjadi dingin tak tersentuh, cuek, Pendiam, tertutup. Hanya kepada orang yang sudah akrab dengannya dia kembali ke sifat aslinya.

Naya, dia gadis itu. Gadis yang karena kesalahpahaman itu menjadi dibenci oleh seluruh keluarganya, menjadi gadis yang lupa akan jati dirinya sendiri.

Sesudah memenutupi luka lebamnya dengan Make up dia bergegas untuk pergi ke sekolah. Dia membiayai sekolah nya dengan jerih payahnya sendiri, dia bekerja sebagai model yang sedang naik daun saat ini.

Dan tentunya memakai nama samarannya yaitu Lily. Tidak ada campur tangan dari keluarganya yang membuat Naya sukses saat ini, dia berusaha sendiri tanpa ada salah satu keluarga yang mendukungnya.

Dia pun menuruni anak tangga satu persatu, telinganya mendengar tawa canda bahagia memenuhi meja makan. Tapi saat semua orang melihat Naya mereka menghentikan tawanya, raut muka mereka berubah menjadi tatatapan sinis dan benci.

Naya yang awalnya ingin langsung bergegas pergi sekolah tanpa pamit, terhenti karena suara sindiran pedas dari mamah nya.

"Nada sayang, kalau kamu pergi kesekolah kamu harus pamit dulu sama Mamah dan papah ya. Jangan kaya anak gak tau diri itu gak tau sopan santun" Sindir mamahnya kepada Naya.

"Iya dong mah, Nada kan menghormati mama sama papa"Ujar Nada.

"Itu baru anak kesayangan mama, gak kayak yang itu tuh" Mama nya memanas manasi nya.

Naya yang mendengar itu memejamkan matanya berusaha untuk menahan air matanya supaya tidak menangis. Kemudian pergi melanjutkan perjalanannya tanpa sepatah kata pun.

Naya POV

Aku pun pergi menuju halte bus sambil mendengarkan alunan musik lewat earphone ku. Hinaan, cemoohan, cacian atau makian sekitar sudah menjadi makanan sehari hariku, but i don't care!.

Sekolah masih sepi karena sekarang masih jam 06.00 sedangkan masuk sekolah jam 7.00 alasan aku pergi pagi karena menghindari tatapan tatapan tajam mereka yang seakan akan ingin menerkamku hidup hidup.

Litalia Novita Titian. Biasa dipanggil Vita, dia sahabatku dari kecil dia yang mengetahui seluk belukku. Dia salah satu orang yang menginginkan aku ada di dunia saat semua orang berkata kamu gak pantas ada di dunia ini. Pokoknya dia the best lah.

Aku pun membuka dan membaca novel yang selalu aku bawa dari rumah. Saking fokus nya membaca Novel, aku tidak sadar bahwa kelas sudah ramai. Kelas 11 Ipa 4 adalah kelas yang dicap buruk oleh semua orang, dari segi pengetahuan, dari segi kemampuan atau dari segi perilakunya. Padahal itu semua hanya topeng mereka saja, sebenarnya mereka itu Pintar pintar dan jago jago tapi mereka terlalu malas untuk melakukannya.

PAINFUL✔[SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang