CHAPTER TIGA PULUH DUA

91.1K 4.1K 109
                                    

Haii guys! Maaf kalo di part ini kurang memuaskan yah;( Aku ragu sama part ini sampai beberapa kali aku hapus;v Happy reading❤

Derap langkah kaki terdengar dari koridor rumah sakit dengan terburu buru.

Setelah di depan ruang inap yang di tujunya, dia mengatur napasnya yang memburu.

Dia sangat gugup bayangkan saja, jika kalian tidak saling mengabari 1 tahun lalu tiba tiba kalian mendapatkan kabar bahwa kekasih kalian sedang berada di rumah sakit?

Pasti rasanya bercampur aduk bukan? Itulah yang di rasakan Bara saat Vita mengabarinya bahwa Naya sedang berada di rumah sakit.

'Ceklek'

Bara membuka pintu ruang inap Naya, namun disana tidak ada siapa siapa. Hanya ada sesosok perempuan yang dicintai nya sedang terbaring lemah disana.

Bara pun mendekati bangkar kasur Naya, senyum lega tercetak pada wajah tampan nya itu.

"Apa kabar?" Ujar Bara lirih.

Dia tidak menyangka bahwa akan bertemu dengan Naya lagi, dia sangat rindu Naya. Dia tidak marah karena Naya meninggalkannya jauh, bahkan hilang kontak selama 1 tahun.

Satu tahun yang lalu Bara sempat frustasi saat Naya tidak mengabarinya. Naya tidak bilang bahwa dia sudah berada di Paris.

Saat Bara menyusul Naya ke Bandung ternyata Naya sudah tidak ada, tetangga nya bilang Naya sudah dijemput oleh Oma Tania.

Dari situ Bara langsung lemas. Mengapa Naya tidak memberitahukannya? Apa tidak sepenting itu kah dirinya?

Untuk melupakan rasa sakitnya Bara terus bekerja tanpa mengenal waktu, sampai sampai Mama nya khawatir dengan kondisi Bara.

"I miss you, I really really miss you" Ujar Bara sambil mengecup tangan Naya.

Merasa terusik Naya pun bangun dari tidurnya.

Pemandangan pertama saat Naya membuka matanya adalah Bara. Mata Naya terpaku dengan kehadiran Bara di sisi nya.

"Hallo" Bara tersenyum lembut kearah Naya, Naya menatap Bara dengan pandangan tak percaya.

Naya pun mencubit pipi nya sendiri kemudian meringis sakit, dengan cepat Bara pun mengelus pipi Naya yang sakit.

Naya pun memegang tangan Bara.

"Bara, ini beneran kamu?" tanya Naya. Bara mengangguk "Iya ini beneran aku" senyumnya tidak pernah pudar.

"Aku masih gak percaya, kamu ada disini"

Bara pun mengecup kening Naya lembut "Sekarang udah percaya?" tanyanya.

Naya mengangguk lalu memeluk Bara dengan erat kemudian menangis "Maaf, Maafin Naya. Naya gak bilang, Naya udah buat Bara kecewa, Maafin Naya karena udah jahat sama Bara" Ucapnya.

Bara pun mengusap bahu Naya guna menenangkan nya "Bukan salah kamu. Kamu gak pernah jahati. aku, Ini semua demi kebaikan kamu, Naya jangan nangis dong. Masa aku jauh jauh dari Indonesia ke Paris buat liat kamu nangis doang sih?" Ucap Bara dengan nada bergurau.

"Naya kangen Bara" tangis haru Naya.

"Aku lebih kangen kamu"

"Naya lebih lebih kangen kamu!"

"Aku--" Ucapan Bara terpotong oleh suara Naya "Stop! Yaudah intinya kita sama sama kangen!" sahut Naya.

Bara pun mengangguk setuju.

"Jadi kenapa kamu masuk rumah sakit lagi?" tanya Bara serius

"Ya karena Naya sakit lah, kalo Naya masuk ke restoran berarti Naya lapar" jawaban enteng keluar dari mulut Naya.

PAINFUL✔[SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang