CHAPTER LIMA BELAS

99.5K 4.5K 131
                                    

Setelah Ivan bercerita kepada Vita tentang yang terjadi semalam. Mereka pun memutuskan untuk pergi ke kelas nya karena istirahat tinggal 10 menit lagi.

Tentu saja tubuh Naya masih diambil alih oleh Ivan, Ivan tidak mengijinkan Naya untuk kembali pada tubuhnya sementara waktu.

Naya dan Vita pun memasuki kelas, Di dalam kelas hanya ada beberapa orang karena yang lainnya masih berada di kantin.

Jika Vita memasuki kelas dengan wajah yang ceria berbeda hal nya dengan Naya, dia memasuki kelas dengan aura yang mengerikan, bukan Naya sekali.

Membuat semua orang didalam menyeritkan dahinya bingung, batin mereka bertanya tanya. Ada apa dengan Naya?

"Vit, Naya kenapa? Kok gak kayak biasanya sih?" tanya Thalia.

"Sutt udah jangan diganggu dulu untuk sementara waktu" Jawab Vita.

Mau menanyakan lagi, tapi dia melihat wajah Vita yang seakan akan menyuruhnya untuk diam tidak bertanya lagi. Thalia pun hanya menganggukan kepala.

Naya hanya memandang lurus kedepan tanpa mengalihkan pandangannya kepada teman temannya yang penasaran dengan sikap Saya sekarang.

"Nay lu kenapa sih?" tanya Anton lagi.

"Iya kenapa sih lu Nay?, kok Muka lu gak kaya biasanya sih Nay?" timpal Dony.

"Lagi badmood kali" jawab Rian santai.

Bobby menggeleng tidak setuju "Gak mungkin biasanya kalo Naya Badmood kan dia sering teriak teriak, Makan yang banyak, atau engga suka tidur.  Lah kalo ini beda" Jawab Bobby membuat yg lain mengangguk setuju.

Naya yang ditanya terus terusan hanya diam tidak menjawab. Sedangkan Vita dia berusaha untuk memberi isyarat kepada teman temannya agar tidak bertanya lagi.

Vita tau Ivan tidak suka suara suara bising, apalagi jika dia didesak untuk menjawab sesuatu itu membuat kepalanya pusing dengan ocehan ocehan mereka, dan Ivan sangat tidak suka!

Jangan lupakan juga sifat Ivan yang emosional membuat dia tidak bisa mengendalikan emosinya. Kalo sama Ivan sih istilah senggol bacok nya lebih terasa;b

Semakin Ivan diam semakin banyak yang menanyakan tentang Naya. Ingin sekali Ivan menonjok mereka satu satu tapi apa boleh buat, dia sudah berjanji kepada Naya untuk tidak menyakiti orang yang Naya sayang.

Suara dari arah pintu membuat mereka mengalihkan pandangannya dari Naya.

"Heh heh, ada apa ini?? Kalian kok kumpul kumpul gitu sih? Cepat duduk ditempat masing masing sebelum saya berikan 100 soal untuk kalian" Ujar Pak Sucipto membuat semua kembali ketempatnya masing masing.

Ivan hanya menghembuskan Napas nya lelah. Terlalu malas untuk meladeni mereka satu satu, lagipula dia bisa saja memberitahukan bahwa dia bukan Naya melainkan Ivan. Tapi dia rasa Naya yang berhak untuk semuanya.

Bara POV's

'Kok Naya gitu sih?' Batinku berkata.

'Perasaan sebelum nya gue sama Naya masih biasa biasa aja, sama temen sekelas juga. Tapi kok sekarang rada aneh gitu yah?' Pikirku.

Lamunanku buyar karena ada yang menyenggol tanganku dengan keras, pelakunya siapa lagi kalo bukan Dony.

"Apaan sih lu?" kesalku.

Dia hanya terkekeh pelan "Lo yang apa apaan ngelamun kok disiang bolong sih?" Ucapnya.

"Gue gak ngelamun kok" elakku.

"Cih gegayaan lu, orang dari--"

"Bara Dony!! Sedang membicarakan apa kalian?!!" cecar marah Pak Sucipto.

PAINFUL✔[SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang