CHAPTER TIGA PULUH SATU

88.7K 4.4K 205
                                    

Tujuh tahun kemudian

Seorang gadis masih asik bergelung dengan selimut tebalnya, sang nenek sudah mengetuk ngetuk pintunya beberapa kali tapi masih tidak ada sahutan sama sekali.

"Bagaimana? Apa dia bangun?" tanya kakeknya.

Neneknya menggeleng "Belum, mungkin dia kecapean. Kau tau dia baru pulang tadi subuh" ujarnya.

"Yasudah kita makan duluan saja, ayo yang lain sudah menunggu" ajak suaminya.

Mereka berdua pun turun kebawah bergabung bersama keluarganya.

"Gimana pah, Naya udah bangun?" tanya Raya selaku anak pertama Rion.

Rion menggeleng "Belum, udah gapapa sekarang kita makan tanpa Naya. Kayaknya Naya masih capek, dia baru pulang tadi subuh" ujarnya.

"Pagi semuaaa!!" sapa seorang perempuan dengan ceria.

"Pagii"

"Wah kayaknya enak nih?" sahut perempuan itu.

"Pasti dong, siapa dulu yang masak!" ujar Arkan

Perempuan itu menyeritkan dahinya bingung "Lah emang siapa yang masak?" tanyanya.

"Istri kaka" ujar santai Arkan.

"Udah gak aneh, kalo kak Misya masak. Oh iya Naya belum bangun?" tanyanya.

"Belum, dia pulang subuh. Kamu pulang jam berapa Vit?" tanya Oma Tania.

Yah gadis itu adalah Vita. Arkan dan Misya sudah menikah dua setengah taun yang lalu, kini mereka di karuniai anak laki laki bernama Aristan Anandio Alendra yang baru berumur 1 tahun.

"Aku kemaren jam 12 malem Oma. Naya pulang subuh?" tanya Vita.

Oma nya hanya mengangguk "Dia kalo kerja suka gak inget waktu" Ujarnya.

"Anan mana?" tanya Vita mencari keberadaan keponakannya.

Naya dan Vita itu mempunyai panggilan khusus untuk keponakannya. Mereka memanggil Aristan dengan panggilan "Anan"

"Tadi ada kok, sekarang mana yah?" tanya Misya kebingungan.

Misya berpikir keras "Oh aku tau, yaudah kalian makan duluan aja. Aku belum laper" ujarnya kemudian meninggalkan meja makan.

"Oh iya gimana kabar mereka pah?" tanya Raya kepada Rion

"Kalo kata mata mata papa, mereka baik baik aja. Cuman ya gitu, mereka masih nyari nyari Naya. Dan merasa bersalah" Ucapnya.

"Kapan Opa bakal ngizinin Naya buat ketemu sama Om Rafly?" tanya Arkan.

Rion menggeleng "Gak tau, kalo Opa sih gak masalah. Semua keputusan ada di Naya, mungkin dia masih belum siap" Ujarnya.

"Papa belum ngasih tau ke mereka bahwa papa belum meninggal?" tanya Alendra selaku Ayahnya Arkan.

"Belum, nanti aja sekalian kalo Naya udah mau ketemu sama mereka Opa bakal muncul" Sahutnya.

"Ontyyy angunnnn!!!" sahut bocah laki laki membangunkan Naya.

"Aughh apaa si Anan. Aunty masih ngantuk" gumam Naya.

Anan tidak menyerah dia tetap membangunkan Naya dengan meloncat loncat di kasur Naya.

"Ih Anan jangan ganggu Aunty!" pekik Naya kaget.

"Ontyy angun, uu ain" (Aunty bangun, yuk main) ucapnya.

"Sama Aunty Vita aja" ujar Naya masih lemas.

PAINFUL✔[SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang