Cahaya

4.2K 710 156
                                    

"Tahanan nomor 1634!"

Hening.

Pintu sel dipukul dengan keras tiga kali. "Tahanan nomor 1634! Min Yoongi!"

Penjaga bertubuh jangkung tersebut melihat ke dalam sel melalui jendela kecil di pintu. Hanya kegelapan yang ia lihat.

"Hei, dia ada di dalam, kan?" tanyanya pada seorang penjaga lain yang tengah duduk menyilangkan kaki di depan sel.

"Tentu saja. Kau pikir dia ada di mana?"

"Kau pegang kunci selnya? Aku perlu membawanya pergi."

"Kemana?"

Penjaga yang berdiri di depan sel mengangkat bahu. "Entahlah. Kepala Sipir yang memintaku. Ia bilang ia punya urusan."

Helaan napas keluar dari penjaga yang duduk. Ia bangkit berdiri dan berjalan mendekat.

"Hati-hati. Meski dia terlihat ringkih, Min Yoongi selalu punya taktik untuk menjatuhkan kita," bisiknya.

"Ya, aku tahu. Kepala Sipir juga mengatakan itu padaku. Cepat buka pintunya."

Bunyi kunci berdenting satu sama lain bergema di lorong sel. Pintu sel pun dibuka. Penjaga bertubuh jangkung tadi segera masuk ke dalam.

"Hei. Dia di mana?" serunya ketika tidak menangkap satu manusia pun di sana.

"Di sini."

Ketika ia menoleh ke luar, rekannya telah melepas topi dan menyibakkan rambut ke belakang. Seringaian menghiasi wajahnya.

"K-kau.. Min Yoongi?!"

Tidak sempat ia berlari, pintu sel ditutup dengan keras dan langsung dikunci.

"MIN YOONGI! BUKA SEL INI SEKARANG JUGA!" teriak sang penjaga dengan segala usahanya untuk membuka pintu baja tersebut.

Di luar, lelaki berkulit pucat dengan seragam penjaga penjara menyematkan satu batang rokok di mulutnya. Sebuah pematik ia temukan di atas meja sipir dan menyalakan rokok dengannya.

"Kau bisa berteriak sepuasmu," katanya santai. Asap mengepul dari bibirnya.

"KUPERINGATKAN KAU, MIN YOONGI! BUKA!"

Yoongi menghisap rokoknya lagi. Kemudian ia menghampiri pintu selnya yang terkunci rapat. Ia bertemu tatap dengan penjaga tersebut melalui jendela kecil di pintu.

"Jika kau terus seperti ini, aku bisa menembakmu. Jangan mempersulit keadaan."

Asap rokok sengaja ia tiup tepat di hadapan wajah Penjaga tadi. Yoongi dapat melihat amarah lelaki besar itu yang meletup-letup.

"Kau tidak akan bisa lolos dari sini, Min Yoongi. Penjaga dan CCTV mengawasimu," geramnya.

Min Yoongi mengangkat alis, menandakan bahwa ia sama sekali tidak terganggu dengan realita itu.

"Bagaimana jika aku lah orang yang mengontrol semua penjaga dan CCTV? Aku tidak akan dihukum, kan?"

Gigi penjaga itu bergemetuk dalam mulutnya. Ia menggedor pintu sel lagi. Berkali-kali.

"MIN YOONGI! BUKA PINTUNYA!"

Yoongi terkekeh. Ia senang membuat orang lain marah. Lidahnya terjulur sebagai tanda mengejek.

"Tidak mau," guraunya.

"MIN YOONGI!"

Pukulan penjaga pada pintu sel semakin keras dan kencang. Yoongi pun memutar bola matanya malas.

"Ah, merepotkan."

Ia mendekat dan mengeluarkan pistol. Mulut pistolnya masuk ke dalam celah jendela di pintu.

[jjk] Love Disease ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang