Raewon hampir mematahkan hidungnya ketika Jungkook menutup pintu tepat sebelum ia masuk.
Hari ini melelahkan. Semuanya melelahkan.
Setelah pertengkarannya dengan Jungkook di ruang latihan, pria bermarga Jeon tersebut seolah menyengaja untuk menyulitkan Raewon.
Saat rapat dengan pimpinan, tidak satu detik pun Jungkook melihatnya. Bahkan ketika Raewon bicara, Jungkook tidak memerhatikan atau merespon hal-hal yg Raewon katakan. Gadis itu seolah dianggap tidak ada.
Setelah rapat pun Jungkook memilih untuk pulang dengan mobil Namjoon. Ia tinggalkan Raewon beserta semua barang-barangnya yang diserakkan dimana-mana. Betul-betul disengaja. Raewon hampir berteriak karena marahnya Jungkook sangatlah kekanakan.
Raewon pulang larut malam sambil tergopoh-gopoh membawa tas Jungkook yang berat, tas kamera, jaket Jungkook di satu lengannya, dan satu tas berisi semua surat penggemar untuk Jungkook. Lelaki itu memporsir tubuhnya seolah Raewon tidak pernah melukai bahunya.
Jungkook masuk ke dalam apartemennya lebih dulu, Raewon pun mengikuti setelahnya.
Dinyalakannya seluruh lampu yang ada. Tanpa kata, Jungkook langsung masuk ke kamarnya dengan bantingan pintu. Raewon tebak, Jungkook ingin mandi.
Oke. Tidak apa-apa.
Raewon menaruh seluruh barang bawaannya di ruang tengah. Helaan napas keluar dari mulutnya. Ia segera memutar bahunya yang mendadak nyeri.
"Tadi saja di rumah sakit ia khawatir setengah mati. Sekarang sadar ada aku pun tidak," gerutunya pelan.
Setelah menarik napas dua kali, Raewon langsung bergerak. Ia memanaskan air di dapur untuk membuat teh citrus. Kemudian, seluruh barang-barang yang dibawanya tadi dipindahkan ke kamar.
Kamarnya kosong. Hanya pakaian Jungkook saja yang berserakan di depan pintu kamar mandi. Menahan segala gerutuan di hati, Raewon mulai bekerja. Ia rapikan semua barang-barang bawaannya. Ia masukkan pakaian-pakaian kotor milik Jungkook ke keranjang cucian. Kemudian ia nyalakan lilin aromaterapi sebagai persiapan tidur.
Jungkook keluar kamar mandi dengan satu helai handuk di pinggangnya ketika Raewon membawa dua buah cangkir berisi teh citrus ke kamar.
Hampir ia jatuhkan dua cangkir panas tersebut jika ia tidak berhasil mengontrol jeritannya. Jungkook langsung masuk ke dalam bilik lemari pakaian tanpa bicara, tanpa ekspresi.
Raewon menyusul untuk membersihkan diri setelah Jungkook. Ketika ia keluar, Jungkook telah bergelung dalam selimut, membelakangi Raewon.
Gadis itu memakai piyamanya dan segera bergabung di ranjang. Jungkook masih tidak bergerak. Bahunya naik-turun secara teratur, menandakan bahwa ia sedang tidur.
Tapi Raewon tidak percaya. Jika Jungkook tidur, posisinya tidak mungkin seanggun ini. Jungkook masih bangun.
"Jungkook, habiskan tehnya." Raewon mencoba memulai pembicaraan. Cangkir teh milik Jungkook tidak disentuh sedikit pun.
Tidak ada suara. Jungkook lebih memilih untuk diam. Memberenggut, Raewon menghabiskan tehnya dalam satu kali tarikan. Ia simpan cangkirnya di meja dengan keras. Kemudian ia berbalik untuk balas memunggungi Jungkook.
KAMU SEDANG MEMBACA
[jjk] Love Disease ✔
Fiksi PenggemarSomething about his past made him this different. His dark past, dark childhood changed everything. He hid behind his mask, playing nice and good for years. Until this girl came and ruined everything. At least, that was what Jungkook think. Status :...