Rencana

6.1K 714 54
                                    

"Park Jimin keparat."

Yoongi menghembuskan napas berat ketika Solbin menciumi rahangnya.

"Ada apa dengannya?" Solbin berbisik di tengah kegiatannya. Sesekali pinggulnya bergerak, menyebabkan lelaki yang memangkunya itu menggeram.

"Berani-beraninya dia berbohong padaku. Jungkook belum—mh, mati."

Solbin mengalungkan lengannya pada leher Yoongi. Kali ini ia menggamit bibir Yoongi dengan miliknya.

"Oh ya? Bagaimana kau tahu?" tanya Solbin sebelum menciumnya lagi.

"Aku," Yoongi menghisap bibir gadisnya sebelum bicara lagi. "Aku memeriksa DNA-nya. Itu palsu."

Tangan besar Yoongi dengan kuatnya menggenggam bokong Solbin. Gadis itu melenguh pelan. "Jika begitu, Park Jimin telah melakukan kesalahan besar. Apakah aku salah?"

Yoongi menggeram ketika tangannya memaksa Solbin menggoyangkan pinggulnya lagi. Sesuatu di bawahnya membutuhkan gesekan dan Solbin bergerak pelan, menggodanya.

"Kau benar, Sayang. Pria seperti Jimin pantas dihukum. Bagaimana menurutmu?"

Solbin memiringkan kepalanya, bibirnya mengerucut. Lengannya terkunci di leher pria yang saat ini kesulitan bernapas. Bagian sensitifnya membuat celananya terasa sesak.

"Aku berpikir untuk membunuhnya. Eottae?" (Bagaimana?)

Yoongi menyeringai. Ia menarik tubuh Solbin mendekat agar ia dapat meraih bibir merah itu lagi. Setelah menghisap dan mengusap bibir bawah gadisnya, Yoongi membuka mulut.

"Apakah kau bisa melakukannya, love?"

Solbin bermain dengan surai Yoongi yang telah memanjang. Sudah menjadi favoritnya ketika membuat rambut lembut lelaki itu berantakan karena ulahnya. Menurut Solbin, Yoongi menjadi tambah seksi.

"Tentu saja. Aku juga bisa membunuh Jungkook, jika kau mau."

Yoongi menggeleng tidak setuju. "Aku tidak ingin melukaimu lagi jika kau mengacau, Sayang."

"Aku bisa melakukannya jika," tangan kanan Solbin bergerak turun melintasi dada bidang Yoongi yang dibalut kemeja putih. Tidak ada pakaian Yoongi yang lebih seksi daripada ini.

"Jika kau mengizinkanku memakai pistol." Solbin menggigit bibir bawah Yoongi diikuti dengan gerakan di pinggulnya. Ia dapat merasakan betapa tegangnya Yoongi di bawahnya sana.

Yoongi terang-terangan mendesah di balik tenggorokannya. Maniknya sudah berat, sayu karena nafsu. Cengkeramannya pada pinggul Solbin mengerat.

"Apakah kau yakin?"

Dengan gerak pelan, Solbin membuka kancing teratas kemeja Yoongi. Napas berat pria tersebut menyampu kulit pergelangan tangannya.

"Aku yakin," Solbin mendekatkan bibirnya. "Daddy."

Mata Yoongi terpejam. Tenggorokannya mengeluarkan geraman ringan. Sebelah tangan Solbin telah membuka ikat pinggangnya.

"Oke. Jika itu yang kau mau, Sayang."

Yoongi bergerak maju, membawa Solbin ke dalam ciuman menuntut.

Beruntung dengan ruangan Yoongi yang terkunci dan kedap suara. Kihyun tidak akan repot-repot untuk mendengarkan Solbin yang berteriak penuh kenikmatan di sana.

***

"Hei, kau baik-baik saja?"

Jungkook mengusap surai legam milik Raewon. Gadis itu tidak bicara atau makan selama beberapa hari. Ia tampak murung dan Jungkook tidak kuasa untuk tidak khawatir.

[jjk] Love Disease ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang