Penutup : Jung

2.3K 412 9
                                    

"Oke. Cukup," ucap seorang produser melalui pengeras suara. Raewon yang berdiri di bilik rekaman membalas dengan anggukan kepala.

Jungkook telah menunggu di luar ketika Raewon keluar dari ruang kedap suara tersebut. Gadis itu tidak menerima rentangan tangan Jungkook yang hendak memeluknya. Kakinya langsung berderap lurus menuju sofa yang dipasang di dekat pintu, meraih sebuah botol air mineral untuk ditenggaknya sampai habis setengahnya.

"Wow, Raewon-ssi. Aku tidak menyangka kau memiliki suara yang manis untuk didengar," puji produser, berputar di kursinya sendiri.

"Hei. Perhatikan bicaramu." Jungkook menatap tajam pria yang duduk di kursi kendali tersebut. "Kau tahu betul Raewon sedang membawa anak siapa."

Tawa renyah keluar dari mulut sang produser. "Aku hanya memuji suaranya! Aku hanya tidak menyangka seorang dokter bisa menyanyi dengan bagus. Mungkin kau bisa terjun di dunia hiburan?"

"Sama sekali tidak." Jungkook menjatuhkan bokongnya di samping Raewon yang sedang menyandarkan punggungnya. "Raewon tidak bisa lebih sibuk dari pekerjaannya yang sekarang."

"Bukan bermaksud memihak Jungkook, tetapi aku memang tidak berminat. Aku melakukan ini hanya untuk Jimin dan Seora." Raewon bersuara.

Perbincangan hangat tersebut pun berlanjut menjadi pembicaraan tentang lagu yang akan mereka bawakan di upacara pernikahan nanti. Jungkook dengan segala pengetahuannya tentang musik berdiskusi panjang dengan sang produser, sementara Raewon hanya menambahkan beberapa bagian yang ia pikir cocok dan tidak merepotkan dirinya.

Raewon sudah mengambil cuti untuk dua bulan kedepan, di perusahaannya maupun di rumah sakit. Jungkook menuntut Raewon untuk beristirahat sampai waktunya melahirkan tiba. Tentu saja, setelah penampilan keduanya di pernikahan Jimin.

Hingga pintu studio tersebut diketuk pelan dan terbuka.

Jungkook membulatkan matanya. "Jimin?"

Pintu terbuka semakin lebar dan menampakkan Jimin dengan rambut pirangnya yang acak-acakan. Ia tampak kacau. Sebagai seorang selebriti, pakaian yang Jimin kenakan bukanlah fashion terbaiknya pada hari itu. Hanya sekadar sweater hitam polos dan jeans berwarna serupa. Di kakinya terdapat sandal merk olahraga. Senyum di wajahnya pun samar. Matanya tertuju pada Jungkook.

"Hai," sapanya. Ia tidak meninggalkan mulut pintu.

"Ada apa, Jimin? Di mana Seora?" Raewon bertanya.

Jimin pun mengusap tengkuknya. "Aku kesini tidak bersama Seora. Dia sedang di kantor."

"Oh, kami sedang merekam demo untuk lagu yang akan kami nyanyikan di pernikahanmu! Ingin dengar?" Jungkook menawarkan dengan antusias. Kakinya sampai naik ke sofa.

Jimin menggeleng dengan lembut. "Jungkook, bisakah kau keluar sebentar?"

Senyum Jungkook memudar. "Kau tidak bisa bicara di sini?"

Lagi-lagi Jimin menggeleng. "Aku harus bicara denganmu saja. Apakah boleh?"

Jungkook menoleh ke arah Raewon yang segera mengangguk. "Kau tampak kelelahan, Jimin. Seharusnya kau tidak perlu bekerja dulu. Istirahatlah selagi mempersiapkan pernikahan. Pekerjaan hanya akan membuatmu stres."

"Terima kasih, Raewon. Aku akan ingat itu." Jimin pun langsung memberi sinyal pada Jungkook untuk mengikutinya.

"Jangan kemana-mana. Aku akan kembali," ucap Jungkook seraya memberi kecupan di pelipis istrinya. Tak lupa pula mencium perut Raewon yang sudah sangat besar.

"Dan jangan kau berbuat macam-macam." Jungkook memberikan tatapan tajamnya pada produser yang sedari tadi hanya duduk diam di kursinya.

"Hei, aku tidak akan melakukan apa-apa!" Produser tersebut berteriak protes. Jungkook hanya tertawa geli, membiarkan tubuhnya diseret keluar oleh Jimin.

[jjk] Love Disease ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang