Dalam

4.2K 656 47
                                    

"Saat kami katakan dia tidak sadar, bukan berarti meninggal, Nona. Tuan Min masih dalam keadaan koma."

"Apa?"

Solbin menyerbu sang dokter ketika pria tersebut selesai dengan Min Yoongi. Air matanya masih bercucuran, bibirnya bergetar hebat. Raewon tidak tahu apakah itu adalah tangis kesedihan atau bahagia.

"Tuan Min nyaris tidak selamat. Tapi kami tidak bisa menjamin sampai kapan ia akan bertahan. Kondisinya sangat tidak baik. Kami akan terus memantaunya di ICU sampai dia sadar."

Solbin hampir menjatuhkan diri ke dalam dekapan Kihyun. Mulutnya terus menggumamkan ucapan terima kasih kepada sang dokter. Kemudian ia pun mengikuti para staf rumah sakit yang memindahkan ranjang pasien Min Yoongi.

Raewon masih berada dalam dekapan Jeon Jungkook. Setidaknya ia sudah bisa bernapas lega. Yoongi tidak mati karenanya.

Atau mungkin, belum. Sepertinya.

"Kau tidak mengikuti mereka?" tanya Raewon pada Seulgi yang sedang memeluk dirinya sendiri.

Wanita tersebut menghela napas. "Kepentinganku keluar rumah pada malam hari  ini adalah kau, Raewon. Solbin masih punya Kihyun yang menemani," jawabnya dengan senyum. Gurat penuaan di sudut matanya tampak sangat jelas, tetapi Raewon akui ibu kandungnya ini sangatlah cantik.

"Raewon juga masih punya aku yang bisa menemaninya."

Jungkook merangkul Raewon dengan eratnya, posesif. Ia menatap Seulgi penuh amarah. "Kau adalah alasan mengapa kecelakaan ini terjadi. Jika Raewon tidak membuat janji denganmu--"

"Jika Raewon tidak membuat janji denganku, maka yang menjadi korban kecelakaan bukanlah Min Yoongi, tapi orang lain," potong Seulgi tegas.

"Kecelakaan ini sudah ada yang mengatur, Jungkook. Ini bukan soal sebab-akibat lagi. Kapan kau akan beranjak dewasa, huh?"

Raewon melepas lengan Jungkook dari bahunya. Ia genggam tangan besar lelaki itu dengan kedua tangannya. "Jungkook, tolong kendalikan dirimu," bisik Raewon jengkel. "Dia ibuku."

Bola mata Jungkook berputar secara refleks. "Oh, jadi setelah kau tahu jalang ini adalah ibumu, kau dengan suka cita menerimanya? Setelah semua hal buruk yang ia lakukan padamu? Setelah semua luka itu?"

"Jeon Jungkook!" sentak Raewon marah.

Jungkook menutup mulut ketika Raewon menatapnya tajam. Lelaki ini sudah menginjak batasnya.

"Aku tidak pernah tahu bagaimana rasanya punya seorang ibu selama hidupku. Kupikir kau mengerti perasaanku setelah aku menemukannya?"

Genggaman Raewon pada tangannya menghilang. Hal itu membuat dada Jungkook nyeri.

Ia menyakiti Raewon. Kali ini dia yang menyakitinya.

Bibirnya digigit kuat ketika melihat Raewon pergi menjauh bersama Seulgi.

Jungkook tidak suka ini.



***



"Tolong maafkan Jungkook."

Seulgi tersenyum samar. Ia menarik selimut Raewon hingga lehernya. Keduanya telah kembali ke dalam bilik ranjang Raewon di UGD. Tangannya mengusap kepala putrinya dengan lembut.

"Biarkan saja. Aku paham maksud Jungkook. Sejak dulu, dia memang selalu posesif terhadap apapun yang dimilikinya. Saat ini, hanya kau yang Jungkook punya, jadi aku mengerti."

Mendengar itu, pipi Raewon menghangat. Ia genggam ujung selimut erat-erat. "Be.. begitukah?"

"Jungkook selalu melalui semua kesulitannya sendirian selama hidupnya. Sekretaris perusahaan ataupun CEO agensinya tidak begitu Jungkook anggap sebagai orang yang membantu. Sejauh yang kutahu, kau adalah orang pertama yang mengobsesi Jungkook. Dia mencarimu terus, kan?"

[jjk] Love Disease ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang