Gwangju

9.3K 1.4K 116
                                    

Raewon menghela napas panjang. Dapat ia lihat Jungkook yang tengah duduk di tengah panggung, berbicara panjang lebar di depan para penggemarnya. Sesekali sang pembawa acara menanyakan beberapa hal, kemudian Jungkook menjawabnya dengan senyuman lebar.

Sementara Raewon hanya bisa melipat kedua tangannya di depan dada, menghela napas sekali lagi dari belakang panggung.

Wae? Sejak tadi pagi kau tampak tidak bersemangat,” ujar Danhee. Gadis itu berdiri tepat di samping Raewon. (Kenapa?"

Yang ditanya pun menggeleng. “Tidak apa-apa.”

“Ey, gojitmal. Aku bisa membaca semua yang ada di wajahmu. Kau punya masalah,” Danhee menyangkal. (Bohong)

Eonni,” panggil Raewon kemudian.

Wae?”

“Apakah kau pernah merasakan bahwa kau pernah bertemu seseorang, tetapi pada kenyataannya kalian memang belum pernah bertemu?”

Kening Danhee mengerut. “Aku tidak mengerti.”

“Maksudku,” Raewon menarik napas. “Saat kau bertemu seseorang, kau merasa sudah pernah bertemu sebelumnya. Tetapi pada kenyataannya kalian belum pernah bertemu.”

Danhee meringis. “Geulssae. Aku tidak pernah berada pada posisi itu. Itu terdengar seperti adegan dalam film-film. Memangnya itu mungkin?” (Aku tidak yakin)

Sekali lagi, Raewon menghela napasnya. “Jungkook merasakan itu. Terhadapku.”

“Jungkook?” Danhee mengalihkan pandangannya kepada idola yang tengah tertawa di panggung.

“Maksudmu, Jungkook merasa pernah bertemu denganmu padahal belum pernah? Begitu?”

“Dia berkata begitu tadi pagi. Itulah mengapa aku merasa terganggu.”

Danhee menggangguk-angguk. “Lalu, bagaimana denganmu? Apakah kau merasakan hal yang sama?”

Raewon menggeleng. “Aku sama sekali tidak mengenalnya. Familiar pun tidak. Jungkook orang asing, kami memang belum pernah bertemu.”

Mulut Danhee membentuk huruf ‘o’ tanda mengerti. Tetapi Raewon segera menginterupsi.

“Tapi jika mendengar nama Jeon Jungkook, malah membuat dadaku nyeri.”

“Maksudmu?”

“Aku merasa, aku pernah mendengar di suatu tempat mengenai nama Jeon Jungkook.”

Tiba-tiba, Danhee tertawa. “Hei, itu wajar. Jungkook itu idola. Namanya ada dimana-mana.”

“Bukan seperti itu,” Raewon menyangkal. Lalu ia menelan ludahnya.

“Lalu bagaimana?”

Raewon menyibakkan rambutnya ke belakang, menghembuskan napas kasar. “Aku tidak yakin aku harus katakan ini padamu atau tidak.”

“Hei, katakan saja.” Danhee menyikut Raewon.

Bibir Raewon terlipat ke dalam. Ia menatap Jungkook untuk yang terakhir kali sebelum beralih pada Danhee.

“Aku pernah kehilangan ingatan saat kecil. Satu-satunya hal yang kuingat adalah dua buah nama: namaku sendiri dan nama Jeon Jungkook.”

***

“Kerja bagus semuanya. Kerja bagus.”

Raewon membungkuk kepada semua kru yang ia temui di belakang panggung. Acara temu fans hari ini berlangsung sangat lancar. Jungkook berhasil membuat kenangan indah untuk para penggemarnya.

[jjk] Love Disease ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang