Min Yoongi

4.4K 628 64
                                    

Keajaiban.

Itulah yang Solbin saksikan sejak malam itu.

Min Yoongi. Lelaki itu telah duduk tegap di ranjangnya. Hanya saja selang-selang itu masih menempel di tubuhnya.

Sebesar apapun rasa senang Solbin atas kebangkitan Yoongi dari komanya, rasa sedih itu tetap ada. Alasannya hanya satu.

Sudah dua hari sejak Yoongi membuka mata, lelaki itu sama sekali tidak bicara maupun tersenyum.

Yoongi belum bisa makan. Asupan yang tubuhnya dapatkan hanya bisa masuk melalui selang yang melewati hidungnya. Kulitnya makin pucat. Rambutnya semrawut. Dapat Solbin lihat tubuh Yoongi pun semakin kurus.

Bagaimana bisa bahagia?

"Yoongi-ya, dokter bilang kau sudah boleh minum lewat mulut. Mau, ya?"

Yoongi tidak menoleh, apalagi bicara. Ini merupakan usaha Solbin yang kesekian ratus kalinya agar Yoongi bicara. Air mata gadis itu sudah kering, tetapi hatinya tetap terasa nyeri.

Tidak ada yang tahu apa yang sebenarnya ada di kepala Yoongi. Ketika dokter bertanya pun dia tidak menjawab. Perkembangan kesehatan Yoongi juga jadi terhambat.

Solbin menghela napas. Ia pun menaruh kembali gelas milik Yoongi ke meja. Sepertinya ia harus melapor lagi kepada perawat agar airnya masuk lewat selang juga.

Ketika Solbin bangkit berdiri, terdengar suara.

Solbin menoleh dengan cepat. "Yoongi? Kau mengatakan sesuatu?"

Gadis itu mendekatkan kepalanya. Matanya terbuka lebar karena pupil redup milik Yoongi akhirnya mau melihat ke arahnya.

Senyum Solbin melebar. Ia akan menumpahkan air mata keringnya jika Yoongi sanggup mengucapkan satu kata saja.

"Yoongi? Bisakah kau mengulang yang tadi?" desaknya. Kedua tangan menggenggam jemari Yoongi yang kurus.

Bibir pucat itu bergerak-gerak. Solbin tahu Yoongi sedang mencoba merangkai kata-katanya. Hanya saja, tidak ada suara yang keluar.

"Pelan-pelan. Gunakan suaramu."

Jari Solbin sampai ke permukaan kulit wajah Yoongi. Gadis itu mengusap pipinya dengan lembut sebagai bentuk semangat.

"T-to.. long.."

Suara Yoongi. Berat dan serak. Setidaknya, lelaki itu sudah berusaha.

Alis Solbin terangkat. Ia menutup mulutnya sendiri untuk menyembunyikan pekikan bahagia. Air mata mulai menggenang. Ia tidak percaya Yoongi benar-benar akan bicara. Namun, kalimat Yoongi belum selesai.

"Tolong? Tolong apa? Katakan padaku, Yoongi. Aku akan melakukan apapun yang kau mau."

Yoongi menjilat bibirnya yang kering. Solbin tahu, ia kesulitan. Tapi ia akan menunggu sampai lelaki itu berhasil.

"Tolong.. panggil.."

Solbin makin mendekat. Suara Yoongi semakin jelas terdengar namun tetap pelan.

"Tolong panggil.. Kang Raewon.."



***



"Kau yakin? Tidak sakit?"

Raewon memutar bahunya pelan-pelan. Perasaan ngilu dan nyeri itu masih ada. Tapi sudah terasa lebih baik daripada yang lalu.

"Aku yakin," ucapnya mantap. "Lagipula, aku tidak akan terlalu banyak kegiatan, kan?"

Jungkook tetap menatapnya khawatir. "Aku akan merilis album baru, Raewon. Kau pasti sibuk."

"Aku akan baik-baik saja, Jeon Jungkook. Percaya padaku." Raewon menggenggam kedua tangan Jungkook dengan erat. Maniknya menatap kekasihnya dalam-dalam.

[jjk] Love Disease ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang