Mati

7.8K 783 101
                                    

I guess I have to warn you guys. This chapter includes smut part. Just skip it if you're uncomfortable about it. Sorry and thank you.

***

Min Yoongi menurunkan gelasnya saat pintu ruangannya terbuka. Ia mendongak dan mendapati seorang pria berpakaian serba hitam, berikut dengan topi dan maskernya, masuk ke dalam ruangan kerja Yoongi.

Meski begitu, Yoongi mengenal siapa pria itu. Ia mengenali rambut pirang dan anting yang dipakainya. Postur tubuhnya pun menjelaskan dengan baik, siapa pria yang sedang membawa sebuah koper hitam ke arahnya.

“Kurasa, kau sudah menjalankan misimu?” tanya Yoongi dengan bibir yang tersungging ke atas. Ia menyilangkan kakinya.

Pria berpakaian hitam tersebut duduk di hadapannya, menaruh koper hitam di atas meja rendah yang menjadi batasnya dengan Min Yoongi.

“Bersih. Dia terbunuh dengan baik. Kubawakan organ dalamnya sebagai suvenir.”

Akhirnya, pria tersebut membuka topi dan maskernya. Ia menggunakan jemarinya yang berbalut sarung tangan hitam untuk menyisir rambut pirangnya ke belakang.

Park Jimin.

“Biar kulihat,” pinta Yoongi.

Jimin melakukan seperti yang diminta. Ia membuka kunci koper dan memperlihatkan isinya.

Beberapa toples ditaruh di tengah-tengah termos pendingin di sana. Yoongi dapat melihat beberapa organ tubuh manusia tersusun rapi dalam toples dengan ukuran yang berbeda-beda.

Alis Yoongi terangkat ketika maniknya mengabsen jantung, ginjal, bola mata, bahkan untaian usus manusia yang masih segar.

“Apa yang dapat membuatku percaya bahwa ini milik Jeon Jungkook?” Yoongi pun bertanya.

“Aku tahu kau pasti bertanya.” Jimin pun mengeluarkan sebuah map yang ia selipkan di dalam koper. Dibukanya map tersebut sebelum ia serahkan pada Min Yoongi.

Surat keterangan dari rumah sakit, menyatakan bahwa Jeon Jungkook sudah mati dan organnya diambil oleh Park Jimin. Begitu melihat cap basah yang menandakan bahwa surat tersebut resmi, Yoongi tersenyum.

“Kerja bagus. Akan kuberikan apapun untukmu.”

Jimin menyeringai. “Kau akan berikan apapun?”

“Apapun.”

Jimin memainkan senyumnya. Tidak dipungkiri bahwa ia sedang merasa sangat bahagia.

“Bagaimana jika aku akan kembali lagi nanti, setelah aku memutuskan apa yang kuinginkan?” tanya Jimin.

Yoongi mengangguk. “Merasa bebaslah denganku. Aku akan mempersilakanmu melakukan apapun yang kau mau.”

“Oke, kalau begitu. Aku akan kembali lagi lain waktu.” Jimin pun berdiri.

“Kau tidak menginginkan ini?” Yoongi menunjuk koper besar tadi.

Sambil kembali memasang topi dan masker, Jimin menggeleng. “Aku tidak memiliki jaringan pasar gelap untuk organ manusia. Kupikir, kau pasti punya.”

[jjk] Love Disease ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang