BRAKK!
Joonmyun mendongak. Gebrakan pada mejanya membuat kopinya tumpah. Kemudian ia mendapati Jeon Jungkook dengan wajah memerah.
"Aku bersumpah akan membunuhmu jika kau terus seperti ini, Hyung," geramnya.
Joonmyun yakin Jungkook baru saja memberontak ketika diseret ke kantor. Terlihat dari bagaimana kacaunya penampilan lelaki itu. Tatanan rambutnya rusak dan kemeja putihnya kusut. Tetapi Joonmyun tidak pernah menggubris ancaman putra atasannya itu.
Tanpa memedulikan pekerjaannya yang mendadak kotor karena tumpahan kopi, Joonmyun berdiri. "Aku ingin menunjukkan sesuatu," katanya.
Meja Joonmyun tidak jauh dari ruangan CEO. Pria tersebut membukakan pintu untuk Jungkook. Tampak dari wajahnya bahwa Jungkook enggan melangkah. Hingga Joonmyun gemas dan menendang bokong atasannya. Jungkook terjungkal ke depan, masuk ke dalam ruangan. Joonmyun segera mengikuti sebelum menutup pintu kembali.
"Hyung! Kau ingin dipecat, hah?" Jungkook menggeram.
Dengan sebelah alis terangkat, Joonmyun melipat kedua tangan di depan dada. "Lakukan saja. Dengan begitu kau harus bertahan di perusahaan ini selamanya. Seorang. Diri."
Wajah Jungkook menggelap. Apapun yang Joonmyun katakan, sangat tidak bagus. Ia pun mendengus. "Baiklah, apa yang ingin kau tunjukkan?"
Dari wajah mengejek, Joonmyun kembali serius. Tangannya merogoh saku celananya dan mengeluarkan sebuah remote. Dari remote itu, ia menekan sebuah tombol dan tiba-tiba tirai hitam diturunkan di setiap ruas jendela ruangan. Kemudian sebuah layar projector muncul di tirai hitam tersebut.
"Ini adalah daftar pemilik saham di perusahaan Ayahmu," kata Joonmyun kemudian. Ia menekan beberapa tombol dari remote yang dipegangnya sehingga projector tersebut menampilkan sebuah gambar grafik. Sontak Jungkook mengerutkan kening.
"Aku yakin kau masih belum mengerti soal ini. Tetapi kuberitahu, ada yang aneh," lanjut Joonmyun. Ibu jarinya kembali menekan sebuah tombol. Grafik yang berbeda muncul.
"Sebetulnya, setiap investor memiliki jatah sahamnya masing-masing. Sebagai contoh, ayahmu memegang 50 persen saham perusahaan ini. Sisa 50 persen lagi terbagi menjadi jumlah yang berbeda-beda untuk beberapa pihak. Bagian itu ditetapkan semenjak Ayahmu membangun perusahaan ini menjadi lebih besar. Awalnya tidak kelihatan sama sekali, tetapi seiring dengan berjalannya waktu, saham Ayahmu turun drastis. Sekarang sudah menginjak angka 42 persen. Kehilangan 8 persen tentu bukan hal bagus." Joonmyun menjelaskan.
Tanpa sadar, Jungkook ikut memperhatikan. Setidaknya Joonmyun menyampaikan dengan bahasa yang ia mengerti. Kedua tangannya diam di saku celananya. Ia bergumam sebagai respon. "Lalu, apakah kau sudah tahu apa penyebabnya?" Jungkook bertanya.
Sebetulnya, Joonmyun tidak mengharapkan Jungkook untuk mendengarnya. Cukup mengejutkan karena Jungkook menaruh perhatian.
"Aku sudah meneliti beberapa data selama beberapa hari terakhir ini. Dan aku memang melihat ada yang janggal," jawab Joonmun. Grafik yang berbeda kembali muncul ketika Joonmyun menekan satu tombol.
"Yang kehilangan bukan hanya Ayahmu. Beberapa investor pun terpaksa hengkang karena mereka tidak bisa mempertahankan sahamnya. Seolah ada yang menyedotnya, raib begitu saja. Padahal data pendapatan naik drastis selama tiga tahun terakhir. Kehilangan saham adalah hal yang tidak mungkin. Penjualan kita bagus, itulah yang menyebabkan aku curiga."
"Oke, oke. Langsung saja ke intinya. Jadi, siapa penyebabnya?"
Joonmyun menangkap sirat jenuh dari manik gelap Jeon Jungkook. Tetapi masih mengesankan karena Jungkook mendengarkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[jjk] Love Disease ✔
Hayran KurguSomething about his past made him this different. His dark past, dark childhood changed everything. He hid behind his mask, playing nice and good for years. Until this girl came and ruined everything. At least, that was what Jungkook think. Status :...