Raewon duduk termenung di kursi kerjanya.
Bukan. Raewon tidak punya kursi kerja, sebetulnya.
Hanya saja, setelah kematian Yoongi, seluruh kehidupan seorang Kang Raewon berubah drastis.
Pemakaman Yoongi berlangsung singkat. Hanya dihadiri oleh beberapa orang penting di perusahaan. Tidak ada yang spesial.
Mungkin hanya Solbin yang masih belum bisa menerima kematian kekasihnya. Tapi berkat Kihyun, ia selalu bisa tenang. Entahlah, Raewon malah berpikir bahwa wanita itu lebih cocok bersama Kihyun yang lembut.
Tepat setelah jasad Yoongi dikremasi, Raewon langsung dibawa menuju konferensi pers untuk mengumumkan kepada semua orang bahwa ia yang akan menggantikan Yoongi sebagai CEO di Genius Lab. Awalnya Raewon menolak. Ia tidak mengerti apapun di sana dan ia juga masih punya tugas sebagai manajer Jungkook. Tapi Jungkook sendiri lah yang meyakinkan dirinya bahwa semuanya akan berjalan baik-baik saja.
Raewon tentu terkejut. Biasanya Jungkook akan bertingkah posesif dan overprotektif. Namun, kali ini lelaki itu mempersilakan Raewon untuk keluar dari zona nyaman dan mencoba hal baru.
CEO. Tidak mudah sama sekali. Raewon lulusan bidang kesehatan, tapi ia diminta masuk ke ranah ekonomi. Sulit, Raewon kira.
Maka, di sini lah Raewon. Duduk di meja CEO, menatap kosong ke depan. Rambutnya digulung rapi ke belakang, pakaian formal menempel di tubuh rampingnya, dan stocking hitam di kakinya.
Helaan napas kembali lolos. Raewon melihat jam yang tertera di ponselnya. Pukul tiga sore. Kihyun bilang, ia baru bisa pulang saat jam makan malam. Dan itu berjam-jam lagi.
Raewon pun menjatuhkan pipinya ke meja. Sekali lagi ia melirik ponselnya. Wallpaper pada lockscreen-nya adalah foto dirinya bersama Jungkook, sedang berpelukan manis dengan tawa di kedua wajahnya.
"Apa yang sedang Jungkook lakukan, ya?" gumamnya lemas.
Sudah genap dua minggu setelah dirinya terpilih menjadi CEO. Ia masih tinggal bersama Jungkook, tetapi pekerjaan membuat keduanya sulit memiliki waktu untuk berdua. Kadang-kadang, Jungkook pergi sebelum ia bangun, begitu pun sebaliknya. Saat malam pun, Raewon sering kali terlalu lelah untuk menunggu Jungkook pulang. Atau bahkan Jungkook tidak akan pulang sama sekali.
Semenjak Jungkook merilis album terbarunya, lelaki itu menjadi sangat sibuk dan lebih banyak menghabiskan waktu di ruang latihan. Sementara Raewon terjebak di kantor dari pagi sampai malam hanya untuk menghadiri rapat-rapat dan mendengarkan presentasi dari bawahan-bawahannya.
Raewon tidak menyukai pekerjaan seperti ini. Ia merindukan rumah sakit.
Ia juga merindukan Jungkook.
Tanpa ia sadari, ponselnya sudah menunjukkan kontak Jungkook. Saat telunjuk Raewon hendak menekan tombol hijau, pintu ruang kerjanya tiba-tiba diketuk.
Raewon mengangkat kepalanya. "Silakan masuk."
Dan senyum Jungkook lah yang ia lihat.
"Hai," sapa lelaki itu.
"Jungkook!" Raewon langsung berdiri. Kedua alisnya naik. "Apa yang kau lakukan di sini?"
Jungkook masuk ke dalam ruangan dengan sebuah tas kertas berwarna putih di tangannya. "Aku hanya merindukan kekasihku. Tidak boleh?"
Raewon berkedip berkali-kali, meyakinkan dirinya bahwa ini bukan mimpi. Jungkook tidak pernah datang sebelumnya.
"Bu-bukannya tidak boleh.." pipi Raewon mendadak merah. "Kau hanya tidak pernah melakukan ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
[jjk] Love Disease ✔
FanfictionSomething about his past made him this different. His dark past, dark childhood changed everything. He hid behind his mask, playing nice and good for years. Until this girl came and ruined everything. At least, that was what Jungkook think. Status :...