Berpikir

5.7K 820 86
                                    

Raewon sudah dipindahkan ke kamar rawat dengan selang oksigen yang ditempel di hidungnya. Meskipun dilarang, Jungkook tetap bersikukuh untuk berada di sisinya. Berada di sisi Raewon dalam arti Jungkook ikut naik ke ranjang Raewon untuk merengkuh gadis itu agar tetap bersamanya.

"Aku tidak akan membiarkan hal buruk apapun menimpanya." Jungkook beralasan.

Hal buruk ini juga mencakup wanita yang tengah duduk di sisi ranjang, bertukar tatap dengan Jungkook dan Raewon.

"Aku tidak percaya ternyata kau masih hidup." Seulgi membuka pembicaraan.

Semenjak wanita ini datang, Jungkook terus menatapnya tidak ramah. Dekapannya pada Raewon mengerat. "Aku tidak percaya kau masih berani untuk menunjukkan batang hidungmu di hadapanku."

Seulgi menarik sebelah sudut bibirnya ke atas. "Aku tidak tahu akan bertemu denganmu di sini karena kupikir kau sudah mati."

Wanita tersebut menekankan kata terakhir, bermaksud menyinggung. Tetapi Jungkook tidak begitu peduli.

"Aku kemari untuk putriku." Seulgi mengalihkan pandangannya ke arah gadis dalam rengkuhan Jeon Jungkook.

Mendapat tatapan itu, Raewon langsung memalingkan wajahnya. Ia mencengkeram kaus yang Jungkook kenakan dan membenamkan wajahnya di ceruk leher lelaki itu. Jelas sekali bahwa ia sedang ketakutan.

"Dia tidak ingin bertemu dengan iblis seperti dirimu," berang Jungkook. Kedua tangannya memeluk kepala Raewon dengan protektif.

Seulgi menghela napas. "Itu adalah alasanku kemari. Aku tahu selama ini aku adalah iblis bagimu dan aku kemari ingin meminta maaf."

"Kau pikir hanya dengan kau meminta, Raewon akan memaafkanmu? Atas semua hal yang telah kau perbuat?"

Seulgi mendecak. "Aku tidak ingin bicara denganmu, Orang Mati."

Jungkook tersenyum mengejek. "Lihat itu. Setelah membuat banyak orang menderita, kau berharap untuk dimaafkan saat sikapmu saja seperti itu? Mana urat malumu?"

Lagi-lagi Seulgi menghela napas. "Jungkook, tolonglah. Aku sedang tidak ingin emosi. Aku hanya ingin putriku kembali."

"Kau tidak pantas mendapatkannya," kata Jungkook serius.

"Raewon-ah, Eomma-ya."

Seulgi memutuskan untuk menghiraukan Jungkook dan tersenyum pada Raewon yang mencuri tatap ke arahnya. Namun, setelah ia katakan itu, Raewon kembali berpaling.

Jungkook memutar bola matanya malas. "Lebih baik kau pergi."

"Raewon-ah, aku minta maaf, eoh?"

Bibir Raewon bergetar. Matanya mulai panas. Telinganya nyeri ketika wanita ini terus bicara.

"Aku meminta maaf atas apapun yang terjadi semenjak kau lahir. Aku meminta maaf karena kau terlahir dari orang tua yang kacau. Aku meminta maaf karena melahirkanmu terlalu mirip dengan Ayahmu sehingga aku sering berlaku kasar padamu. Aku meminta maaf karena menyuruhmu bekerja sejak umurmu tiga tahun. Aku meminta maaf karena menyuruhmu bekerja di tempat buruk. Aku meminta maaf karena sering memukulmu. Aku meminta maaf karena membiarkanmu melihat hal-hal mengerikan. Aku meminta maaf karena membiarkanmu dipukuli. Aku meminta maaf karena membiarkanmu.."

Raewon bergemetar di tempatnya. Cengkeramannya pada kaus Jungkook mengerat. Bibirnya digigit kuat. Kepalanya pusing. Seiring dengan wanita ini bicara, ingatan–ingatan buruk itu mengelupas terbuka.

"Stop! Dia menangis!"

Seulgi terperanjat. "Ah, m-maafkan aku. Aku.."

"Pergi! Kau hanya memperburuk keadaannya!"

[jjk] Love Disease ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang