Penutup : Rae

2.5K 444 25
                                    

"Jungkook, aku mendengar apa yang terjadi. Aku meminta maaf atas apa yang telah terjad--"

Jungkook memotong ucapan Raewon dengan memberinya pelukan erat. Ia belum melepas sepatunya dan pakaiannya yang penuh bercak merah pun belum diganti.

"Raewon, apakah kau pikir keberadaanku adalah sebuah kesialan?" bisiknya di ceruk leher Raewon. Matanya masih bengkak dan Jungkook bisa saja menangis lagi.

"Apa maksudmu? Tentu saja tidak." Raewon membalas pelukan tersebut dan mengusap punggung Jungkook untuk menghibur. "Kehadiranmu lah yang membuat Hakko hadir. Kehadiranmu menghadirkan kebahagiaan. Aku percaya itu, Jungkook."

Sang suami pun mengeratkan pelukannya."Maksudku, semua orang yang terlibat denganku pasti akan tertimpa bahaya. Ayahku mati, ibuku gila, kau pernah hampir mati. Kemudian, Joonmyun mati.. Aku.. aku tidak yakin apakah aku bisa menghadapi hal seperti ini lagi."

"Jungkook, ini semua bukan salahmu." Raewon masih mengusap punggung tegap Jungkook yang saat ini terasa sangat ringkih. "Kau harus tahu masih banyak orang yang akan selalu bersamamu bagaimanapun kondisinya. Kau tidak sendiri, Kook."

Jungkook mengeluarkan bunyi rengekan. Pelukannya menjadi semakin erat. Raewon dapat merasakan kegelisahan yang Jungkook rasakan. Pemuda tersebut memang rapuh di dalam. Raewon tidak kuasa menghentikan usapannya.

"Aku pun sudah berlaku buruk pada Jimin. Aku.. aku tidak bisa menghadapnya, Raewon. Aku takut."

"Ssshh. Tenang. Aku akan selalu berada di sisimu. Jangan takut, oke? Kau akan baik-baik saja."

Jungkook melepas pelukannya agar dapat melihat rupa Raewon yang tersenyum lembut. Kedua tangannya yang kotor karena warna merah menyentuh wajah Raewon yang bersih tanpa permisi. Diusapnya wajah gadis itu dengan lembut. Dalam hati, Jungkook bersyukur karena telah memilih gadis yang tepat.

"Aku lega aku bisa memilikimu, Raewon," ucap Jungkook pelan. Mulutnya mengusahakan senyum.

"Begitu pun aku, Jungkook." Raewon meremas lengan Jungkook sebagai respon. "Kau tahu bahwa aku mencintaimu, kan?"

Jungkook mengangguk. Dikecupnya kening Raewon dengan lembut. "Aku juga mencintaimu, Raewon."

***

Seora selesai dengan riasan wajahnya. Sejenak setelah kuas bibir ditarik menjauh, bayangan Raewon muncul di cermin.

"Kau sudah siap?" Wanita berperut besar tersebut tersenyum lebar.

Seora ikut tersenyum. "Aku lebih dari siap."

"Ayo." Raewon menjulurkan tangannya. Seora pun menerima tangan itu untuk membantunya berdiri.

Keduanya keluar dari ruang rias, berdiri di depan pintu utama. Perias pengantin sibuk di belakang Seora, memasang tudung di kepalanya. Kemudian sebuket bunga diselipkan ke dalam genggaman sang pengantin.

"Paman," Raewon membungkuk ketika melihat Ayah Seora mendekat. Beliau pun sudah siap untuk mengantar putrinya di altar.

"Raewon, sudah lama aku tidak melihatmu," sapa pria paruh baya tersebut. "Terima kasih karena telah membersamai Seora selama ini."

"Bukan masalah besar," Raewon tertawa ringan. "Jika aku tidak pernah membantu Seora setiap ia kesusahan, aku tidak akan pernah bisa bertemu dengan suamiku."

Sang ayah mengangguk-angguk. "Aku selalu melihat berita. Suamimu itu telah mengalami banyak hal yang berat, ya."

Raewon pun mengangguk setuju. "Ya. beruntungnya ia masih bisa menghadapi itu semua."

[jjk] Love Disease ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang