Kau

5K 683 98
                                    

Raewon menyesap kopinya pelan. Ujung sepatunya tidak berhenti mengetuk-ngetuk lantai. Matanya bergerak gelisah, tidak ingin menatap pria di hadapannya yang tengah menyorot tajam.

Ayahnya.

"Sudah kubilang untuk tidak mengikutinya!"

Raewon hampir melompat saat ayahnya memukul meja. Karena orang-orang mulai menatapnya aneh, Raewon menunduk dalam-dalam.

"Lihat dirimu! Bahumu patah dan sekarang kalian tinggal bersama! Hidupmu hancur setelah bertemu dengan pria itu! Mengapa kau kembali lagi padanya?!"

Raewon menutup matanya rapat-rapat. Ia tidak pernah suka jika ayahnya marah-marah. Pria paruh baya tersebut selalu tampak menyeramkan. Itulah sebabnya Raewon selalu ingin menjadi anak yang baik. Alhasil, ayahnya pun nyaris tidak pernah memarahinya.

Selain karena takut, ia harus menahan malu karena sedang dimarahi di tempat umum. Raewon tahu ini semua salahnya, meladeni sifat kekanakan Jeon Jungkook dan menenggelamkan dirinya dalam bahaya.

Tapi Raewon tidak begitu mempermasalahkan hal itu. Ia tahu jantungnya pernah berhenti berdetak dan dia benar-benar nyaris mati selamanya. Tapi, entah mengapa, berpisah dengan Jungkook, menurutnya, sama sekali bukan solusi.

"A-aku baik-baik saja!" bohongnya.

Ayahnya mendecak keras-keras. "Saat berita menyebutkan tentang kematian Jungkook, kupikir itu adalah hal bagus. Bocah itu selalu bermasalah. Namun, saat kutahu ternyata dia masih hidup, aku tidak bisa untuk tidak khawatir padamu. Dan lihat dirimu sekarang!"

Raewon menggigit bibir. Ia usap bahunya pelan. "Ta-tapi aku tetap baik-baik saja. Ini tidak ada hubungan apapun dengan Jungkook!"

"Aku tetap tidak percaya pada bocah itu. Seenak jidat mengeluarkan puteriku dari rumah sakit dan menjadikanmu budaknya. Cih!"

"Jungkook tidak memperbudakku!" Raewon mengelak.

Alis ayahnya sontak terangkat. Dari sana, Raewon tahu ayahnya akan meledak lagi.

"Kau membelanya?! Setelah apa yang sudah ia perbuat padamu?!"

Raewon bisa melihat seorang staf kafe berdiri ragu-ragu di dekat meja mereka. Sepertinya staf itu berniat menegur karena semua teriakan itu. Mungkin ia terlalu takut untuk berhadapan dengan ayah Raewon yang sedang naik pitam.

"Cukup. Aku membawamu pulang."

Raewon melirik ayahnya dengan cepat. "Apa?! Tidak!"

"Kenapa, hah? Kau pikir hanya dengan kalian tinggal bersama, aku akan merestui hubunganmu denganya? Tidak akan pernah!"

Oke. Kali ini Raewon benar-benar panik dan akan melawan keputusan itu seumur hidup.

"Tidak, Ayah! Jungkook adalah pria yang baik. Dia tidak pernah menyakitiku. Dia adalah orang yang selalu melindungiku setiap ada bahaya. Dia yang menghiburku saat aku mimpi buruk. Dia selalu bisa menanganiku saat gangguan kepanikanku muncul. Dia juga orang yang selalu menyemangatiku ketika aku ingin bertemu dengan Seulgi!"

Kening ayahnya mengerut. "Tunggu. Bertemu siapa?"

Raewon meninggalkan mulutnya terbuka, kemudian menutupnya kembali. Ia lupa. Ayahnya tidak tahu tentang Seulgi.

Atau pura-pura tidak tahu? Raewon tidak mengerti.

"K-Kang Seulgi. Ibu.. kandungku?"

Perubahan air wajah sang Ayah tampak jelas setelah Raewon selesai mengucapkan kata yang terakhir. Tatapannya terkejut dan gelisah. Raewon tidak paham apa maksudnya.

[jjk] Love Disease ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang