Part 2

506 17 0
                                    


"Lo ngeselin, tapi gue sayang."

"Aditt!!"

Teriakan dari kelas sebelah mengganggu keheningan kelas 12 ipa 2 yang sedang ulangan matematika.

"Adit! Balikin botol tap*rwer gue! Kalo sampe ilang Ibu gue bakal ngamuk!" Cewek berambut sebahu berlari mengejar Adit yang semakin menjauh darinya.

Sedangkan, semua siswa/i yang ada di kelas 12 ipa 2 serempak menoleh ke Andira.

Andira yang sadar di perhatikan oleh seluruh warga kelas, hanya menaikkan sebelah alisnya.

Alika yang sudah mengerti dengan tatapan teman kelasnya hanya menepuk jidat.

"Kalian kenapa ngeliatin Andira? Kerjain lembar ulangan kalian, waktunya tinggal 30 menit lagi!" Pak Edi, selaku guru matematika menggebrak mejanya.

"Apa Pak? Kerjain? Lembar ulangannya salah apa sampe di kerjain?" Sahut Adit dari luar kelas.

Semua melotot melihat wajah Adit yang berbicara enteng serasa tanpa dosa.

"Kenapa lo semua ngeliatin gue? Terpana ya sama kegantengan gue?" Adit bersender pada pintu kelas Andira.

Andira sudah hatam dengan kelakuan Adit. Ia tidak ingin menyuruh Adit pergi ataupun bergerak se-inci pun. Karna percuma, cowok itu tak akan pernah berhenti mencari gara-gara.

Pak Edi berdiri dari duduknya sambil menggulung bukunya.

"Adiit balikin!" Teriakan cewek yang sedaritadi mengejarnya sama sekali tidak ia hiraukan.

Semua anak kelas 12 ipa 2 tambah melotot melihat kelakuan Adit.

"Ehh awas tuh bola matanya jatoh!" Adit berlari kembali ketika melihat pemilik botol tap*rwer yang ia bawa semakin mendekat.

Pak Edi yang belum sempat mendaratkan gulungan bukunya ke kepala Adit pun hanya menghela napas.

"Kenapa Pak? Sedih ya bukunya gak bisa nyium kepala Adit." Andira berjalan mendekati Pak Edi sambil membawa lembaran kertas ulangan hariannya.

"Iya, sedih."

//

   Gubrak!

   Dodit, cowok pendiam dari kelas Andira sukses terjatuh dengan wajah yang mencium lantai kantin.

  "Huahahaha." Semua yang ada di kantin tertawa lepas melihat kejadian itu.

   Andira bersama Alika yang sedang memakan batagor langsung menoleh.

  "Dodit!" Alika langsung berlari menghampiri Dodit.

  "Ah ganggu makan aja." Decak Andira sebal. Mau tak mau ia menyusul Alika.

  "Dodit, lo gapapa?" Alika membantu dodit untuk bangkit.

  "Adit, keluar!" Ucap Andira kesal.

  "Eh ketauan." Adit keluar dari bawah kolong meja sambil cengengesan.

  "Kenapa sih lo bikin ribut terus?" Andira menyilangkan tangan di depan dada.

  "Abis si Dodit merhatiin lo mulu sih, kan gue kesel!" Adit mengadahkan pandangannya ke arah lain.

  "Tapi gak gitu juga Dit, kan kasian dia. Udah buru lepasin tuh tali sepatu dari meja."

ANDIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang