ANDIRA

Part 36

"Bakal nyesel sih kalo lo ninggalin yang setia demi yang cantik."

    Tanpa pikir panjang Ari langsung memberi napas buatan untuk Andira.

Tak lama dari itu, Andira bangun dan mengeluarkan banyak Air.

Ari bernapas legah ketika Andira tersadar.

"Andira!" Alika langsung memeluk Andira.

Andira menoleh ke samping dan betapa terkejutnya ketika ia melihat Ari yang basah kuyup.

"Ri, lo keujanan dimana?" Tanya Andira polos.

"Di alam mimpi." Ari mengangkat tubuh Andira dan membawanya ke tempat parkir.

"Ari turunin gue!" Pinta Andira berkali-kali namun Ari tak mengabulkan permintaannya.

"Kenapa kamu nggak hati-hati sih?" Ucap Ari datar.

"Emang kenapa sih? Cuma nyebur kolem doang lagian." Andira sengaja membuat Ari semakin kesal.

Wah dia kaga tau aje gimana paniknya Ari pas dia kaga sadar-sadar.

Ari menurunkan Andira di pinggir mobil.

"Lo ngapain sih bawa gue kesini? Baju gue kan basah." Andira metap Ari kesal.

"I-ini kunci mobilnya." Mario datang tergesa-gesa membawa kunci mobil.

"Mario?" Andira menatap mario heran. Mengapa ia terlihat sangat takut akan suatu hal?

"Dir, gue ke dalem ya mau anter Alika pulang." Mario langsung berlari.

"Gak usah diliatin mulu, buruan masuk." Ari membukakan pintu untuk Andira.

Andira masuk dan duduk di kursi penumpang.

"Ri, ini mobil siapa? Gue basah loh, nggak apa-apa?" Tanya Andira tak enak.

"Mobil saya," Ari menyalakan mobilnya. "Mau kamu isiin air laut juga nggak masalah." Lanjut Ari.

Andira tersenyum melihat wajah Ari dari samping.

"Oh ini mobil lo? Gue kira lo nggak bisa bawa mobil." Andira menatap Ari yang sedang menyetir.

"Hmm." Dehem Ari.

"Ri," panggil Andira.

"Hmm." Dehem Ari lagi.

"Ko bukan arah rumah gue sih?" Tanya Andira lagi.

"Kejauhan." Ari masih menyetir.

Andira hanya mengangguk.

Sesampainya di depan rumah Ari, Andira langsung digandeng untuk masuk ke dalam rumahnya.

"Lang, kamu kok pulang duluan? Bukannya pestanya belum selesai ya?" Tanya seorang perempuan berumur 30an sambil membawa kunci mobil.

"Basah gini," Ari menyalami wanita itu dan Andira yang mengikuti.

"Yaampun Airlangga, ini tunangan kamu kenapa basah juga?!" Tanya perempuan itu.