Part 50

183 10 0
                                    



   Sudah dua minggu lebih, Ari sama sekali tidak ada kabar. Jangankan menjemput Andira seperti hari-hari yang lalu, menelpon pun tidak.

  "Dir, ikut gue, ada yang mau gue omongin sama lo." Mario buru-buru menarik Andira dari kelasnya karena ia takut keduluan oleh Adit.

  "Mau ngapain sih? Kalo Adit liat gimana? Lepas ah." Ucap Andira sambil berusaha melepas tarikan Mario.

  "Sebenernya gue—"

  "Apa? Lo suka sama jamilah ya? Mau gue panggilin?" Ucap Adit yang sudah berada di dekat Mario.

  "Lain waktu deh." Ucap Mario kepada Andira lalu pergi.

  "Ganggu banget sih lo." Kesal Andira karena ia penasaran dengan apa yang akan Mario ucapkan tadi.

  "Gue mau ada ngelatih basket sore ini, jadi kita langsung pulang aja ya."

"Iya, lagian gue juga ada janji." Ucap Andira lalu berjalan mendahului Adit.

"Janji? Sama siapa?" Tanya Adit penasaran.

"Ada deh." Sahut Andira sambil tersenyum.

"Dir, jangan macem-macem." Adit menyetarakan langkahnya dengan Andira.

"Lo mau anter gue balik nggak?" Ucap Andira mengalihkan.

"Dir, jawab dong." Kesal Adit.

"Mau anter gue apa mau bacot sih lo?" Andira berhenti sebentar.

"Lebih tepatnya mau tau lo ada janji sama siapa." Ucap Adit yang masih kekeh dengan pertanyaannya.

"Gue nggak mau jawab, gimana dong?" Ucap Andira ngeselin.

"Yaudah kalo gitu gue temenin sampe janjinya kelar." Ucap Adit lalu berjalan mendahului Andira.

"Untung sayang." Ucap Andira sambil mengelus dadanya.

   Sesampainya di tempat tujuan, Andira meminta Adit untuk pulang namun Adit tetap kekeuh pada pendiriannya.

  "Takut banget sih? Pacar kamu nggak akan Bunda apa-apain kok." Ujar Mira dari belakang Adit.

"Bunda? Bunda kok di sini? ngapain?" Tanya Adit penasaran.

"Dasar kepo. Udah sana pulang, Bunda mau shopping manjah dulu sama si cantik!" Ucap Mira lalu menggandeng Andira dan membawanya menjauh dari Adit yang masih tak percaya dengan apa yang terjadi.

"Tertykung." Gumam Adit yang masih menatap punggung mereka yang semakin menjauh.

//

  "Dir, coba deh gaun yang ini." Ucap Mira sambil memegang salah satu gaun berwarna biru dongker selutut.

  "D-dira yang coba tan?" Tanya Andira ragu.

  "Iya, coba kamu cobain di sana." Ucap Mira sambil memberikan gaunnya kepada Andira.

   Andira hanya menuruti apa yang Mira inginkan, ia pergi ke ruang ganti dan mencoba gaun yang tadi Mira berikan.

  "I-ini tan?" Tanya Andira yang sudah memakai gaunnya.

  "Cantik banget!" Mira menghampiri Andira yang terlihat sangat cocok memakai gaun pilihannya.

  "Ah tante bisa aja." Ucap Andira malu.

  "Yaudah, kamu ganti lagi sana, tante tunggu di sini." Ucap Mira sambil duduk di dekat ruang ganti.

   Setelah selesai menggantinya, Mira langsung menyuruh pelayan untuk membungkus gaun yang tadi Andira coba.

ANDIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang