Part 29

218 11 0
                                    


"Gue tau lo bisa bedain mana batu kerikil mana berlian, tapi sayangnya lo kelewat bego karna lebih milih batu kerikil ketimbang berlian."

   Waktu istirahat tiba, Andira bergegas untuk kekantin dan menyeret Alika yang katanya sedang diet.

  "Lo beneran diet Ka?" Ucap Andira sambil mengambil kembalian dari ibu kantin.

  "Ck. Gue tuh ya, udah naik 2 kilo karna makan mulu, masa iya gue makan lagi." Ucap Alika.

  "Diet dietan amat, badan udah kek triplek masih aja mau diet!" Andira tertawa.

   "Ga ngaca lo!" Alika tertawa sambil menyenggol lengan Andira yang sedang membawa bakso.

   Tak disangka bahwa kuah bakso itu tumpah mengenai Arra yang sedang membawa minum.

  "Aw panas!" Teriak Arra.

   Semua orang yang sedang berada di kantin menoleh ke Andira dan Arra.

  "Eh maaf gue gak sengaja." Ucap Andira sambil mengelap tangan yang terkena tumpahan bakso iu.

   Arra nampak tak terima lalu tangan kanannya yang sedang membawa segelas es jeruk bergerak untuk menumpahkannya ke Andira.

   Byurr!

   Arra menumpahkan segelas es jeruknya ke baju milik Andira.

  "Oh maaf juga, nggak sengaja!" Ucap Arra sambil tertawa jahat.

   Andira yang sudah geram hanya menarik napas panjang lalu membuangnya perlahan. Ia memberi mangkok baksonya ke Alika lalu menghabiskan langkahnya dengan Arra. Ia mulai menarik kerah baju Arra.

  "Gue gak mau bersikap senioritas. Tapi lo harus tau, kelakuan lo itu diatas batas wajar. Lo denger kan kalo gue bilang nggak sengaja?" Tatapan Andira menajam.

  "Lo apan sih?" Adit datang dengan wajah babak belurnya sambil mendorong bahu Andira untuk menjauh dari Arra.

   Arra memasang wajah berkaca-kaca saat Adit datang.

  "Cewek lo yang apaan!" Ucap Andira.

  "Lagian lo duluan yang numpahin kuah bakso ke tangannya dia, ya panas lah gak mikir!" Bentak Adit.

   Andira nampak terkejut dengan perkataan Adit.

   Alika berlari untuk menaruh mangkuk baksonya lalu menarik lengan Andira namun ditahan oleh Andira.

  "Yang gak mikir tuh lo, jelas-jelas lo tau kejadiaanya dan lo belain dia yang sengaja numpahin esnya ke gue!" Andira menatap tajam sambil tak percaya dengan Adit yang sekarang.

  "Lo kalo mau ribut, balik sekolah, gue tunggu. Lo yang nentuin tempatnya." Mario melepas jaketnya lalu memakaikannya ke Andira.

   Adit menatap Mario penuh Amarah.

  "Kenapa lo liat gue gitu? Mau ribut disini?" Mario berbalik menatap Adit.

   Arra yang sudah ngeri melihat wajah babak belur Adit langsung menggandeng Adit untuk pergi dari kantin.

  "Gue tau lo kenapa-napa." Mario menarik Andira untuk pergi dari kantin.

  "Ka, lo ijinin ke guru piket, bisa sakit dia kalo basah basahan begini." Ucap mario lalu menyuruh Andira duduk di pinggir lapangan.

  "Tumben nongol." Ucap Andira sambil menatap Mario.

  "Sebagai bentuk terimakasih." Mario menatap Andira balik.

ANDIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang