Part 24

244 9 0
                                    


"Tadinya, gue sama sekali nggak kepikiran buat hidup sama orang lain, tapi karna lo udah bahagia sama yang lain buat apa gue masih nunggu lo?"

Semakin hari, Andira semakin terbiasa dengan kehadiran Ari.

"Diminum." Arion tiba-tiba sudah berada di depan Andira sambil menyodorkan gelas plastik yang berisi milkshake strawberry.

"Lo tau dari mana gue suka ini?" Andira mengambil milkshake strawberry yang Arion sodorkan tadi.

"Saya pulang, salam buat Oom Rian." Arion berbalik untuk keluar dari rumah Andira.

"Makasih Arion!" Ucap Andira.

"Ari aja." Ucap Arion.

Andira mengangguk.

Keesokan harinya, Andira tak melihat Ari di meja makan bersama Papanya.

"Pa, Ari mana?" Tanya Andira.

"Dia nunggu di depan." Jawab Papanya.

"Mbak Siti, makan saya di bekelin aja." Ucap Andira.

Mbak Siti mengangguk lalu mengambil kotak makan.

"Nih non." Mbak Siti menyodorkan kotak makan itu.

Andira menerimanya lalu berpamitan kepada Papanya.

"Kok nggak masuk dulu?" Tanya Andira heran.

"Pake." Tanpa basa-basi Arion menyodorkan helm ke Andira.

Andira hanya menurut. Ia naik ke motor Ari lalu Ari melajukan motornya.

Sesampainya di parkiran, Andira turun dan tanpa ada sepatah katapun yang keluar, Ari langsung pergi.

"Aneh banget sih." Gumam Andira.

Lagi, belum saja Andira duduk di kursinya, ia sudah di usir oleh gurunya.

"Keknya gue harus ganti warna rambut deh." Gumam Andira.

   Sepulang sekolah, Andira menemukan Ari yang masih mengenakan helmnya. Andira mulai penasaran pada wajah yang berada di balik helm full face itu.

  "Ari, gue mau ganti warna rambut." Ucap Andira ketika mereka berdua sampai di rumah Andira.

  "Ganti baju." Suruh Ari.

   Andira turun dari motor Ari namun ia tak masuk ke rumah.

  "Buka helm lo!" Perintah Andira.

   Ari menggeleng.

  "Yaudah, mulai besok lo gak perlu anter jemput gue lagi!" Andira menghentakkan kakinya lalu berbalik untuk memasuki rumah.

  "Queen," panggil Ari.

  "Nama gue Andira!" Andira berbalik dan menemukan banyak lebam di wajah Ari.

  "Ari! Lo kenapa?" Andira berlari menghampiri Ari dan refleks ia menyentuh wajah Ari.

  "Ceritanya panjang." Ucap Ari.

  "Gue punya waktu." Andira menarik Ari untuk masuk ke rumah.

  "Ya Ampun non, ini den Ari kenapa bisa begini?" Tanya Mbak Siti kaget.

  "Mbak, tolong ambilin air anget, kain, sama hansaplas." Ucap Andira.

  "Duduk!" Ucap Andira galak.

   Ari menurut. Ia duduk di sofa berwarna hitam milik papa Andira yang berada di ruang tamu.

  "Dasar tukang cari gara-gara!" Kesal Andira.

ANDIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang