Part 3

425 13 4
                                    


"Jangankan ninggalin, punya niatan buat ninggalinnya aja ngga."

"Dir, lo kok bareng Dodit?" Adit terheran melihat Andira dan Dodit keluar bersamaan.

"Oh iya gue lupa bilang. Gue mau kerkel sama dia sama Yunisah juga." Andira buru-buru menarik lengan cewek yang berada di belakangnya.

"Dimana?" Pandangan tajam Adit tak lepas dari dodit.

"Di rumahnya Dodit."

"Gue ikut." Sahut Adit cepat.

"Gue gak berdua kok sama Dodit, kan ada Yunisah juga." Jelas Andira.

Adit menghela napas, ia menatap Andira yang juga sedang menatapnya.

"Yaudah." Adit menatap Dodit.

Wah perasaan gue nggak enak, pikir Andira.

"Gue tetep ikut!" Adit membawa tangan Andira dalam genggamannya.

"Sudah kuduga." Gumam Andira.

Di rumah Dodit, Adit terus mengamati pergerakan Dodit. Kalau Dodit sampai curi-curi kesempatan, matilah dia!

"Dit, udalah gausah natap Dodit begitu." Tegur Andira.

"Gue masih gak rela kalo cewek gue dia lirik lirik."

Andira hanya menghela napas pasrah.

  "Dir, mau mampir ke taman dulu nggak senerntar?" Adit memelankan kecepatan motornya.

  "Yaudah." Sahut Andira meng-iya kan.

   Di taman.

  "Dir lo turun duluan." Suruh Adit.

   Andira mengangguk meng-iyakan.

  Adit memarkirkan motornya tak jauh dari tempat Andira duduk.

  "Dir mau es krim?" Tanya Adit sambil membenarkan letak rambutnya.

  "Mauu." Jawab Andira semangat.

  "Yaudah tunggu bentar ya." Adit berjalan menjauh dari Andira untuk menghampiri pedagang es krim dekat situ.

   Pandangan Andira tertuju pada seorang cowok yang memakai seragam SMA sambil berjongkok di depan anak kecil yang sedang menangis.

  "Kamu jangan nangis, kakak kasih permen nih." Cowok itu menyodorkan permen kepada anak kecil di hadapannya.

   Ih anjir dia orang jahat bukan sih? Pikir Andira.

  "Dir? Diraa woi!" Panggil Adit berulang-ulang.

   Andira baru menyadari bahwa Adit sudah kembali dengan 2 es krim yang berada di genggamannya.

  "Lo bengongin apa sih?" Tanya Adit penasaran.

  "Itu, tadi gue liat anak kecil dikasih permen sama orang as—" ucapan Andira terhenti ketika ia melihat si anak kecil sudah tak lagi bersama cowok tadi.

ANDIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang