"Ri, lo kapan masuk kuliah?" Tanya Andira sambil memotong daging miliknya."Bulan depan, mungkin." Jawab Ari sambil mengambil alih pisau dan daging milik Andira.
"Lo keterima dimana? Udah ada pengumumannya kan?" Tanya Andira lagi.
"Australian National University." Ujar Ari sambil menyuapkan satu potongan kecil daging milik Andira kepada Andira.
"Itu kampus paling populer ya disini?" Tanya Andira sambil mengunyah makanannya.
"Bisa dibilang begitu." Ujar Ari sambil memakan makanannya.
"Sama dong, gue juga keterima di kampus yang lumayan populer sih di indonesia." Ujar Andira semangat.
"Dimana?" Tanya Ari.
"UI, keren kan?" Ujar Andira menyombongkan diri.
"Kenapa kamu bilang kamu nggak kuliah?" Tanya Ari bingung.
"Gue ngambil jurusan arsitek, tapi setelah di pikir-pikir, gue nggak terlalu tertarik buat kuliah, gue pengen aja jadi penulis, sesekali ngegambar, yaa lagian kalau kuliah pun gue di indo sama siapa?" Celoteh Andira panjang lebar.
"Pacar kamu?"
"Gue punyanya tunangan, lo ga liat cincin gue?" Tanya Andira sambil menunjukkan cincinya.
"Maksud saya Adit." Ujar Ari sambil menatap Andira.
"Ri, bisa nggak kita nggak ngomongin Adit?" Ujar Andira sambil berhenti makan.
"Kamu kapan ganti warna?" Tanya Ari mengalihkan pembicaraan.
Seketika mood Andira kembali membaik.
"Kemaren dong sama Papa! Gimana? Bagus nggak?" Tanya Andira senang.
"Cute." Ujar Ari yang membuat Andira memerah.
"Ih Ari!" Andira menutup wajahnya karena malu.
"Kamu mau mulai kapan?" Tanya Ari.
"Lusa, mungkin." Ujar Andira lalu mulai menyendokkan makannya kembali.
//
Indonesia.
"Ka, kasih tau gue dimana Andira!" Ujar Adit sambil menghadang Alika yang ingin masuk ke rumahnya.
Alika menghela napas. "Dit, jangan egois, cinta itu nggak bisa di paksain."
"Nggak, gue nggak akan biarin Andira jatuh cinta sama orang lain selain gue!" Ujar Adit keras kepala.
Alika hanya menghela napas sebelum berbalik untuk menaiki mobilnya kembali.
"Lo tau kan kalau gue nggak pernah main-main? Kalau Andira nggak bisa jadi milik gue, dia juga nggak akan bisa jadi milik siapapun, jadi tunggu aja." Ujar Adit sambil tersenyum sinis lalu pergi dari hadapan Alika.
"Dit, jangan ganggu Andira." Ujar Alika sambil mencekal pergelangan tangan Adit.
"Oke kalau itu mau lo." Ujar Adit sambil tersenyum aneh.
Perasaan Alika tiba-tiba tidak enak, ia membuka pagar dan langsung memasukkan mobilnya.
//
Canberra.
Saat sedang bersantai di rumah milik papanya, Ari tiba-tiba datang dengan membawa beberapa tas jenjengan elektronik.
"Bawa apaan lo?" Tanya Andira kepada Ari yang masih berdiri.
"Ga nyuruh duduk?" Tanya Ari yang membuat Andira memutar bola matanya.
"Silahkan duduk, Mr. Ice!" Ujar Andira sambil menyuruh Ari duduk.
Ari duduk lalu meletakkan semua barang yang ia bawa di atas meja.
"Dipake ya." Ujar Ari.
Andira tertarik untuk melihat apa saja yang ada di dalam tas jenjengan itu.
"Ri, lo serius? Ini kan mahal." Ujar Andira sambil mengeluarkan MacBook yang Ari beri.
"Sebagai permintaan maaf." Ujar Ari sambil sedikit tersenyum.
"Gue bisa beli sendiri kok." Ujar Andira sambil memasukkan MacBooknya kembali.
"Saya udah beli, masa mau saya jual lagi." Ujar Ari yang membuat Andira teringat tentang mobil lamborghini yang Ari jual waktu itu.
"Yaudah gue terima, tapi ini yang terakhir ya, lo nggak boleh beliin gue apapun lagi, gue nggak mau pake uang lo terus." Ujar Andira sambil membuka MacBooknya.
"Yaudah, ayo kita nikah." Ujar Ari dengan wajah datar.
"Ri, ini kedua kalinya lo bercanda kek gitu." Ujar Andira sambil menyalakan MacBooknya.
"Satu lagi, buat ngegambar." Ujar Ari sambil membuka jenjengan satunya dan mengeluarkan Ipad model terbaru beserta pennya.
"Ih Ri, gue kemarin abis lihat yang ini! Gue suka banget!" Ujar Andira sambil beralih ke Ipadnya.
"Saya pulang, ada banyak hal yang harus di urus." Ujar Ari sambil mengacak puncak kepala Andira.
Ada raut kecewa di wajah Andira, namun ia buru-buru menutupinya. "Yaudah, tiati ya!" Ujar Andira sambil tersenyum.
Ari hanya mengangguk lalu pergi dari rumah Andira.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANDIRA
Teen FictionAndira Jaqueenly, cewek menyedihkan yang pernah ada karna punya pacar yang modelannya kek orang ga waras. "Gue mah bangga punya cewek kek lo, gue nih punya cewek setia." - Aditya nandana. "Lah lo apa yang harus di banggain? Gue nih punya cowok gil...