Part 25

245 11 0
                                    

"Sekuat apapun lo menahan, yang pergi bakal tetep pergi dan yang dateng bakal tetep dateng."

   Pagi hari, Andira terbangun karna cipratan air yang mengenai wajahnya. Andira mengerjapkan matanya berkali-kali dan betapa terkejutnya saat yang ia lihat pertama kali adalah Ari yang bertelanjang dada.

  "AAAAA!" Pekik Andira.

  "Semalem, kamu salah kamar." Ari berjalan santai ke lemari pakaiannya untuk mengambil seragam putih.

  "Lo kenapa gak bangunin gue?!" Andira duduk sambil melotot galak.

   Ari berbalik, dengan kaget Andira langsung memejamkan matanya.

  "Kata Ayah, saya nggak boleh ganggu kamu tidur." Ucap Ari datar. Ia mengancingi seragam putihnya sambil menatap Andira yang sedang memejamkan matanya.

  "Tapi lo ganggu gue!" Bentak Andira.

  "Nggak sengaja," Ari mengambil tasnya yang tergeletak di dekat kasur.

  "Saya tunggu di bawah, kalo kamu tidur lagi bakal saya bangunin pake ini." Ari mengusap rambut nya yang basah dengan cepat sehingga menyebabkan cipratan air yang mengenai Andira.

  "Ih Ari!" Kesal Andira. Ia masih memejamkan matanya sambil mengelap cipratan air dari rambut Ari.

  "Lima belas menit sebelum jam tujuh." Ari langsung keluar.

  "Gue kesiangan!" Andira membuka matanya dan ia berlari keluar dari kamar Ari menuju kamar di sebelahnya.

   Jam tujuh kurang lima menit, Andira turun ke bawah dengan rambut yang ia kuncir asal dan dasi yang belum terpasang rapih.

"Queen, sarapan?" Tanya Oom Angga.

"Di sekolah aja Oom, aku udah kesiangan." Andira masih sibuk memasang dasinya.

"Pasang dasi aja masih belum bener." Ari membantu Andira memasang dasinya.

Andira terpaku beberapa detik dengan perlakuan Ari.

"Makan kamu udah saya masukin ke kotak makan." Ari menunjuk kotak makan berwarna biru yang ada di meja makan dengan dagunya.

"Oom, aku berangkat ya." Andira menyalami Oom Angga dengan kaku.

"Hati-hati," Oom Angga tersenyum.

Andira mengangguk lalu menyusul Ari yang sudah di motornya.

Sesampainya di parkiran, Andira menatap gerbang sekolah yang sudah tertutup rapat.

"Buruan turun." Suruh Ari.

"Gak mau ah. Udah di mulai lagian upacaranya." Andira melipat tangannya di depan dada.

"Saya mau turun, kalo kamu nggak turun motornya bakal jatoh." Ari membuka helm full facenya.

Andira turun dari motor.

"Lo mau ngapain?" Tanya Andira.

Ari tak menjawab, ia menarik pergelangan tangan Andira ke pos satpam.

"Tunggu di sini."

Ari masuk ke pos satpam dan Andira sedikit melihat Ari yang sedang bernegosiasi dengan satpam.

"Hei ungu!" Panggil Pak Satpam.

Andira menoleh.

"Ayo ikut saya." Pak Satpam itu jalan mendahului Andira.

Andira masih bingung, apa yang sebenarnya Ari bicarakan tadi?

"Saya ke sekolah dulu, kamu jangan bikin masalah." Ari mengacak pelan rambut Andira.

ANDIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang