Part 42

213 11 0
                                    


"Jangan takut, disini ada gue yang siap sedia ngeremukin badan orang yang berani nyakitin lo."

Setelah sekian lama Adit tidak muncul di hadapan Andira, hari ini, senin, pukul 10:00 Adit menampakkan dirinya lagi di hadapan Andira dengan wajah penuh penyesalan.

"Dir," panggil Adit.

"Sorry ya, gue harus nyusul Alika di kantin." Sahut Andira tak ingin memperpanjang pembicaraannya dengan Adit.

"Gue nyesel."

Deg!

Jantung Andira berdetak lebih cepat dari bisanya.

"Lo masih bisa terima gue kan?" Tanya Adit sambil berdiri tepat menghalangi jalan Andira untuk ke kantin.

"Gue udah punya cowok kalo lo inget." Ucap Andira ketus lalu berjalan menerobos bahu Adit.

"Dir, kita belum putus!" Ucap Adit ngeyel.

"Gue gak peduli!" Andira masih berjalan tanpa menghiraukan ucapan Adit.

"Pulang sekolah gue tunggu lo di gedung bekas lantai 3!" Ucap Arra sambil menabrakkan bahunya ke bahu Andira.

"An*jing! Kurangajar ya lo!" Andira berbalik untuk menghampiri Arra dan menarik lengan bajunya.

"Apaan sih? Lepasin baju gue, jalang!" Ucap Arra sambil berusaha melepaskan tarikan bajunya.

"Jaga ya mulut lo an*ing!" Bentak Adit dari kejauhan lalu ia berjalan untuk menghampiri keduanya.

"Kenapa sih lo lebih milih dia?" Rengek Arra.

"Jaga bicara lo sama cewek gue ya!" Adit menatap Arra tajam.

Andira yang sudah mereda emosinya langsung melepaskan tangannya dari baju Arra lalu pergi dari sana.

"Dir tungguin gue!" Teriak Adit dari kejauhan.

Sudah cukup, Andira sudah tak mau mendengar apapun dari Adit.

"Queen?" Panggil Ari yang ke sekian kalinya.

"Ha? Apa Ri?" Andira menatap Ari dengan tatapan yang kosong.

"Kamu kenapa?" Tanya Ari.

Andira menggeleng lalu turun dari motor Ari.

"Makasih ya." Andira langsung masuk ke rumahnya.

Andira mengganti bajunya dengan baju santai lalu ke meja makan untuk makan siang bersama Papanya.

"Ari tidak makan siang bersama?" Tanya Adrian yang melihat Andira sedang melamun.

"Ha? Apa Pa?" Tanya Andira yang baru tersadar dari lamunanya.

"Kamu kenapa? Ada yang di pikirin?" Tanya Adrian sambil menatap setiap gerak gerik aneh Andira.

"Kunci mobil aku mana Pa?" Tanya Andira tiba-tiba.

"Tidak bersama Ari?" Tanya Adrian sambil menyerahkan kunci mobil milik Andira.

"Urusan cewek." Andira langsung mengambil kunci mobilnya lalu pamit kepada Adrian.

Setelah sampai di gedung bekas, Andira langsung naik ke lantai 3 untuk memastikan apa yang ingin Arra bicarakan kepadanya.

"Kok sep—"

Bugh!

Kepala Andira di pukul menggunakan kayu dari belakang sehingga Andira tidak sadarkan diri.

ANDIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang