"Gimana malam minggu kali ini? Ada yang spesial?Suasana di rumah sama sekali tidak berubah. Masih persis seperti pada saat terakhir kali ia meninggalkan rumah dan berakhir di rumah sakit.
"Pelan-pelan non, Mbak bantu." Ucap Mbak Siti sambil mencoba menuntun Andira.
"Saya bisa sendiri Mbak." Ucap Andira sambil melepaskan diri dari tuntunan Mbak Siti.
"O-oke non." Mbak Siti berjalan selangkah di belakang Andira.
"Mbak, nanti tolong telponin Alika ya, bilang kalo saya udah pulang." Ucap Andira lalu masuk ke dalam kamarnya.
Mbak Siti mengangguk lalu berjalan cepat untuk mengambil ponselnya dan mengetikkan nomor telpon yang berada di kertas putih yang Andira berikan sebelum pulang ke rumah.
Setelah beberapa jam, Alika datang dengan wajah khawatirnya.
"Dir, ko lo udah pulang? Lo udah baikan? Udah nggak sakit?" Tanya Alika seperti keran bocor.
"Jan banyak bacot Ka, pusing gue dengernya." Andira berusaha untuk bangkit dari tidurnya.
"Pelan-pelan." Ucap Alika sambil membantu Andira untuk duduk.
"Ada yang mau gue omongin sama lo." Andira menatap Alika serius.
"A-apa?" Tanya Alika gugup.
"Gue liat Adit di rumah sakit."
Alika menggigit bibir dalamnya.
"Gue nggak halusinasi kan? Ini bukan sekali dua kali Ka, ini lebih." Ucap Andira ngotot.
"Yang bener?" Tanya Alika.
"Iya, oke lah mungkin gue halusinasi kalo cuma liat dia di pintu atau di luar kamar gue, ini nggak Ka, dia ada di samping gue."
Alika menggaruk tengkuknya yang tidak gatal karena bingung harus berbuat apa.
"Ka, lo liat Adit juga kan di sana?" Tanya Andira.
"Lo yakin itu beneran Adit?" Tanya Alika ragu.
"Gue yakin seratus persen!" Ucap Andira benar-benar yakin.
"Lo nggak perlu mikirin hal kek gitu, lo fokus aja sama kesehatan lo." Alika duduk di samping Andira sambil mengelus punggung Andira.
"Tapi Ka,"
"Sst, lo mau nitip apa? Mario lagi di jalan, katanya mau kesini."
"Cokelat aja." Jawab Andira lesu.
"Oke!" Sahut Alika ceria.
//
"Anak Ayah, mau kemana sih malem-malem gini?" Tanya karel yang sedang duduk di teras rumah.
"Biasa, mau nongkrong sama temen." Jawab Adit sambil duduk di sebelah Ayahnya.
"Pacar kamu itu orang mana? Kok nggak pernah di bawa ke rumah?" Tanya Ayahnya penasaran.
"Belum sempet aja mungkin." Jawab Adit sembil tertawa ringan.
"Kata Bunda kamu pacaran udah lama ya?"
"Bunda mah ember nih." Ucap Adit.
"Heh, kalo kedengeran nanti Bunda ngamuk loh."
"Jangan sampe kedengeran." Ucap Adit sambil cekikikan.
"Pantesan waktu kelas dua Bunda udah jarang di panggil BK, taunya kamu lagi adem-ademnya punya pacar ya?" Goda Ayahnya.
"Ih Ayah, Adit masih sering tau di panggil BK, itu mah karena Adit nggak sering berantem aja di sekolah."
KAMU SEDANG MEMBACA
ANDIRA
Teen FictionAndira Jaqueenly, cewek menyedihkan yang pernah ada karna punya pacar yang modelannya kek orang ga waras. "Gue mah bangga punya cewek kek lo, gue nih punya cewek setia." - Aditya nandana. "Lah lo apa yang harus di banggain? Gue nih punya cowok gil...