Part 22

240 10 0
                                    


"Sakit sih, tapi masih sayang, gimana dong?"

"Queen, pakai pakaian yang rapih. Papa tunggu di mobil sekarang." Adrian menutup kembali pintu kamar Andira.

Andira menghela napas. Ia berdiri dari tidurnya lalu berganti pakaian. Setelah berganti pakaian, Andira menghampiri papanya yang sudah menunggu di mobil.

  "Mau kemana?" Tanya Andira.

  "Suatu tempat." Sahut Adrian. Ia melajukan mobilnya.

   Di mobil, tak ada percakapan antara Bapak dengan anak.

   Butuh 30 menit untuk sampai di tempat yang papanya maksud.

  "Kan makan di rumah juga bisa Pa." Andira mendadak menjadi sebal karna mobil papanya berhenti di sebuah restoran.

   Adrian tidak menjawab, ia turun dari mobil lalu mengitari mobilnya untuk membukakan Andira pintu.

  "Aku bisa buka sendiri." Kesal Andira.

   Adrian membawa Andira dalam genggamannya dan memasuki restoran.

  "Maaf lama, jalanan macet." Ucap Adrian kepada kedua orang yang sudah duduk di kursinya.

   Mendadak perasaan Andira menjadi tak enak.

  "Tak apa, kita juga baru sampai." Ucap Orang itu. Mereka berdua berdiri secara bersamaan.

  "Oh iya Queen kenalkan, ini Oom Angga." Ucap Adrian.

   Dengan senyum kaku Andira menyalami orang di hadapannya.

  "Dan ini Anaknya," ucap Adrian lagi.

   Andira hanya menatap orang di hadapannya dengan datar.

  "Saya Arion." Orang di hadapannya mengulurkan tangannya ke Andira.

   Dengan kaku Andira menyalami orang di hadapannya.

  "Kita mulai saja makannya." Ajak Oom Angga.

   Papa Andira mengangguk lalu duduk di kursi yang sudah di sediakan dan Andira yang mengikuti.

Setelah selesai makan malam, Adrian berdehem untuk menghentikan Andira yang sedang bermain handphone.

"Mungkin karna Arion sudah diberitahu oleh Oom Angga, sekarang papa akan memberitahu kamu satu hal."

Andira menyimpan ponselnya di atas meja lalu menoleh ke Papanya.

"Arion ini laki-laki yang akan menjadi teman hidup kamu."

Andira tersentak kaget. Ia melirik Arion dengan kedua bola matanya yang hampir keluar.

"We need to talk." Ucap Andira dingin kepada Adrian.

Mereka berdua berdiri dan Adrian yang permisi sebentar kepada Angga untuk berbicara dengan putri bungsunya.

"Papa serius mau jodohin aku sama dia?" Tanya Andira heran.

"Papa sudah beri kamu ruang untuk menyelesaikan patah hati kamu." Jawab Adrian.

Andira menautkan kedua alisnya karna heran.

"Papa tau mengapa kamu mengecet rambut kamu dan semua hal aneh yang terjadi hingga saat ini." Ucap Adrian menjawab kebingungan Andira.

Andira menepuk jidatnya. Ia sangat bodoh kalau berpikir papanya tak akan tau tentang dirinya dengan Adit. Papanya pasti punya lusinan kenalan untuk mencaritahu tentang dirinya.

ANDIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang