"Kalo lo bisa bikin muka datar gue ini senyum, berarti lo udah berhasil bikin gue jatuh cinta."Hari libur telah tiba, yang Andira lakukan hanyalah berpikir keras bagaimana caranya agar ia bisa menghentikan pertunangannya dengan Ari malam ini. Iya, Andira akan bertunangan dengan Ari malam ini karena Papanya.
"Queen, gaun milikmu sudah sampai?" Adrian duduk disamping Andira sambil membawa satu cup eskrim.
"Pa, tolong dong, aku nggak mau bikin Ari sakit hati." Andira menatap Adrian dengan wajah yang berkaca-kaca.
"Queen, jangan bohongi hati kamu." Adrian menyampirkan anak rambut yang menghalangi pandangan Andira.
"Aku nggak bohong Pa, aku masih sayang sama Adit!" Sahut Andira ngotot.
"Dia yang bikin kamu sakit hati?" Ucap Adrian menusuk.
"Dulu Adit baik kok sama aku, mungkin dia lagi khilap aja." Balas Andira cuek.
"Khilap? Dia yang peluk-pelukan sama cewek lain di mall?"
Ucapan Adrian membuat Andira melotot. Bagaimana bisa Papanya tau?
"Kenapa? Kamu kaget?"
"Ngg-nggak." Andira pura-pura melihat ke arah lain.
"Kenapa kamu sibuk mempertahankan dia yang sudah tak peduli denganmu nak?" Adrian menatap Andira sedih.
"Pah jangan gitu dong." Andira memeluk Adrian.
"Ari, dia laki-laki yang susah payah membuat mu lupa dengan rasa sakit."
"Tanyakan hatimu, biarkan dia yang memilih kali ini." Adrian menyudahi pelukan dari Andira lalu berdiri dari duduknya.
"Sebentar lagi Arven dan Alana akan datang, segeralah mandi." Adrian pergi begitu saja.
Andira menghela napas. Ia sangat bingung.
Setelah Andira mandi, Arven, Alana dan Sammy sampai di rumahnya.
"De, baru mandi ya?" Alana duduk di sofa sambil tersenyum.
"Iya Kak, Sammy mana?" Andira menyalami Alana.
"Itu sama Arven di depan."
"Kakak nggak nyasar kan?" Andira ikutan duduk disamping Alana.
"Nggak dong, kan ada Abang Arven!" Arven datang sambil menggendong Sammy.
"Dih songong banget lo!" Andira mendengus.
"Ah bacot, Sam, tante kamu tuh banyak bacot yak, yuk ah ke kamar aja biar nggak dengerin bacotan tante kamu." Ucap Arven kepada Sammy.
"Kurang ajar lo!" Andira berdiri dari duduknya.
"Ay," panggil Alana.
Arven mendengus. "Iya iya."
"Hahaha jinak banget kak!" Andira tertawa.
"Awas ye lu!" Arven melotot.
"Ayy," panggil Alana lagi.
"Iye iyee." Arven memutar kedua bola matanya.
"Ven, daritadi?" Tanya Adrian yang baru datang.
"Barusan Pah," Arven mencium tangan Adrian.
"Ih cucu opa ganteng banget!" Tiba-tiba suara Adrian berubah.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANDIRA
Teen FictionAndira Jaqueenly, cewek menyedihkan yang pernah ada karna punya pacar yang modelannya kek orang ga waras. "Gue mah bangga punya cewek kek lo, gue nih punya cewek setia." - Aditya nandana. "Lah lo apa yang harus di banggain? Gue nih punya cowok gil...